Slovakia vs Inggris: Waspadai kekuatan Slovenski sokoli

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Slovakia vs Inggris: Waspadai kekuatan Slovenski sokoli

EPA

Hamsik bakal berada dalam radar para pemain Inggris.

JAKARTA, Indonesia – Inggris memang berada dalam kepercayaan diri yang tinggi setelah kemenangan atas Wales 2-1 di laga kedua Euro 2016, Kamis, 16 Juni lalu.

Namun, tugas mereka belum selesai. Empat angka yang mereka raih memang aman, tapi masih ada dua tim lain yang bisa menyalip tim berjuluk The Three Lions tersebut.

Di grup B, ada dua tim yang sama-sama meraih 3 angka. Mereka adalah Wales dan Slovakia. Kebetulan, Slovakia akan menghadapi Inggris di Stadion Geoffroy-Guichard, Saint Etienne, Selasa, 21 Juni, pukul 02:00 WIB dini hari. Di waktu yang sama, Rusia akan menghadapi Wales.

Jika Inggris kalah dan Wales menang atas Rusia, raihan poin pasukan Roy Hodgson tersebut akan dengan gampang disalip. Wales dan Slovakia bisa melenggang langsung ke babak 16 besar.

Karena itu, belum saatnya Wayne Rooney dan kawan-kawan bersantai. Memang, hasil seri saja sudah cukup membuat mereka aman. Namun, tim berjuluk Slovenski sokoli (elang) tersebut jelas bakal lebih ngotot untuk menang agar tak terkejar Wales.

Apalagi, pasukan Jan Kozak kini sedang dilanda kepercayaan diri yang tinggi setelah mengalahkan Rusia 2-1. Kemenangan tersebut menghidupkan peluang dan mental mereka untuk mengejar tiket ke babak selanjutnya.

“Kami akan membuat beberapa perubahan melawan Inggris. Mau tidak mau kami harus melakukannya. Sebab, Inggris berbeda dengan Rusia,” kata Kozak seperti dikutip situs resmi UEFA.

Kozak mengakui, timnya bakal sulit untuk bermain terbuka seperti Inggris. Sebab, komposisi pemainnya tidak mendukung permainan seperti itu. Karena itu, dia akan tetap bermain seperti karakter bermain timnya. Bermain cenderung bertahan dan menyerang balik saat ada kesempatan.

“Kami harus fokus pada cara bermain kami jika ingin sukses,” katanya.

Namun, Slovakia tampaknya tak akan bermain dengan “memarkir bus”. Meski bermain bertahan, mereka tetap melakukan inisiatif serangan.

Seperti yang mereka lakukan dalam laga melawan Rusia. Martin Skrtel memang hanya menguasai 35 persen bola. Namun, mereka tetap agresif dengan melepas 7 tembakan ke gawang Igor Akinfeev—meski hanya 2 tembakan yang on target.

Tak terlalu jauh dengan catatan Rusia yang mencatatkan 3 tembakan on target.

Bermain bertahan memang membawa risiko. Sekali mereka dibobol, mereka akan sulit untuk kembali membangun serangan untuk mengejar ketertinggalan.

Apalagi, skuat Inggris saat ini termasuk sangat agresif. Tak hanya itu, banyak dari anggota lini depan yang dikaruniai talenta kecepatan. Mulai dari Jamie Vardy yang langsung mencetak gol di debutnya di Euro 2016, Daniel Sturridge, hingga Adam Lallana yang pergerakannya di sektor sayap kanan kerap tak terhentikan.

Dengan begitu banyak pemain berbakat di kubu Inggris, mau tidak mau Slovakia memang harus bermain pragmatis. Tak hanya itu, mereka juga harus bisa menghambat inisiatif serangan lawan. Caranya dengan mematikan pergerakan Rooney.

Dalam dua laga terakhir, Rooney tampil lebih ke dalam. Seperti peran dia di Manchester United. Dia dipasang lebih mundur untuk membuatnya leluasa bermain sebagai pembagi bola. Juraj Kucka bisa diplot untuk menghentikan pemain Manchester United tersebut.

Tapi, menghentikan Rooney tak akan cukup. Slovakia juga harus meredam bek sayap Inggris. Kyle Walker di kanan dan Danny Rose di kiri kerap naik sangat jauh ke depan.

Vladimir Weiss bisa head-to-head dengan Walker sedangkan Robert Mak dengan Rose.

Dengan pergerakan Rooney dibatasi dan sayap diredam, Inggris bisa kembali tertahan seperti saat melawan Rusia.

“Khusus untuk para penyerang Inggris, sesuatu yang berbeda akan terjadi hari ini. Kami menghargai mereka tapi kami juga bisa menjadi ancaman,” kata Kozak memberi ancaman.

Sturridge dan Vardy bakal kembali dipasang

Marcus Rashford (kiri), Raheem Sterling (tengah), and Daniel Sturridge (kanan) saat berlatih jelang laga melawan Slovakia, pada 19 Juni 2016. Foto oleh Georgi Licovski/EPA

Penampilan gemilang Sturridge dan Vardy di laga melawan Wales akhirnya mampu membuat Hodgson berubah pikiran. Jika sebelumnya mantan pelatih Liverpool itu selalu memasang Harry Kane sebagai starter di dua laga terakhir, kali ini dia tampaknya bakal berubah.

Melawan Slovakia, Hodgson mempertimbangkan dua pahlawan Inggris di laga melawan Wales itu untuk turun sebagai starter.

“Para pemain berada dalam kondisi terbaiknya. Tidak ada masalah jika formasi yang sama saya turunkan. Tapi, ada beberapa pemain yang sangat ingin tampil. Jamie dan Daniel tampil sangat bagus dan mereka ingin kembali mendapat kesempatan,” kata Hodgson.

Hodgson mengakui, dia tidak bisa hanya fokus pada performa timnya. Tapi juga mewaspadai apa yang bisa dilakukan lawan. Terutama trio Slovakia yang paling berbahaya.

Mereka adalah Marek Hamsik, Ondrej Duda, dan Vladimir Weiss. “Mereka harus kami waspadai,” kata Hodgson.

Di antara tiga pemain tersebut, Hamsik bakal sulit dikawal. Pemain tengah Napoli tersebut cenderung bergerak bebas. Dia bisa jauh ke depan dan turun ke belakang.

Sosok yang bisa menghentikan dia adalah Eric Dyer. Terutama jika Hamsik sudah mulai memasuki area akhir Inggris. Tapi, Dyer harus bersiap adu fisik. Sebab, selain talentanya, Hamsik termasuk gelandang yang kuat.

Kontribusi Hamsik sebagai pemberi assist juga tak boleh diragukan. Musim lalu dia mencatatkan 11 assist untuk Napoli. Hanya berselisih 1 assist dari top assist Serie A, Paul Pogba dan Miralem Pjanic (12 assist).

“Yang bisa kami lakukan adalah berharap penampilan malam ini cukup untuk mengalahkan mereka,” kata Hodgson.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!