Hari Tanpa Tembakau, pemerintah fokus kendalikan tembakau

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Hari Tanpa Tembakau, pemerintah fokus kendalikan tembakau
Jumlah perokok anak terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia belum secara menyeluruh paham bahaya tembakau dan rokok.

JAKARTA, Indonesia – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Untuk memperingati hari tersebut, organisasi yang menamakan diri Gerakan Bersatu Lawan Industri Rokok (Gebrak) melakukan aksi turun ke jalan pada hari ini.

“Masih banyak masalah dalam pengendalian tembakau di negeri ini,” kata koordinator lapangan aksi Gebrak, Manik Marganamahendra.

Sebut saja RUU Pertembakauan yang beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan publik karena dinilai berkiblat ke industri rokok. Sementara, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) justru sangat getol memperjuangkan RUU ini.

Setelah itu, terbit Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 63/M-IND/PER/8/2015 tentang Peta Jalan (Road Map) Industri Hasil Tembakau (IHT) Tahun 2015-2020. Saat itu, pemerintah hendak meningkatkan jumlah penjualan rokok batangan secara fantastis.

Belum lagi pameran World Tobacco Process and Machinery (WTPM) akan diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2017. Ini menunjukkan Indonesia sangat pro dan menyambut keberadaan industri rokok.

“Jelas Indonesia tidak berpihak pada pengendalian tembakau, memilih untuk aksesis FCTC saja tidak,” kata Manik. FCTC adalah Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau yang digadang oleh WHO untuk mengontrol produksi tembakau dan rokok di seluruh dunia.

Menuntut pencabutan hukum

Sejumlah mahasiswa menolak peraturan pemerintah yang mendukung industri tembakau pada Hari Tolak Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh pada Selasa, 31 Mei 2016. Foto oleh: GEBRAK.

Dalam rangka menuntut pengendalian tembakau yang sesuai dengan aturan dan memperhatikan seluruh aspek kehidupan, Gebrak mendesak Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk merayakan HTTS dengan melakukan 4 hal berikut:

1. Hentikan pembahasan RUU Pertembakauan di DPR

2. Cabut Permenperin 63/2015

3. Cegah pelaksanaan WTPM di Indonesia tahun 2017

4. Segera aksesi FCTC

Para aktivis Gebrak yang turun ke jalan juga berkesempatan melakukan audiensi di dalam Kementerian Sekretariat Negara untuk menyampaikan tuntutan terkait hal ini. Ketiganya ditemui oleh tiga pejabat dari Deputi Hubungan Kelembagaan.

Jumlah perokok anak meningkat

Kementerian Kesehatan menyampaikan kalau jumlah perokok anak terus meningkat setiap tahunnya.

Di saat yang sama, Kementerian Kesehatan RI menggelar acara dialog terkait pengendalian tembakau di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, Jakarta. Di situ, terungkap sejak 1995, angka remaja perokok meningkat drastis.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh mengatakan perlu adanya penyadaran terhadap masyarakat terutama generasi muda.

“Ada tiga faktor penyebab,” kata dia.

Pertama, anak muda yang mudah terpengaruh oleh gaya hidup. Seperti pandangan kalau merokok itu macho dan keren sehingga membuat mereka terjerembab mengisap tembakau.

Kedua, juga mudahnya akses mendapatkan rokok. Menurut Subuh, bila dilarang di sekolah, masih banyak pedagang rokok yang menjual tanpa pandang bulu. Seperti warung di luar pagar sekolah atau pedagang asongan di jalan.

Terakhir, adalah murahnya harga rokok. “Dengan Rp 5 ribu rupiah saja, sudah bisa dapat beberapa batang,” kata Subuh.

Padahal, kalau di luar negeri, harga rokok berkisar di angka Rp 50-140 ribu.

Menurunkan prestasi

Apa yang terjadi pada anak yang sudah mengonsumsi rokok sejak muda?

“Rokok menurunkan fungsi otak, yang artinya kecerdasan menurun dan berpengaruh pada prestasi,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad. Selain itu, mereka juga mudah terkena penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan kanker di usia tua. 

“Sudah saatnya kita menghentikan perokok pemula menjadi perokok aktif,” kata dia. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!