Berita hari ini: Selasa, 31 Mei 2016

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berita hari ini: Selasa, 31 Mei 2016
Pantau terus laman ini untuk mengetahui berita pilihan redaksi Rappler sepanjang Selasa, 31 Mei 2016.

Indonesia wRap: Selasa, 31 Mei 2016

Dari keputusan PTUN yang menyatakan reklamasi ilegal hingga buronan La Nyalla Mattalitti ditangkap

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) menjatuhkan putusan untuk gugatan nelayan terhadap salah satu pulau reklamasi di Teluk Jakarta, Pulau G. Hasilnya, majelis hakim menerima gugatan nelayan dan membatalkan izin reklamasi Pulau G oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama ke PT Muara Wisesa Samudra, anak perusahaan pengembang Agung Podomoro Land.

Sementara, buronan kasus tindak korupsi, La Nyalla Mattalitti akhirnya ditangkap oleh otoritas Singapura karena dianggap telah tinggal di Negeri Singa melewati batas waktu yang ditentukan atau overstay. Dia dijemput oleh otoritas berwenang di Indonesia dan langsung dibawa ke Kejaksaan Agung. Ketua Umum PSSI itu akan diperiksa di Jakarta selama 20 hari. 

Simak video berisi rangkuman berita tersebut:

 

Novel ‘Amba’ karya Laksmi Pamuntjak masuk nominasi penghargaan sastra Jerman

Pengarang Laksmi Pamuntjak masuk enam besar penghargaan penulisan Liberaturpreis di Jerman melalui novelnya yang berjudul Amba.

Amba adalah sebuah novel roman berlatar peristiwa 1965  dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dengan judul Alle Farben Rot.

“Penentuan pemenangnya (Liberaturpreis) adalah melalui popularitas, dengan cara public voting. Jadi, publik yang menentukan siapa yang terbaik,” kata staf hubungan masyarakat PT Gramedia Pustaka Utama, Dionisius Wisnu, Selasa.

Liberaturpreis adalah sebuah penghargaan yang diselenggarakan oleh lembaga Lit Prom. Penghargaan itu sengaja ditujukan untuk menyuarakan penulis-penulis perempuan yang selama ini belum terepresentasikan di dunia. Selengkapnya di CNN Indonesia.

Jokowi terima surat kepercayaan penuh 8 duta besar

Presiden Jokowi beramah tamah usai terima Surat Kepercayaan 8 Dubes baru di Istana Merdeka, Jakarta, pada 31 Mei 2016. Foto dari Setkab.go.id

Presiden Joko “Jokowi” Widodo menerima penyerahan Surat-Surat Kepercayaan delapan duta besar luar biasa dan berkuasa penuh Designate Resident dan Designate Non Resident untuk Indonesia, di Istana Merdeka, Jakarta.

Kedelapan duta besar itu adalah:

  1. Slobodan Marinkovic (Republik Serbia)
  2. Arega Hailu Teffera (Republik Demokratik Federal Ethiopia)
  3. Aung Htoo (Republik Uni Myanmar)
  4. Roya Rahmani (Republik Islam Afghanistan)
  5. Alberto Xavier Pereira Carlos (Republik Demokratik Timor Leste)
  6. Benjamin Clement Eghan (Republik Ghana berkedudukan di Kuala Lumpur)
  7. Lapologang C Lekoa (Republik Bostwana)
  8. Egidijus Meilunas (Republik Lithuania berkedudukan di Tokyo)

Hasil rekonstruksi mahasiswa bunuh dosen UMSU: Ada unsur perencanaan pembunuhan

Tersangka pembunuhan RS (19 tahun) memperagakan menusuk leher korban dengan pisau saat digelar rekonstruksi kasus pembunuhan dosen di Mapolresta Medan, Sumatera Utara, pada 10 Mei 2016. Foto oleh Septianda Perdana/Antara

Polresta Medan melakukan rekonstruksi pembunuhan dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Nurain Lubis (63 tahun) yang dilakukan mahasiswanya RS (21) dengan memperagakan 41 adegan, pada Senin, 30 Mei.

“Dalam menjalankan rekonstruksi itu, diketahui RS berangkat dari rumah dan telah mempersiapkan pisau dan martil yang disimpannya di sepeda motor lalu menuju ke kampus UMSU,” kata Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Fahrizal.

Setelah tiba di kampus, RS diketahui sempat mengikuti perkuliahan. Setelah itu, ia keluar dan melihat korban, lalu melakukan pembunuhan.

Tersangka dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 KUH Pidana dengan ancaman hukuman mati.

Sementara itu, jaksa dari Kejaksaan Negeri Medan Aisyah mengatakan, dari hasil rekonstruksi itu terungkap ada unsur perencanaan oleh tersangka dalam pembunuhan yang dilakukannya.

Sebelumnya, peristiwa mahasiswa UMSU membunuh dosennya terjadi pada 2 Mei silam. Polisi menyebut, tersangka tega melakukan hal itu karena menaruh dendam kepada korban.

Menurut kesaksian yang didapat polisi, korban sering memarahi tersangka di kampus, karena lupa membawa buku dan memakai kaos oblong saat proses perkuliahan. Selengkapnya di Antara.

Polisi Sukabumi tangkap pengusaha konveksi pembuat kaus berlambang palu arit

Petugas kepolisian mengamankan seorang pemuda yang kedapatan mengenakan kaos bergambar palu arit di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada 27 Mei 2016. Foto oleh Muhammad Iqbal/Antara

Jajaran Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat, menangkap dua pengusaha konvensi di Parungseah, Kabupaten Sukabumi, yang menyebarkan kaus berlambang palu arit. 

“Dari tangan kedua pengusaha bernisial AD dan AJ ini kami menyita tujuh buah kaus berlambang PKI (Partai Komunis Indonesia),” kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur di Sukabumi, Selasa.

Kedua pengusaha konveksi ini mengaku tidak ada maksud tersembunyi selain membuat kaus saja.”

Kedua pengusaha ini kami beri pembinaan, agar perbuatannya tidak diulang lagi bahwa ideologi komunis maupun PKI sangat dilarang berkembang atau bangkit lagi di Indonesia,” kata Rustam. Selengkapnya di Antara.

Bukan musim hujan, sejumlah kawasan di Surabaya terendam banjir

Sejumlah wilayah di Kota Surabaya terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur Kota Pahlawan selama sekitar tiga jam pada Senin malam hingga Selasa dini hari.

Pantauan di sejumlah wilayah yang terendam banjir seperti:

“Hujan kali ini sangat deras. Baru kali ini saya lewat Pucang banjir sedengkul. Motor saya sampai mogok,” kata Zakiyah, warga Rungkut.

Banjir tidak hanya menggenangi sejumlah ruas jalan, melainkan juga di rumah-rumah penduduk. Seperti yang terjadi di kawasan Mulyorejo. 

Salah seorang warga Mulyorejo, Sugik, yang mengeluhkan banjir yang selalu datang setiap kali turun hujan.

Sugik mengaku telah menanyakan ke Pemerintah Kota terkait kampungnya yang terus-menerus kebanjiran. Hal ini dikarenakan saat ini Sugik tengah menjalankan bisnis konveksi yang rawan terkena air. Selengkapnya di Antara.

Belum ada Keputusan Presiden soal 1 Juni libur nasional

 HARI LIBUR NASIONAL. Seorang mahasiswa saat aksi pada peringatan Hari Lahir Pancasila. Foto oleh Wahyu Putro A/ANTARA

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah belum memutuskan bahwa Hari Kelahiran Pancasila pada 1 Juni akan menjadi hari libur nasional.

“Sejauh ini, saya belum tahu karena harus dirapatkan antar menteri dan diputuskan melalui Keppres (Keputusan Presiden), dan sejauh ini belum ada,” kata Kalla, Senin, 30 Mei.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pemerintah tengah menyiapkan rancangan Peraturan Presiden tentang penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila dan menjadikannya libur nasional.

Pramono mengatakan bahwa rancangan Perpres yang mengatur hal itu tersebut masih difinalisasi.

Wacana penetapan Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni sebagai libur nasional sempat ramai dibicarakan pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun tidak terlaksana.

Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni menggunakan momen pidato Soekarno dalam sidang “Dokuritsu Junbi Cosakai” atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan pada 1 Juni 1945. Selengkapnya di Antara.

Indonesia wRap: Senin, 30 Mei 2016

Dari kontroversi Soeharto sebagai pahlawan hingga Simposium ‘Anti-PKI’

Wacana pemberian gelar pahlawan nasional bagi Presiden RI ke-2, Soeharto, kembali mengemuka. Apakah kamu setuju jika Bapak Pembangunan ini dijadikan pahlawan? 

Isu lain yang menjadi perbincangan hangat adalah simposium tandingan “Anti-PKI” yang akan dihelat oleh sejumlah purnawirawan TNI dan ormas. Mereka khawatir akan “kebangkitan” komunisme di Indonesia. Apa saja yang akan mereka lakukan?

Simak videonya di bawah ini:

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!