SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia—Kurang dari dua bulan lagi, Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil, akan segera dimulai. Sebagai cabang olahraga andalan Tanah Air, bulu tangkis diharapkan dapat memberikan kontribusi medali emas bagi Indonesia.
Tak terkecuali pasangan ganda putra nomor dua dunia, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. Mereka juga diberikan target medali emas oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Namun pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi tidak gentar. Ia menyanggupi target yang diberikan padanya dan anak asuhnya. Untuk itu latihan intensif pun dilakukan sejak jauh-jauh hari.
“Biasanya satu hari dua sesi, di persiapan Olimpiade dalam satu hari ada tiga sesi latihan,” kata Herry saat ditemui Rappler di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, pada Rabu, 15 Juni lalu.
Metode latihan yang dipilih pelatih kelahiran 21 Agustus 1962 ini lebih berfokus pada kelemahan Hendra/Ahsan yang menjadi penyebab kekalahan pasangan ini di Indonesia Open dan Australia Open, sebelum nantinya latihan kerja sama antara dua pemain tersebut.
“Sisi pertahanan mereka agak lemah karena tipe gaya permainan mereka memang menyerang. Idealnya, menyerang bagus bertahannya juga bagus. Tapi ini menyerangnya sudah oke, tapi bertahannya masih belum,” ujar Herry.
Khusus bagi Ahsan yang merupakan spesialis di sektor depan, akan ada latihan untuk mempertajam serangan agar dapat lebih mematikan lawan.
Tidak ada perubahan latihan selama Ramadan
Selama bulan suci Ramadan, jadwal latihan di Pelatnas tidak ada yang berubah. Hal tersebut dilakukan karena memang waktu latihan yang sudah mepet dengan Olimpiade nanti.
“Memang sulit ya, memisahkan antara bulan suci Ramadan dengan tugas negara. Sama-sama harus selalu beriringan,” ujar Herry.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, para atlet, khususnya Ahsan yang beragama Islam, akan berpuasa pada akhir pekan saat libur latihan.
“Ahsan juga sudah konsultasi sama ustad-nya, yang penting memang niatnya. Tapi kalau di tengah jalan emang dia enggak kuat, ya enggak apa-apa,” kata pelatih yang pernah mengantarkan Chandra Wijaya/Tony Gunawan menjadi juara All England pada 1999 dan meraih emas di Olimpiade Sydney pada 2000. —Rappler.com
BACA JUGA:
- SAKSIKAN: Bincang Bulutangkis bersama Anggia Shitta Awanda
- Prestasi tim bulu tangkis Indonesia di Australia Open
- SAKSIKAN: Bincang bulu tangkis bersama Gita Wirjawan
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.