Perusahaan pemilik kapal TB Charles kecewa terbit larangan berlayar ke Filipina

Virqo Aryan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Perusahaan pemilik kapal TB Charles kecewa terbit larangan berlayar ke Filipina
Pernintaan batu bara ke Filipina sedang tinggi di saat industri batu bara di dalam negeri terpuruk.

SAMARINDA, Indonesia – Pemerintah akhirnya mengonfirmasi 7 WNI disandera oleh kelompok milisi Filipina pada Jumat, 24 Juni. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut penyanderaan terjadi pada tanggal 20 Juni ketika kapal berlayar dari Filipina selatan menuju ke Samarinda, Kalimantan Timur.

Ini menjadi penyanderaan ketiga yang terjadi pada WNI dalam 6 bulan terakhir, sehingga membuat Pemerintah Indonesia geram. Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan kemudian mengeluarkan maklumat berisi larangan bagi semua kapal untuk melintasi perairan Filipina selatan.

Tetapi, larangan itu justru membuat perusahaan pemilik kapal TB Charles dan tongkang Robby yakni PT Rusianto bersaudara kecewa. Sebab, permintaan batu bara menuju ke Filipina selatan justru sedang tinggi. Sementara, di saat bersamaan bidang eksplorasi batu bara kini sedang terpuruk.

“Pelayaran lintas negara dari aspek Filipina, sebenarnya bisa jadi harapan kami untuk menjaga kestabilan ekonomi perusahaan,” ujar Public External Relation PT Rusianto Bersaudara, Taufiq Qurrohman.

Kendati kecewa, tapi mereka tetap mematuhi larangan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Alhasil, mereka membatalkan dua pelayaran lainnya menuju ke Filipina selatan. Padahal, dua kapal sudah siap bertolak menuju ke Filipina. Kedua kapal itu bersandar di dermaga PT Rusianto Bersaudara di Sungai Lais, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Kedua kapal yang batal berangkat itu adalah kapal tunda Berau Coal 69 dan Bloro 25. Menurut informasi dari kru kapal terungkap, seharusnya kapal itu sudah bertolak menuju ke Filipina sejak 4 hari lalu. Tetapi, kapal tersebut urung berangkat karena belum mengantongi izin.

“Ya, sudah batal (berangkat). Itu kapalnya masih di dermaga. Padahal, batu baranya sudah loading dan siap berangkat,” ujar Ginting, mantan Nahkoda TB Berau Coal 69.

Dia mengatakan semula TB Berau Coal 69 semula akan berangkat menuju ke Manila. Sedangkan, Bloro 25 berangkat ke Legasvy, Filipina.

“Dua kapal ini akan mengantar batubara. Biasanya satu kapal menarik satu tongkang bermuatan minimal 7.500 metrik ton,” tutur dia.

Adanya pembatalan keberangkatan kapal menuju ke Filipina selatan juga diakui oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda, Kalimantan Timur, Kolonel Laut Yus K. Usmany pada Jumat kemarin.

“Saya sudah jalankan maklumat itu sekarang. Sebagai bukti, dua pelayaran saya batalkan dengan tujuan ke Filipina,” kata dia. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!