Kena protes penumpang, manajemen Grup Lion Air minta maaf

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kena protes penumpang, manajemen Grup Lion Air minta maaf
Kali ini, Wings Air seenaknya meninggalkan bagasi penumpang di bandara asal. Diduga pesawat memuat kargo.

 

JAKARTA, Indonesia – Lion Group kembali harus berhadapan dengan keluhan penumpang. Kali ini, giliran maskapai Wings Air yang pelayanannya dikeluhkan penumpang dan kemungkinan akan berhadapan dengan Kementerian Perhubungan.

Berawal dari petisi yang digalang Taufiq, pria asal Mataram yang menggunakan jasa Wings Air untuk terbang ke Kupang dari Rote Ndao pada Rabu, 8 Juni. Keanehan sudah berawal dari proses check-in di counter Wings Air Bandara Rote Ndao.

“Koper saya diminta untuk ditimbang, hasilnya 7,45 kilogram dan diminta masuk dalam bagasi,” kata dia lewat petisi Change.org. Awalnya, Taufiq menolak karena berdasarkan pengalamannya, dengan berat sama ia bisa membawa barang ke dalam kabin. Namun, akhirnya ia bersedia memasukkan koper ke bagasi karena beratnya melebihi batas maksimal yakni 7 kilogram.

Selanjutnya, saat panggilan boarding, ia mengaku ada lagi hal yang tak lazim. Kopilot tak berada di kabin kemudi, malah ada di bagian petugas ground handling. Taufiq menangkap instruksi supaya penumpang masuk pesawat tidak sekaligus, melainkan 5 orang sekali.

“Jika tidak dilaksanakan, pesawat bisa terguling,” kata dia.

Hal ini dirasa aneh, mengingat pesawat yang digunakan saat itu bertipe ATR 72-500; yang tak masalah jika penumpang boarding sekaligus.

Penumpang rela tidak ikut terbang

Saat semua penumpang sudah masuk dan duduk di kursi masing-masing, pesawat tak kunjung bergerak. Kira-kira, 20 menit telah berlalu ketika petugas mengumumkan kalau pesawat kelebihan muatan.

“Ia meminta kerelaan 3 orang penumpang untuk tidak ikut terbang, supaya mengurangi beban,” lanjut Taufiq. Selang 10 menit, akhirnya beberapa orang mengajukan diri.

Namun, awak pesawat yang bertugas mengatakan kalau ketiganya tak perlu turun dan diminta duduk kembali. Setelah itu, pesawat pun lepas landas. Selama penerbangan, banyak penumpang yang merasa was-was lantaran pengumuman kelebihan beban.

Untungnya, penerbangan berjalan lancar, dan pesawat mendarat dengan hard landing di Bandara El Tari, Kupang. Taufiq dan para penumpang lain segera lanjut ke ruang pengambilan bagasi.

Bagasi tak dibawa

Setelah menunggu 10 menit, barang tak kunjung keluar. Sebelumnya, mobil pengangkut barang ke conveyor belt juga tidak tampak membawa satupun tas, koper, atau dus seperti biasanya usai pesawat mendarat.

Taufiq menanyakan ihwal barang-barang penumpang ke petugas bandara, dan mendapat jawaban yang mengejutkan. “Semua bagasi penumpang diturunkan di Bandara Rote Ndao untuk mengurangi beban,” tulisnya meniru ucapan petugas.

Para penumpang diminta untuk mengambil bagasi di Bandara El Tari pada Kamis, 9 Juni 2016 sore. Sebelumnya, tak ada konfirmasi apapun dari awak pesawat maupun petugas Wings Air di Rote Ndao.

Sontak para penumpang protes, sebab beberapa dari mereka ada yang harus terbang ke kota lain pada pagi hari; bahkan ada yang tasnya berisi obat penyakit gula. “Penumpang ini bilang di Rote sudah menjelaskan, tapi petugas tetap memaksa supaya tasnya masuk bagasi,” kata Taufiq.

Petugas Angkasa Pura Bandara El Tari Kupang mengatakan kepada Taufiq kalau ada kemungkinan pesawat Wings Air tersebut membawa kargo. Sebab, tak mungkin kelebihan muatan terjadi bila hanya membawa barang penumpang.

Selain itu, sejak awal label bagasi juga tidak seperti biasanya, tetapi ada label terlambat.

Taufiq menyesalkan kejadian ini dan menganggap manajemen Lion Group tak peduli dengan penumpang dan bisa berlaku sesuka hati tanpa mempedulikan penumpang. “Ini sekaligus menunjukkan mereka tak tersentuh hukum, dan teguran dari Kementerian Perhubungan itu hanya angin lalu saja,” kata Taufiq.

Sesuai perintah pilot

Petisi ini kemudian ditanggapi oleh Manajemen Grup Lion Air. Menurut keterangan tertulis yang disampaikan oleh Manajer Humas Grup Lion Air, Andy M. Saladin pada Jumat, 10 Juni, penurunan sebagian bagasi penumpang sudah sesuai dengan instruksi pilot yang bertugas. Itu semua dilakukan demi faktor keselamatan dan keamanan penerbangan. 

“Terdapat sebanyak 41 koli atau 283 kilogram barang penumpang yang tidak terangkut pada hari itu. Hal tersebut juga telah diinformasikan kepada penumpang sebelumnya,” ujar Andy membantah keterangan Taufiq soal tak adanya notifikasi awal. 

Maskapai Wings Air juga telah mengantarkan sebagian besar bagasi penumpang pada Kamis, 9 Juni ke masing-masing rumah penumpang. Ada juga yang memilih mengambilnya di Bandara El Tari. 

“Tetapi, kami pastikan seluruh penumpang telah menerima barangnya. Kami memohon maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanannya,” tutur Andy. 

Lalu, apa respons Kementerian Perhubungan terkait dengan kejadian yang kembali melibatkan Grup Lion Air ini? Kepala Pusat Komunikasi Kemhub, Hemi Pramurahardjo mengaku masih menunggu laporan lengkap dari lengkap mengenai peristiwa sesungguhnya yang terjadi. 

“Untuk belum laporan ke Kemhub, kami belum terima,” kata dia. -Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!