Jelang Ramadan, umat Islam Malang sucikan diri dengan mandi di Sumber Wendit

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jelang Ramadan, umat Islam Malang sucikan diri dengan mandi di Sumber Wendit
Mandi di sumber tersebut selain meneruskan tradisi adat Jawa lama, juga diyakini membawa ketenangan spiritual sehingga lebih fokus dalam menjalankan ibadah selama Ramadan.

MALANG, Indonesia – Sejumlah umat Islam di Jawa Timur menyambut Ramadan dengan membersihkan diri di mata air Widodaren, di lingkungan pemandian Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. 

Mandi di sumber tersebut selain meneruskan tradisi adat Jawa lama, juga diyakini membawa ketenangan spiritual sehingga lebih fokus dalam menjalankan ibadah selama Ramadan.

Puluhan orang berkunjung dan mandi ke telaga yang dipercaya sebagai tempat mandinya bidadari dari kahyangan, Sendang Widodaren, di dalam pemandian Wendit. Mereka meminta bantuan juru kunci telaga untuk membantu ritual mandi mereka.

Bekal berupa kembang tujuh rupa jadi sarana dalam ritual bersih diri menjelang Ramadan itu. Setelah mandi, pengunjung akan memberi makan monyet ekor panjang yang telah lama menghuni pepohonan di sekitar pemandian Wendit.

“Menjelang Ramadan banyak yang mandi di sini. Ada yang meminta bantuan saya untuk mandi, ada yang mau mandi sendiri. Nanti setelah Lebaran juga banyak yang kemari. Warga Tengger, misalnya, belum lebaran kalau belum mandi di sini,” ujar Soleh, juru kunci Telaga Widodaren, pada Sabtu, 4 Juni. 

Soleh, juru kunci Sendang Widodaren, mengarahkan pengunjung untuk mandi di depan goa. Foto oleh Dyah Ayu Pitaloka/Rappler

Telaga Widodaren dipercaya sebagai sempalan mata air Widodaren di Pegunungan Bromo. Masyarakat Tengger mengambil air dari Sendang Widodaren untuk memulai musim tanam setiap tahunnya. 

Pria berusia 42 tahun itu mengatakan telah menjadi juru kunci sejak ayahnya meninggal. Di samping telaga juga terdapat makam Mbah Kabul, tokoh yang dipercaya menemukan Sendang Widodare. Telaga tersebut juga dikenal dengan nama Sendang Kabul karena merujuk pada nama Kabul, sekaligus sebagai petunjuk banyak doa yang dipercaya terkabul jika mandi di sendang tersebut.

Menjelang petang, Dendra, seorang warga Surabaya Jawa Timur, datang ke Wendit bersama tiga orang kawan prianya dengan tujuan mandi di Sendang Widodaren. Mereka berangkat pukul 10:00 pagi dan tiba di Wendit pada pukul 13:00 siang.

Keempat kawanan itu kemudian berkunjung ke makam Mbah Kabul, sosok yang dipercaya menemukan sendang Widodaren dan kemudian mandi ke dalam sendang. 

“Kami ke sini untuk membersihkan diri menjelang Ramadan. Kami semua Islam dan juga orang Jawa, jadi meneruskan adat pendahulu kita juga,” kata Dendra.

Pria berusia 32 tahun itu mengaku telah berkunjung ke Sendang Widodaren sejak 2012. Sejak itu, nyaris setiap tahun Dendra datang ke Widodaren terutama menjelang Ramadan. 

“Sudah panggilan jiwa, awalnya seperti ada yang membisiki untuk sowan kemari, ternyata benar. Di sini airnya sejuk, tenang, dan berbeda dengan pemandian lain,” katanya.

Telaga dengan luas tak lebih dari 3×4 meter itu tak pernah mengalami kekeringan. Airnya keluar sepanjang tahun. Susunan batu bata tua menjadi tepian telaga dengan dasar tanah berpasir. Terdapat pepohonan rindang di sekeliling telaga.  

Telaga itu juga dikenal dengan nama sendang kabul, telaga yang mengabulkan keinginan pengunjungnya. 

“Air ini kan hanya sarana kita untuk menyucikan diri, kemudian berdoa dengan keadaan bersih. Berikutnya harapan kita agar doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh terkabul,” katanya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!