2 tahun tolak pabrik semen, ibu-ibu Kendeng akhirnya ketemu Gubernur Ganjar

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

2 tahun tolak pabrik semen, ibu-ibu Kendeng akhirnya ketemu Gubernur Ganjar
Gubernur berjanji mempertemukan Ibu-ibu Kendeng, Pati dengan para pemilik pabrik semen.

 

SEMARANG, Indonesia – Setelah dua tahun menolak pembangunan pabrik semen, warga lereng Pegunungan Kendeng di Pati, Jawa Tengah akhirnya bertemu dengan Gubernur Ganjar Pranowo pada Selasa siang, 14 Juni.

Sedikitnya sembilan ‘Kartini’ Kendeng bertatap muka dengan Ganjar. Mereka termasuk Gunarti, Gunarsih, Yatmi, Denny Yuliantini dan beberapa perempuan lain asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Gunretno dan belasan aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng juga tampak bersama ibu-ibu yang pernah menyemen kaki di Jakarta.

Gunarti, seorang perempuan Kendeng, mengaku ingin Ganjar turun tangan menyelesaikan polemik pembangunan pabrik semen yang semakin berlarut-larut.

Pancen angenane seko omah sing pengin disampeke sedulur-sedulur yo iku. Amergi, sedulur-sedulur ngedeke tendo neng Kendeng wes rong tahun iki. (Gubernur Ganjar) kui kan bapake Jawa Tengah, lha seorang bapak kudune iso ngudari masalah kui [yang diharapkan saat berangkat dari rumah, ya teman-teman ingin menyampaikan itu. Apalagi, teman-teman sudah mendirikan tenda perjuangan di Kendeng sejak dua tahun terakhir. Gubernur Ganjar itu kan ibaratnya bapaknya Jawa Tengah. Sehingga seorang bapak harus bisa mengatasi masalah pabrik semen],” katanya kepada Rappler dengan logat Jawa kental.

Protes melawan pabrik semen di Pegunungan Kendeng telah dimulai sejak 16 Juni 2014 lalu.

Ia sekali lagi menegaskan bahwa apa yang telah dilakukan oleh semua warga lereng Kendeng dalam menghalau pabrik semen bukan sebuah tindakan yang keliru.

Dulur-dulur yakin sing dilakoni memang ora salah. Tapi ngopo selama iki rosone kok malah dijarke mbe bapakku [dulur-dulur yakin sing dilakoni memang ora salah. Tapi ngopo selama iki rosone kok malah dijarke mbe bapakku],” tambahnya.

Sing bener ayo dibenerno. Nek pabrik semen jujur ki yo ora nganti koyo ngene iki. Awake dewe memang ngroso ono ketidakjujuran pas gawe Amdal pabrik semen [yang benar ayo dibenarkan. Kalau pabrik semen berlaku jujur pasti keadaannya tidak sampai seperti ini. Kita memang merasa ada ketidakjujuran ketika ada penyusunan Amdal pabrik semen],” ujar Gunarti lagi.

Ia pun berharap usai pertemuan dengan Ganjar, polemik pabrik semen segera terpecahkan. Terlebih lagi, menurutnya, aksi penolakan pabrik semen belakangan ini juga mendapat dukungan penuh dari aktivis lingkungan di Jerman.

“Yo mugo-mugo bar ketemu  bapake iso ngeko pepadang koyo tembang ‘bapak pucung’. Petisi Jerman iku yo diharapke banget karo wong Pati. Pemerintah Jerman kudu biso ngendeke dana-dana ojo dinggo pabrik semen [ya semoga, setelah bertemu langsung dengan bapak kita bisa memberikan pencerahan seperti tembang Jawa ‘bapak pucung’. Kita juga berharap sekali dengan hasil petisi aktivis Jerman. Pemerintah Jerman harus bisa menghentikan aliran dana untuk proyek pabrik semen],” katanya.

Disinggung soal pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, ia bilang kini hanya menunggu tanggapan dari sang kepala negara.

Namun, apapun hasil akhirnya, ia menganggap jika suatu ketika ditemukan ketidakjujuran, pasti proyek pabrik semen mandek di tengah jalan. “Kulo yakin banget niku,” terangnya.

Pabrik semen juga merusak Grobogan

Deni Yuliantini, perempuan Kendeng dari Kabupaten Grobogan, berpendapat proyek pabrik semen yang berada di Pegunungan Kendeng tak hanya mengancam ekosistem di Pati dan sekitarnya tetapi juga berpotensi merusak sebagian wilayah Grobogan.

Karena itulah ia mendesak pemda setempat menetapkan izin-izin tambang secara resmi karena di situ menjadi ladang pangan utama bagi warga setempat.

“Yang belum ada izin ada banyak dan tetap beroperasi. Semua kan butuh pangan, tapi jangan sampai alam yang dirusak. Kalau alam rusak, pertaniannya nanti gimana?,” katanya.

Sedangkan tokoh Sedulur Sikep Pati yang turut mengawal penolakan pabrik semen, Gunretno, mengatakan apapun kondisinya Pemprov Jateng jangan mengeluarkan izin tambang semen yang justru merusak alam.

“Apalagi, bentang alam Pegunungan Kendeng dari Grobogan, Pati, Blora, Rembang dan Kudus sejak lama diincar perusahaan tambang asing. Rembang malah diincar PT Semen Indonesia, Pati oleh PT Indocement, dan di bagian karst Grobogan juga diincar,” katanya.

Ia mengatakan polemik semen lebih baik diurai secara jelas. “Apalagi, beliau (Ganjar) pernah lihat ke lokasi, minta dirembug bareng, dan tadi ada kesepakatan untuk bisa bertemu dengan pihak perusahaan,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Gubernur Ganjar berjanji mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik.

“Ayo ditemukan jangan hanya kepada pakar. Nanti semua dipertemukan. Tugas saya hanya menjembatani keduanya,” ujarnya.

“Nanti pemerintah bisa kontrol dengan enak, pemerintah yang ngawasi, dan itu cara yang paling fair,” tandasnya. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!