Pengungsi banjir bandang Subang mengeluh pusing dan infeksi pernafasan

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pengungsi banjir bandang Subang mengeluh pusing dan infeksi pernafasan
Bencana banjir bandang diduga disebabkan oleh kerusakan lingkungan

 

BANDUNG, Indonesia – Puluhan pengungsi banjir bandang di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, Jawa Barat mengeluh pusing dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

“Ada 67 orang dari 388 pengungsi yang sakit. Mayoritas mengeluhkan pusing dan ISPA,” kata Komandan Kodim 0605 Subang, Letkol Inf. Budi Mawardi Syam, saat dihubungi Rappler, Rabu petang, 25 Mei 2016.

Budi mengungkapkan persediaan obat-obatan di Kabupaten Subang terbatas. Untuk sementara, pemberian obat-obatan dimaksimalkan dari puskesmas dan dinas kesehatan setempat.

“Tadi kita sudah bahas di rakor untuk kebutuhan obat, kebetulan kondisi Subang obat-obatan terbatas.  Jadi ibu Plt Bupati Subang melakukan pengadaan obat-obatan dari dana tanggap darurat,” ungkap Budi.

Sementara kebutuhan makanan, Budi mengatakan pihaknya mendapat bantuan lebih dari cukup. Namun, para pengungsi masih memerlukan bantuan berupa selimut, pembalut wanita, keperluan mandi (sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi), dan susu bagi anak-anak.

“(Bantuan lainnya) kalau ada sih MCK (mandi, cuci, kakus) lapangan.  Kalau air bersih tidak masalah, di sini banyak,” ujarnya.

Sedikitnya 5 warga Desa Sukakerti meninggal dunia akibat banjir bandang pada Minggu, 22 Mei. Mereka adalah Parmi (50), Mae (17), Nabila (7 bulan), Eni (45), dan Rizal (10).  Seluruh korban sudah dievakuasi dan telah dikebumikan oleh keluarganya. 

Sementara korban luka berat berjumlah 5 orang dan luka ringan 2 orang.  Salah seorang korban luka, Musa (55) menderita luka parah di mana paru-parunya tertusuk tulang dada.  Saat ini, Musa dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung.  

Banjir bandang itu juga merusak sejumlah rumah.  Budi mengungkapkan, sebanyak 32 rumah harus direlokasi ke tempat yang aman.

“Ada 32 rumah yang akan direlokasi, tapi yang urgent itu 16 rumah di bantaran sungai Cihideung, hanya penduduk ini mau ditanya dulu. Tadi dibahas lokasi tanahnya di mana, biayanya dari mana,” kata Budi.

Kerusakan lingkungan 

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan bencana banjir bandang yang terjadi di Subang merupakan dampak dari kerusakan lingkungan di wilayah tersebut. 

“Saya kira kemungkinan di hulunya sudah rusak, jadi nggak ada resapan air yang cukup besar lagi. Ini aneh padahal hujannya tidak terlalu besar seperti tahun lalu, hujannya biasa saja, mungkin ada kerusakan di hulu sungai. Kita lihat nanti, tapi yang jelas saat ini tangani dulu korban, terutama untuk kebutuhan logistik, pemukiman sementara dan kesehatannya,” kata Deddy kepada wartawan, Selasa 24 Mei 2016.

Untuk mengantisipasi bencana lainnya, Deddy meminta masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai.  Menurutnya, banjir bisa terjadi akibat sungai yang tidak bisa menampung banyak air akibat tumpukan sampah dan sedimentasi.

“Sedimentasi, sampah. Ini jadi masalah kita tiap tahun,” ujarnya. – Rappler.com

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!