ISIS ajak pengikutnya berperang di Filipina

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

ISIS ajak pengikutnya berperang di Filipina
Ajakan itu terekam dalam sebuah video berdurasi 20 menit. ISIS menyerukan pengikutnya bersatu di bawah kepemimpinan Isnilon Hapilon.

JAKARTA, Indonesia — Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menyerukan kepada para pengikutnya di kawasan Asia Tenggara untuk berjuang atas nama ISIS di Suriah atau di Filipina.

Seruan itu disampaikan dalam sebuah video propaganda yang beredar di dunia maya pada pekan lalu.

Video berdurasi sekitar 20 menit itu menunjukkan pria yang mengenakan seragam militer tengah membawa senjata dan bendera ISIS serta terlibat dalam sebuah pertempuran. Di dalam video juga terekam pemenggalan terhadap 3 pria ras kaukasia yang diyakini warga keturunan Irak atau Suriah.

Berdasarkan klaim ISIS, mereka dieksekusi karena menjadi mata-mata bagi kelompok pemerintah. Menurut laporan kantor berita Reuters, pria di dalam video tersebut diidentifikasi sebagai Mohd Rafi Udin. Dia diketahui merupakan salah satu anggota militan yang saat ini tengah berada di Suriah.

“Jika kalian tidak bisa pergi ke (Suriah), maka pergi dan bergabung saja ke Filipina,” ujar Udin menyerukan kepada para pengikutnya dalam bahasa Melayu.

Di video tersebut juga muncul pria lain yang berbicara dalam bahasa Tagalog. Dia menyerukan kepada para pengikutnya untuk tidak ragu-ragu dalam perjuangan mereka. Pria itu juga menyebut nama presiden Filipina terpilih, Rodrigo Duterte.

“Hati-hati dan lebih kuat. Jangan mudah terbuai dengan taktik tipuan presiden terpilih Duterte. Semoga dia dikutuk oleh Allah,” ujar pria tersebut.

Pria lainnya ikut muncul dan berbicara dalam bahasa Tagalog. Dia memperingatkan para pemimpin dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

“Ketahuilah bahwa kalian bukan berperang melawan para mujahiddin, tetapi Anda berperang melawan Allah,” katanya.

Bersatu di bawah Isnilon Hapilon

Di bagian awal video yang terekam dalam bahasa Tagalog, seorang pria lain yang tak dikenal menyerukan agar para pejuang bersatu di bawah kepemimpinan Abu Abdullah, atau yang lebih dikenal sebagai Isnilon Hapilon, seorang pemimpin senior dari kelompok Abu Sayyaf.

Isnilon diketahui telah dibai’at kepada ISIS.

Ia masuk ke dalam daftar teroris yang paling dicari oleh Biro Federal Investigasi Amerika Serikat (FBI). Bahkan, bagi siapa pun yang dapat menangkap Isnilon akan diberi imbalan senilai US$5 juta atau setara Rp 67 miliar.

Kelompok Abu Sayyaf diketahui menjadi dalang dari beberapa aksi teror terburuk dalam sejarah Filipina. Pada pekan lalu, mereka memenggal salah satu sandera asal Kanada, Robert Hall, setelah diculik selama 9 bulan. Pada Mei silam, mereka juga memenggal sandera Kanada lainnya, John Ridsdel.

Alasannya, pemerintah Kanada tidak juga memenuhi uang tebusan seperti tuntutan mereka. Kelompok Abu Sayyaf juga melakukan penculikan terhadap 14 WNI ketika tengah berlayar dari Kalimantan menuju ke Filipina selatan.

Usai ke-14 sandera dibebaskan, kelompok militan yang diduga sempalan dari Abu Sayyaf kembali beraksi dan menculik 7 WNI lainnya di Laut Jolo.

Propaganda?

Tetapi pejabat militer Filipina meminta publik tidak terlalu khawatir terhadap kemunculan video yang dianggap sebagai propaganda itu.

“Publik seharusnya tidak terganggu dengan kemunculan video itu. Otoritas berwenang tengah menyelidikinya. Mereka bisa diidentifikasi dan bisa dikejar,” ujar juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla.

Sementara, pengamat terorisme, Wawan Purwanto, mengajak publik di Indonesia tidak terpengaruh dengan ajakan tersebut.

“Namanya juga propaganda, kan tidak harus diikuti,” ujar Wawan yang dihubungi Rappler pada Minggu malam, 26 Juni. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!