Indonesia

Jokowi kunjungi Natuna pertama kali, pimpin rapat di atas KRI Imam Bonjol

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jokowi kunjungi Natuna pertama kali, pimpin rapat di atas KRI Imam Bonjol
Kepulauan Natuna adalah wilayah strategis karena berbatasan langsung dengan Malaysia, Vietnam, dan Kamboja.

JAKARTA, Indonesia — Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengunjungi Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, untuk memimpin rapat terbatas (ratas) tentang pengembangan potensi ekonomi daerah perbatasan yang sering menjadi sengketa internasional, pada Kamis, 23 Juni.

Dalam kunjungan kerja pertamanya ke Natuna, Jokowi akan memimpin ratas yang membahas Pengembangan Potensi Ekonomi Kepulauan Natuna di atas Kapal Republik Indonesia (KRI) Imam Bonjol yang berlayar di perairan Natuna. 

Kepulauan Natuna adalah wilayah strategis karena berbatasan langsung dengan Malaysia, Vietnam, dan Kamboja. Natuna juga merupakan wilayah yang menjadi jalur utama pelayaran laut dunia, terutama bagi kapal-kapal yang hendak menuju Hongkong, Jepang, dan Korea.

Peta wilayah perairan Natuna. Ilustrasi dari setkab.go.id

Menurut anggota tim komunikasi presiden, Ari Dwipayana, pengembangan Natuna menjadi sebuah keharusan dan juga prioritas utama bagi pemerintah Indonesia.

“Bukan saja karena Presiden ingin perbatasan sebagai beranda terdepan Indonesia, tetapi juga Presiden ingin mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujar Ari dalam siaran persnya, Kamis.

Sebagai daerah kepulauan, ujar Ari, pembangunan di sektor kelautan, perikanan, dan pariwisata bahari di Natuna diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan bagi rakyat Indonesia, khususnya di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

“Presiden mengadakan rapat terbatas di Kepulauan Natuna karena ingin melihat langsung kondisi di Kepulauan Natuna sehingga rencana pengembangan yang akan ditempuh akan menjadi lebih terarah, jelas, dan sesuai dengan kondisi yang diharapkan,” kata Ari.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan kerap menangkapi sejumlah kapal ilegal asing yang berlayar dan diduga mengambil ikan di wilayah perairan Natuna. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!