Masjid Ahmadiyah di Kendal dirusak massa

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Masjid Ahmadiyah di Kendal dirusak massa

AFP

Perusakan itu mengakibatkan kondisi masjid porak-poranda, Al-Qur'an bertebaran di lantai

JAKARTA, Indonesia (UPDATED2) — Masjid Ahmadiyah di Desa Gemuh, Kendal, Jawa Tengah rusak diamuk massa tak dikenal pada Minggu malam, 22 Mei.

Tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden ini. 

Ketua Pemuda Ahmadiyah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Roy Attaul Djamil, mengatakan masjid tersebut sebenarnya sudah lama mangkrak.

“Pembangunan baru dimulai lagi beberapa bulan lalu,” kata Roy kepada Rappler saat dihubungi lewat telepon, Senin pagi, 23 Mei. 

DIRUSAK. Masjid Ahmadiyah di Desa Gemuh, Kendal, Jawa Tengah, dirusak sekelompok orang tak dikenal, Minggu malam, 22 Mei. Foto oleh Warta Sejuk.

Namun sejak awal dibangun lagi, pihak Ahmadiyah sudah mendapat intimidasi dari pihak-pihak yang tak suka dengan kelompok mereka. Kepala desa setempat juga menyampaikan bahwa warga dari desa sebelah tak berkenan masjid itu dibangun. 

Tapi pembangunan tetap dilanjutkan hingga Minggu siang kemarin. Meski beberapa tukang mengundurkan diri karena tak tahan dengan intimidasi. 

Puncaknya terjadi pada Minggu pukul 22:30 WIB. Menurut keterangan pengurus Ahmadiyah lainnya, Asep Jamaluddin, sekelompok orang merusak masjid di bawah kucuran hujan deras. Perusakan itu mengakibatkan kondisi masjid porak-poranda, menyebabkan Al-Qur’an bertebaran di lantai. 

BERTEBARAN. Al-Qur'an dan buku agama lainnya bertebaran di lantai masjid Ahmadiyah di Kendal, Jawa Tengah yang dirusak massa. Foto oleh Warta Sejuk.

Baru pada Senin pagi, Ketua Ahmadiyah Gemuh, Tazis, mengumumkan berita tersebut kepada pengurus yang lain. 

Hingga saat ini pengurus Ahmadiyah tidak mengetahui dengan pasti kelompok yang telah merusak masjid mereka. 

Perbedaan harus diselesaikan secara hukum

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pihaknya telah menugaskan kepala kantor Kementerian Agama Jawa Tengah untuk menurunkan tim untuk mengidentifikasi dan mencari solusi atas kejadian tersebut.

“Kalau benar ada pengrusakan masjid, makan amat disayangkan ada kejadian itu,” kata Lukman dalam pesan singkatnya ke Rappler.  

“Menghadapi perbedaan yang timbulkan sengketa, hendaknya semua kita membawa dan menyelesaikannya melalui proses hukum, bukan dengan main hakim sendiri apalagi dengan kekerasan.” 

Reaksi umat Islam

 

Aksi perusakan masjid Ahmadyah itu juga mendapat reaksi keras dari umat Islam. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menyebut tindakan anarkistis tersebut sebagai kejahatan yang harus diusut oleh aparat penegak hukum.

 

Ketua PWNU Jawa Tengah, Abu Hafsin mengatakan apapun alasan yang dipakai warga untuk merusak masjid milik Ahmadyah tidak dapat dibenarkan.

 

“Walaupun aliran agama yang dianut jemaat Ahmadyah dianggap menyimpang, warga tak boleh merusak sebuah tempat ibadah apalagi yang dirusak itu masjid. Jangan sekali-kali merusak masjid,” katanya saat dihubungi Rappler pada Senin, 23 Mei.

 

Ia menduga pengrusakan masjid Ahmadyah kemungkinan besar dipicu ketidaksenangan segelintir orang terhadap ajaran yang disebarkan oleh Ahmadyah.

 

Namun, dalam hukum Islam maupun hukum di Indonesia, aksi pengrusakan itu telah mengganggu kebebasan beragama yang dianut oleh setiap warga negara.

 

Ia pun mendesak polisi untuk menindak tegas oknum-oknum yang sengaja merusak masjid Ahmadyah di Kendal.

 

Negara wajib lindungi Ahmadyah

 

Negara, kata Abu, wajib melindungi jemaat Ahmadyah yang terzhalimi akibat ulah orang-orang tak bertanggungjawab.

 

“Negara harus turun tangan untuk melindungi Ahmadyah. Kalau ada yang bilang jemaatnya mengajarkan sesat dan menyimpang, buktikan dong di pengadilan. Jangan main hakim sendiri. Itu kriminal namanya,” kata Abu.

 

“Polisi harus terjun ke lokasi untuk mengusut tuntas dalang dibalik pengrusakan masjid tersebut,” sambungnya.

 

Sementara itu, Ketua MUI Jateng, Ahmad Daroji menyesalkan tindakan anarkistis yang dilakukan terhadap jemaat Ahmadyah tersebut.

 

Ia heran mengapa Ahmadyah untuk kesekian kalinya menjadi sasaran amuk massa, padahal selama ini situasi di Kendal tergolong adem ayem.

 

“Saya akan kumpulkan keterangan dari tokoh agama setempat kenapa hal-hal ini masih saja terjadi. Kita sebentar lagi mau puasa, sebaiknya jauhilah tindakan kekerasan dan mari bermusyawarah untuk menyelesaikan setiap persoalan,” ujar Daroji.

 

Sementara menurut seorang saksi mata, Kusnuyatin, perusakan masjid milik jemaat Ahmadyah itu dilakukan orang tak dikenal dalam kondisi hujan deras pada Minggu dini hari.

 

Seingatnya, saat itu ada ratusan orang yang mendatangi masjid Ahmadyah dengan baju basah kuyup. “Posisi saya semalam di rumah tidak berani lihat keluar,” katanya.

 

Sedangkan Kepala Desa Purworejo Ali Muhtadi mengakui kalau sebelumnya ada warga desanya yang menolak pembangunan masjid milik Ahmadyah. Masjid itu, dalam kondisi setengah direnovasi karena lama mangkrak.

 

“Tapi, saat warga melihat masjid direnovasi akhirnya tersulut emosi. Beberapa orang marah dan merusak bangunannya. Yang merusak ada banyak orang dan apakah itu semua warga saya, saya tidak kenal karena situasinya hujan deras,” ucap Ali. – dengan laporan Fariz Fardianto/Rappler.com

 

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!