Bentrok suporter PS TNI vs Persegres Gresik United terjadi karena salah paham

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

PS TNI berjanji akan membina anggotanya yang terlibat bentrok.

Seorang anggota Garnisun (kanan) dan Anggota Polantas berusaha mencegah pendukung Persegres Gresik United usai berlangsungnya lanjutan pertandingan Torabika Soccer Championship (TSC) di Gelora Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Minggu (22/5). Pertandingan antara Persegres Gresik United melawan PS TNI terhenti akibat bentrok kedua pendukung berawal dari aksi seorang pendukung Persegres yang mencopot spanduk dukungan PS TNI. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pd/16

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Pendukung Persegres Gresik, Ultrasmania, tak mau disudutkan dalam kericuhan dengan suporter PS TNI, dalam laga Indonesia Soccer Championship (ISC) A di Stadion Petrokimia, Gresik, pada Minggu, 22 Mei.

Mereka justru menganggap suporter lawan yang memulai kericuhan.

Sumber di internal pendukung Gresik yang terlibat kericuhan secara langsung memberikan kronologisnya secara detail. Intinya, semuanya berawal dari kesalahpahaman. Mereka lantas diserang suporter PS TNI.

Dari penjelasannya, kejadian berawal saat suporter PS TNI seluruhnya ditempatkan di sektor 6 (tribun belakang gawang sisi selatan). Sektor 5, yang biasanya tempat tribun gerak Ultras Gresik, dikosongkan.

“Sebenarnya ultras keberatan. Sebab, di sanalah tempat untuk mendukung dan bernyanyi. Akhirnya, tribun gerak memilih boikot. Semua drum dibawa ke luar,” kata sumber tersebut.

Setelah itu, di depan sektor 6 ada beberapa spanduk Ultras. Suporter PS TNI keberatan. Mereka melepas dengan paksa. Ada yang sampai sobek.

Akibatnya, kondisi mulai memanas dan Ultras tidak terima. Tapi, mereka tak membalas, hanya mulai bernyanyi menyindir aksi suporter PS TNI.

“Suporter kemudian bernyanyi ndeso-ndeso (kampungan, Red.). Suporter PS TNI tidak terima, dan mulai melakukan pelemparan botol-botol ke arah Ultras. Tapi tidak kena karena jaraknya jauh, sektor 5 kan steril,” ungkapnya.

Menjelang laga dimulai, beberapa Ultras bermaksud memindahkan scaffholding – tempat dirijen Ultras biasa memimpin atraksi dan gerakan suporter– di depan sektor 5. Mereka ingin menggesernya ke sektor 4.

“Nah di situ ada spanduk PS TNI yang diikat di sana. Kawan-kawan Ultras hanya bermaksud memindahkan spanduknya, bukan melepas spanduknya. Tapi suporter PS TNI mengartikannya lain. Tanpa ada komando, mendadak hampir separuh suporter PS TNI turun ke lapangan, mengejar kawan-kawan Ultras yangg sedang akan memindahkan scaffholding,” paparnya.

“Kawan-kawan pun lari. Mereka juga merangsek ke depan sektor 4, dan aksi saling lempar bermacam benda pun dimulai. Di situ kemudian ricuh dan pertandingan sempat terhenti,” jelas sumber tersebut. 

Sejauh ini, ada 50-an korban luka yang semuanya adalah suporter Ultras Gresik. Beberapa korban dibawa ke RSUD Ibnu Sina Gresik dan RS Semen Gresik.

Klarifikasi PS TNI

Media Officer PS TNI Djoko Purwoko melihat ada pemberitaan negatif terkait insiden kemarin saat Persegres GU vs PS TNI di Gresik. 

“Kami sebagai wakil dari Manajemen Klub dan Perwakilan Suporter PS TNI mengklarifikasi kronologis kejadian sebagai bahan perimbangan tentang berita yang beredar,” ucapnya via pesan singkat.

Djoko mewakili suporter PS TNI memohon maaf kepada suporter Persegres Gresik United atas insiden tersebut. Mereka berjanji akan mendidik pendukung PS TNI. “Agar tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari,” katanya melalui rilis resmi.

Namun, Djoko tidak sepakat bila kejadian tersebut berawal dari suporter PS TNI. Menurut dia, insiden itu dipicu aksi provokasi oknum suporter Persegres GU yang bernyanyi dan meneriakkan yel yel rasis seperti, “PS TNI jancok. Aparat keparat”.

Padahal, sesuai regulasi Bab XI DISIPLIN  Pasal 55, tim tuan rumah dapat dianggap melanggar disiplin karena meneriakkan yel yel berbau rasis dan penghinaan terhadap tim tamu. Selain itu, ada spanduk rasis bertulisan Stop Arogansi Cops.

“Ada pelemparan batu dari salah satu oknum suporter Persegres GU yang berada di pinggir lapangan dan mengenai salah satu suporter PS TNI, sehingga kejadian tersebut memicu turunnya oknum Suporter PS TNI ke lapangan,” katanya.

Djoko menambahkan, sudah ada peringatan agar sektor 5 Stadion Petrokimia steril sebagai barikade jarak antar suporter. Namun, oknum suporter Gresik tetap memaksa ingin menempati Sektor 5 yang sudah menjadi kesepakatan bersama untuk dikosongkan.

“Kami dari manajemen PS TNI menyerahkan sepenuhnya kepada Komdis PT. GTS terkait insiden kemarin, karena dihadiri oleh Match Commissioner dari PT. GTS yang menyaksikan langsung di lapangan sesuai,” katanya.

 

Suporter Persegres apresiasi permintaan maaf PS TNI

 

Ketua Suporter Persegres Gresik United, Muharom, mengapresiasi permintaan maaf yang dilakukan PS TNI, dan meminta agar tidak ada dendam setelah kejadian yang menimpa keduanya.

 

“Kami juga meminta maaf kepada PS TNI untuk memaklumi jika ada suporter Persegres yang masih kecewa atas kejadian kerusuhan kemarin, dan saya berharap tidak ada dendam,” ucap Muharom dikonfirmasi dari Surabaya, Senin.

 

Muharrom sendiri sangat menyayangkan kejadian tersebut, dan berharap ke depan agar kejadian tersebut tidak akan pernah terulang kembali pada sepak bola nasional. –Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!