Satu WNI jadi korban luka dalam ledakan bom Turki

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Satu WNI jadi korban luka dalam ledakan bom Turki
Mahasiswa Indonesia terkena atap plafon ruang kelas yang ambruk akibat getaran ledakan bom.

JAKARTA, Indonesia – (UPDATED) Satu mahasiswa Indonesia diketahui mengalami luka ringan akibat insiden pemboman di dekat stasiun metro Vezneciler, Kawasan Beyazit. Mahasiswa Indonesia yang diketahui bernama Azwar Abadi Arsyad tengah berada di dalam kelas di Universitas Istanbul. 

Mahasiswa asal Makassar sedang mengikuti ujian di jurusan Fisika ketika bom meledak. Getaran bom yang cukup kuat dan bahkan mencapai lebih dari 2 kilometer menyebabkan plafon atap ruang kelasnya ambruk. Azwar yang berada di bawahnya tidak bisa menghindar. 

“Saya pikir gempa. Kami semua (sedang berada) di kelas, ujian masih berlangsung 10 menit lagi, lalu semuanya pada nangis” ujar Azwar yang mengalami luka di bagian kepala seperti tertulis dalam keterangan pers Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Turki yang diterima Rappler pada Selasa, 7 Juni. 

Usai tertimpa plafon atap, Azwar langsung menyingkir dan mencuci kepalanya yang terluka. Dia menyebut, suara ledakan bom begitu jelas terdengar, karena peristiwa itu terjadi di pagi hari, cuaca yang sedikit hujan dan belum banyak aktivitas. 

Lokasi ledakan bom terjadi persis di dekat kampusnya, Fakultas Sains Universitas Istanbul. Di komplek kampusnya tersebut terdapat tiga fakultas yakni  Edebiyat (Sastra), Su ürünleri (Perikanan) dan Fen (Sains). 

Indonesia mengecam

Pemerintah Indonesia mengecam aksi pemboman yang terjadi pada Selasa pagi sekitar 08:15 waktu setempat di Distrik Vezneciler.  Akibat ledakan itu menewaskan 4 warga sipil dan 7 petugas polisi. 

“Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada rakyat dan pemerintah Turki, khususnya kepada korban dan keluarga korban,” ujar Kementerian Luar Negeri melalui keterangan tertulis yang diterima Rappler pada Selasa, 7 Juni. 

Selain Azwar, KJRI Istanbul belum menemukan ada lagi korban asal Indonesia. Pemerintah mengimbau kepada WNI yang bermukim di Turki untuk menghindari tempat-tempat keramaian. Mereka juga meminta WNI untuk memantau informasi perkembangan mengenai situasi di Turki sebelum memutuskan berangkat ke sana.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh KJRI, saat ini terdapat 708 WNI yang bermukim di Istanbul. Mereka adalah mahasiswa dan WNI yang telah bekerja di sana.

Polisi amankan 4 orang

Menurut laporan kantor berita pemerintah seperti dikutip Associated Press (AP), saat ini polisi sudah menahan 4 orang yang diduga terkait aksi pemboman itu. Saat ini, mereka tengah dimintai keterangan di kantor pusat kepolisian. 

Dalam aksi pemboman yang terjadi pagi tadi, pelaku terlihat menyasar sebuah mobil polisi. 

Menurut laporan polisi, bom yang dikendalikan dari jarak jauh ini meledak saat bus yang mengangkut aparat kepolisian melewati distrik Beyazit di Istanbul, seperti dilaporkan oleh stasiun televisi TRT.

Sebuah mobil bom meledak di Istanbul, Turki, pada Selasa, 7 Juni 2016. Belum ada pihak yang mengaku menjadi pelaku. EPA/SEDAT SUNA

Selain menewaskan 11 orang, 36 warga lainnya diketahui terluka. Namun, angka kematian diperkirakan bisa bertambah karena ada 3 orang yang masih berada dalam kondisi kritis.

Lokasi ledakan dekat dengan stasiun metro Vezeciler, yang juga tak jauh dari pusat sejarah dan tempat wisata seperti Masjid Suleymaniye.

Ambulans dan mobil pemadam kebakaran sudah dikerahkan ke lokasi, dan memberi pertolongan bagi pihak yang terluka.

Hingga saat ini belum ada pihak yang mengklaim diri sebagai pelaku teror bom ini.

Rangkaian ledakan

Sejak awal tahun ini, Turki sudah mengalami rentetan serangan bom. Sebelumnya, di Ankara ada dua ledakan yang didalangi Kurdistan Freedom Falcons (TAK) -kelompok radikal yang merupakan perwakilan kelompok buruh. Belasan orang tewas akibat serangan ini.

Kelompok yang sama juga kembali beraksi pada abulan lalu dengan bom mobil yang dikendalikan dari jarak jauh. Mereka mengincar kendaraan militer di Istanbul. Lebih dari 8 orang tentara terluka akibat serangan ini.

Pada 12 Januari, kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) juga melakukan serangan di jantung pariwisata kota Istanbul. 12 turis Jerman tewas akibat serangan ini. Pada 19 Maret, kelompok yang sama kembali mengebom pusat perbelanjaan Istiklal, yang membunuh 3 turis asal Israel dan Iran.

Serangan-serangan ini berdampak pada jumlah turis yang berdatangan ke Turki. Pada April lalu, hanya ada 1,75 juta turis asing masuk, yang menandakan penurunan 28 persen bila dibandingkan dari tahun lalu. Menurut Kementerian Pariwisata Turki, ini merupakan penurunan paling drastis selama 17 tahun terakhir ini. – dengan laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!