21 Mei 1998: Momen Presiden Soeharto menyatakan berhenti

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

21 Mei 1998: Momen Presiden Soeharto menyatakan berhenti
Setelah 18 tahun Soeharto turun, bagaimana nasib reformasi semangat yang diperjuangkan?

JAKARTA, Indonesia – Pidato itu bertajuk, “Pernyataan Berhenti Sebagai Presiden Republik Indonesia.” Berikut isinya:

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Sejak beberapa waktu terakhir saya mengikuti dengan cermat perkembangan situasi nasional kita, terutama aspirasi rakyat untuk mengadakan reformasi di segala kehidupan berbangsa dan bernegara.  Atas dasar pemahaman saya yang mendalam terhadap aspirasi tersebut dan terdorong oleh keyakinan bahwa reformasi itu perlu dilaksanakan secara tertib, damai dan konstitusional.

Demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa serta kelangsungan nasional, saya telah menyatakan rencana pembentukan Komite Reformasi dan mengubah susunan Kabinet Pembangunan VII, namun demikian kenyataan hingga hari ini menunjukkan Komite Reformasi itu tidak dapat terwujud karena tidak adanya tanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukan komite tersebut.

Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi dengan cara sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidak dapat diwujudkannya Komite Reformasi maka perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak diperlukan lagi.

Dengan memperhatikan keadaan di atas saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik.  Oleh karena itu dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan DPR dan pimpinan fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998.

Pernyataan saya berhenti dari jabatan sebagai presiden RI saya sampaikan di hadapan saudara-saudara pimpinan DPR dan juga pimpinan MPR pada kesempatan silaturahmi.

Sesuai dengan Pasal 8 UUD 1945, maka Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Ir. B.J. Habibie yang akan melanjutkan sisa waktu jabatan presiden/mandataris MPR 1998-2003. Atas bantuan dan dukungan rakyat selama saya memimpin negara dan bangsa Indonesia ini, saya ucapkan terima kasih dan minta maaf bila ada kesalahan dan kekurangan-kekurangannya.  Semoga bangsa Indonesia tetap jaya dengan Pancasila dan UUD 1945.

Mulai hari ini pula Kabinet Pembangunan VII demisioner dan kepada menteri saya ucapkan terima kasih.  Oleh karena keadaan tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan pengucapan sumpah di DPR, maka untuk menghindari kekosongan pimpinan dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, kiranya Saudara Wakil Presiden sekarang juga akan melaksanakan pengucapan sumpah jabatan presiden di hadapan Mahkamah Agung RI.

Rakyat Indonesia menyaksikan pidato yang disiarkan stasiun TVRI, pada jam 09.00 WIB.  Begitu juga penulis.  Ada rasa tidak percaya, khawatir dan lega, berkecamuk jadi satu.  Khawatir jika di tengah pergantian kekuasaan ada yang membuat kekacauan dengan menggunakan kekuatan.  Alhamdulillah tidak terjadi.

Panglima ABRI Jendral TNI Wiranto mengambil alih mikrofon dan menyatakan akan menjaga keadaan.  Dia juga akan melindungi Soeharto dan keluarganya.

Malam sebelumnya Wiranto mengatakan kepada Kepala Staf Sosial Politik ABRI, Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa dirinya bersama-sama ABRI akan mengantarkan pergantian presiden dari Pak Harto ke Wakil Presiden Habibie lewat sebuah proses yang konstitusional.

Mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR bersorak gembira.  Banyak yang meneteskan air mata haru.  Ruang redaksi media pun diliputi euforia yang sama.  Sulit untuk percaya akhirnya gerakan reformasi berhasil menumbangkan Soeharto dari kekuasaan selama 32 tahun.

Apa yang sebenarnya terjadi pada malam 20 Mei 1998 jelang keputusan penting Soeharto dapat dibaca di sini.

Setelah pidato Soeharto, B.J. Habibie disumpah sebagai Presiden RI.

Kini, 18 tahun Soeharto tumbang.  Sejak itu kita punya lima presiden.  Apakah tuntutan reformasi yang diteriakkan para demonstran 1998 itu terwujud? Sebagian iya.  Sebagian mulai nampak berjalan mundur.

Ketika membuat film dokumenter “Setelah 15 Tahun Reformasi”, sutradara Tino Saroengallo menemui sejumlah pelaku lapangan.  Mereka tersebar di berbagai kota.   Menurut Tino, pesan dari film itu adalah, “reformasi telah gagal.”  Jawabannya bisa dicari di tautan ini.  -Rappler.com

BACA JUGA: 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!