Indonesia

5 hal tentang Skema Inovasi Rantai Nilai di sektor agro

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal tentang Skema Inovasi Rantai Nilai di sektor agro
Program ini membidik 1 juta petani dan bertujuan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani


JAKARTA, Indonesia — Hingga empat tahun mendatang, satu juta petani dari berbagai komoditas sektor agro di seluruh Indonesia akan menjadi sasaran penerima manfaat dari Skema Inovasi Rantai Nilai yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Program ini dijalankan oleh PISAgro, yang didirikan oleh Kamar Dagang Indonesia (Kadin).

Wakil Presiden Jusuf “JK” Kalla ketika membuka acara Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro), dengan judul “Inovasi Rantai Nilai Sektor Agro Dalam Mendukung Implementasi Financial Inclussion Untuk Petani”, mengatakan bahwa petani maupun pekebun sebaiknya memiliki tabungan untuk peremajaan lahan, pada Senin, 23 Mei.  

Nyatanya tidak. Karena itu Wapres JK menyambut baik skema yang dijalankan PISAgro itu.

Seperti apa program yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani ini dijalankan?

1. Program ini adalah kemitraan terpadu yang diusung oleh pemerintah Indonesia dan Kadin yang difasilitasi pelaksanaannya oleh PISAgro, dan telah berhasil menjangkau lebih dari 445.000 petani pada 2016, dengan luas area mencapai lebih dari 350.000 hektar. 

2. Skema Inovasi Rantai Nilai bagi sektor agro merupakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Plus, sebuah skema kredit untuk petani dengan manfaat tambahan seperti pemberian biaya hidup selama masa tunggu panen. Dari tingkat partisipasi petani pada 2015, program ini menjangkau 83.000 petani dan total lahan mencapai 67.000 hektar. 

3. Program ini juga memberi dukungan infrastruktur perkebunan, penyediaan bibit dan pupuk berkualitas, pendampingan dan disiplin implementasi praktek budidaya yang baik juga akses terhadap perbankan dan edukasi literasi keuangan, pemberdayaan petani melalui koperasi serta bantuan pengurusan sertifikasi manajemen lingkungan (sustainability). 

4. Uji coba implementasi financial inclusion telah berhasil dilakukan di komoditas jagung, kelapa sawit, dan kopi, yang kemudian diikuti oleh kakao dan komoditas lain seperti padi, kedelai, kentang, hortikultura, dan karet. 

Proyek-proyek uji coba ini telah terbukti berhasil meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani rata-rata 25 persen, tergantung dari komoditas dan petani yang mengikuti program ini. 

5. PISAgro merupakan wadah kemitraan antara pemerintah Indonesia, sektor industri, dan publik yang bertujuan untuk mendukung pemerintah meningkatkan produktivitas pertanian berkelanjutan sebagai bagian dalam pembangunan ketahanan pangan di Indonesia. 

PISAgro dicetuskan pada pertemuan World Economic Forum on East Asia di Jakarta pada Juni 2011 dan dan resmi beroperasi pada 2012. Kemitraan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdangangan 

Rosan Roeslani, Ketua Kadin, mengatakan, “Petani swadaya memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia, tetapi menemui banyak kendala dalam mempertahankan apalagi meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka.”

Franky O. Widjaja, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan & Kehutanan. dan Co-Chair PISAgro, mengatakan, “Banyak petani yang membutuhkan akses pada inovasi pembiayaan berbentuk kredit dengan suku bunga terjangkau untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. 

“Komunitas keuangan memiliki peran yang sangat penting dan kita mengharapkan kolaborasi yang lebih besar dari perbankan, asuransi dan institusi lainnya untuk membantu petani mengatasi kebutuhan pembiayaan mereka. Bila petani sejahtera, Indonesia juga sejahtera.” 

PISAgro dan Kadin bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) untuk membantu memformulasikan rencana aksi terobosan dan sinergi antar lembaga serta pemangku kepentingan untuk membantu para petani memperoleh lebih banyak manfaat dari Skema Inovasi Rantai Nilai.

Muliaman D. Hadad, Ketua Umum ISEI mengatakan, “Skema inovasi rantai nilai ini sangat baik bagi petani, karena mencakup mulai dari produksi hingga konsumen (end to end). Kendala yang dihadapi petani selama ini adalah akses pembiayaan, kualitas bibit dan pupuk serta pembeli akhir dengan harga wajar.” —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!