Polisi kepung asrama Papua di Yogyakarta

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polisi kepung asrama Papua di Yogyakarta

ANTARA FOTO

Alih-alih merasa aman, mahasiswa Papua di Yogya malah merasa tak nyaman dengan kehadiran aparat.

 

JAKARTA, Indonesia— Mahasiswa Papua di Yogyakarta mengeluh asrama mereka dikepung oleh aparat kepolisian sejak Senin, 30 Mei. Tetapi menurut polisi, mereka sedang mengamankan asrama tersebut untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kita amankan untuk mengantisipasi, jangan sampai nanti ada pihak-pihak yang tidak suka pada mereka,” ujar Kapolresta Yogyakarta Komisaris Besar Polisi Pri Hartono kepada Rappler pada Selasa, 31 Mei.  

Mahasiswa Papua, Roy Karoba memiliki versi yang berbeda. Menurutnya, polisi tidak sedang melakukan pengamanan, tapi pengepungan. 

Diduga, pengepungan ini dilakukan berkaitan dengan rencana Komite Nasional Papua Barat (KNPB) untuk mengadakan protes pada Selasa, 31 Mei, untuk menuntut pembebasan tahanan dan narapidana politik yang berada di berbagai lembaga pemasyarakatan di Papua dan untuk menunjukkan dukungan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menjadi anggota penuh Melanesian Spearhead Group. Saat ini, ULMWP hanya menjadi pengamat. 

Aktivis KNPB Bazoka Logo mengatakan kepada Rappler pada Senin bahwa 21 dari 29 KNPB wilayah dan perwakilan di berbagai kota di Indonesia, termasuk Manado, Makassar, dan Yogyakarta, telah memberikan konfirmai akan mengadakan demo pada Selasa, 31 Mei, bersama akstivis KNPB di Jayapura, Sorong, Biak, Timika, Wamena, Merauke, dan Yahukimo serta kota-kota lain di Papua.

Menurut Roy, awalnya empat truk polisi, kemudian bertambah menjadi 10 truk, berjejer di dekat asrama mahasiwa Papua. Personel polisi bersenjata lengkap juga mondar-mandir di asrama mereka. 

Akibatnya, sekitar 100 lebih penghuni asrama tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Mereka mengirimkan perwakilannya untuk bertemu polisi untuk meminta penjelasan dan meminta pasukan ditarik. 

“Permintaan dipenuhi dan polisi digeser sekitar 300 meter dari asrama. Baru kemudian pasukan ditarik,” katanya. 

Namun ternyata, penarikan itu hanya sementara. Polisi kembali menggelar apel pagi di Hotel Fave yang berlokasi di sebelah asrama Papua. 

“Ini yang kemudian membuat kami bingung, ada apa?” ujarnya. 

Perwakilan dari mahasiwa Papua kemudian meminta klarfikasi dari pihak Polresta. Pukul 10:30 siang tadi mereka meminta keterangan polisi. “Alasannya karena ada instruksi khusus dari Kapolri terkait pengamanan nasional,” ujarnya. 

Setelah itu, pasukan akhirnya ditarik. 

Pengepungan asama mahasiswa Papua di Yogyakarta yang dilakukan oleh pihak polisi ini bukan yang pertama. Tahun lalu, tepatnya pada 1 Desember 2015, sedikitnya enam truk aparat kepolisian dan TNI bersiaga di depan asrama mahasiswa Papua tersebut. 

Aparat TNI berseragam lengkap dilaporkan berjaga di sisi barat asrama yang berada di Jalan Kusumanegara tersebut.  Sedangkan aparat polisi yang terdiri dari Brimob dan perintis tersebar di depan, timur, dan beberapa titik hingga radius 100 meter dari asrama tersebut.

Penjagaan ketat asrama Papua di Yogyakarta pada 1 Desember itu dilakukan berkaitan degan hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka. Namun seperti tahun-tahun sebelumnya, tak ada penjelasan resmi dari polisi.—Rappler.com 

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!