Bagaimanakah proses kebiri kimiawi berlangsung?

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bagaimanakah proses kebiri kimiawi berlangsung?
Cairan antiandrogen mengurangi kerapatan massa tulang sehingga mudah keropos. Massa otot menurun, sementara lemak meningkat sehingga menambah resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo meneken Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No. 1, 2016 pada Rabu, 25 Mei. Peraturan tersebut merupakan perubahan kedua undang-undang No.  3, 2002 mengenai perlindungan anak.

Berdasarkan aturan baru ini, pelaku tindak kejahatan seksual terhadap anak dapat diancam hukuman mati dan penjara sampai 20 tahun. Dalam kasus tertentu, para terpidana juga bisa dikebiri dengan suntikan kimia.

Tak ayal, aturan ini banyak menuai kritik dari aktivis, terutama pada poin kebiri kimiawi. Kastrasi dianggap tidak akan efektif dan hanya memperpanjang rantai kekerasan.

Sebenarnya, seperti apa proses kebiri kimiawi itu?

Menyuntik penekan hormon

Dorongan seksual manusia, baik perempuan maupun laki-laki, muncul karena pengaruh hormon testoteron. Pada laki-laki, hormon ini diproduksi oleh testis. Dalam kastrasi fisik, testis dipotong untuk menekan produksi hormon testoteron.

 

Kebiri kimiawi tidak mengubah ataupun memotong bagian apapun dari tubuh pelaku. Pihak eksekutor akan memasukkan zat kimia antiandrogen yang dapat memperlemah hormon testosteron. Caranya bisa lewat pil ataupun suntikan. Bila hormon testosteron melemah, maka kemampuan ereksi, libido, atau hasrat seksual seseorang akan berkurang bahkan hilang sama sekali. Zat antiandrogen lazimnya digunakan untuk pengobatan kanker prostat.

Sayangnya, pengaruh kebiri kimiawi ini tak berlangsung permanen. Jika pemberian cairan dihentikan, libido dan kemampuan ereksi akan kembali berfungsi. Beberapa jenis obat yang banyak digunakan adalah cyproterone acetate dan Depo-Provera. Pengaruh obat ini ada dalam rentang 40 jam hingga 3 bulan.

Pengaruh fisik

Selain menurunkan testosteron, obat ini memiliki efek samping mempercepat penuaan tubuh. Cairan antiandrogen akan mengurangi kerapatan massa tulang sehingga mudah keropos patah. Massa otot juga menurun hingga meningkatkan lemak yang membuat rentan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Hal ini jugalah yang membuat para aktivis menolak hukuman ini sebagai jalan keluar. Bila pola pikir pemerkosa tidak diubah, maka saat libido memuncak, besar kemungkinan mereka akan mengulang lagi kejahatan ini. Selain itu, pemerkosaan juga tak dilakukan lewat penis semata.

Sejauh ini, beberapa negara yang sudah menerapkan hukuman kebiri adalah Amerika Serikat, Korea Selatan, Moldova, Estonia, Argentina, Australia, Israel, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Rusia. Namun, hukuman dijatuhkan bagi pengidap paedofilia, dan berdasarkan diagnosis psikiater forensik.

Efektifkah?

Menurut Dian Novita dari organisasi masyarakat Perempuan Mahardhika, hukuman kebiri hanya memperpanjang rantai kekerasan. “Maka kami lebih mendorong supaya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual masuk ke prolegnas,” kata dia.

Dalam UU tersebut, tak hanya hukuman, tetapi dibahas pula rehabilitasi bagi korban maupun pelaku.

Namun, berdasarkan pengalaman negara lain yang sudah terlebih dulu menerapkan kastrasi kimiawi, memang pelaku pemerkosaan anak tak lagi mengulangi kejahatannya. Riset dari Korea Selatan pada tahun 2014, 38 orang pelaku kejahatan seksual yang dikebiri kimiawi mengaku ada pengurangan frekuensi fantasi seksual.

Meski demikian, ada yang malah mengalami lonjakan hasrat dan fantasi seksual pada dua bulan pertama setelah mendapat suntikan antiandrogen.

Bagaimanapun juga, tak ada obat yang benar-benar ampuh bagi paedofilia. Karena pemerkosaan, terhadap anak maupun perempuan dewasa, seringkali bukan masalah hasrat seksual semata. Ada juga keinginan untuk menguasai dan perasaan superioritas terhadap korban.

Perbaikan mental bobrok inilah yang seharusnya menjadi fokus utama pemerintah. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!