PH collegiate sports

Polandia vs Portugal: Ujian ketangguhan benteng Bialo-czerwoni

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polandia vs Portugal: Ujian ketangguhan benteng Bialo-czerwoni
Pertahanan solid Polandia akan diuji para penyerang Portugal.

JAKARTA, Indonesia – Euro kali ini berbeda bagi Polandia. Untuk kali pertama dalam sejarah, negara yang pernah diduduki Uni Soviet tersebut mencapai perempat final.

Di fase grup, mereka mampu mencegah kekalahan dari Jerman dan menang atas Irlandia Utara dan Ukraina. Meski, dua kemenangan tersebut diraih dengan irit gol: hanya satu gol di masing-masing laga.

Di 16 besar, mereka kembali hanya mampu mencetak satu gol. Untungnya, babak adu penalti berhasil dilewati Robert Lewandowski dan kawan-kawan dengan baik. Swiss pun pulang lebih dulu karena tendangan Granit Xhaka yang meleset.

Di babak perempat final, laga yang irit gol bisa kembali terjadi saat mereka bersua Portugal pada Jumat pukul 02:00 WIB, 1 Juli. Memang, Portugal adalah tim yang agresif. Mereka sudah mencetak lima gol sepanjang Euro 2016.

Tapi, mereka kerap tak berkutik saat melawan tim-tim bertahan. Portugal kerepotan menghadapi Islandia (1-1) dan Austria (0-0). Melawan Hongaria yang bermain terbuka, pasukan Fernando Santos tampil luar biasa dengan mencetak 3 gol meski laga berakhir imbang.

Tim agresif kedua yang dihadapi Portugal adalah Kroasia. Namun, Seleccao das Quinas—julukan Portugal—justru bermain bertahan. Meski hanya melepas 2 tembakan ke gawang, Portugal akhirnya bisa menang 1-0 atas negeri pecahan Yugoslavia itu.

Karena itu, jika barisan pertahanan Polandia kembali tampil tangguh, bukan tidak mungkin Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan bisa frustasi seperti saat melawan Islandia dan Austria.

Apalagi, soliditas pertahanan adalah kekuatan utama tim berjuluk Bialo-czerwoni (merah putih) tersebut. Buktinya, tak satupun tim yang bisa membobol gawang Lukasz Fabianski di fase grup.

Pasukan Adam Nawalka itu baru kebobolan di babak 16 besar. Itupun hanya satu gol. Mereka menjadi tim paling sedikit kebobolan di Euro 2016 setelah Jerman (0 gol).

Duet bek Polandia lebih solid

Statistik Michal Pazdan dan Kamil Glik. Sumber: Whoscored.com

Catatan ketangguhan Polandia tersebut terjadi berkat duet solid di jantung pertahanan. Mereka adalah Michal Pazdan dan Kamil Glik.

Pazdan, misalnya. Berdasarkan data Whoscored.com, pemain yang dijuluki “Kungfu Pazdan” oleh suporter Irlandia Utara itu memiliki rata-rata intersep 3,3 kali per pertandingan. Begitu juga Glik. Rata-rata intersep dia per laga mencapai 2,8.

Jika Pazdan jago dalam bola-bola bawah, Glik unggul dalam serangan udara. Statistik kemenangan duel udaranya mencapai 2,8 per pertandingan.

Dengan soliditas pertahanan seperti itu, Polandia kerap tidak banyak membuat inisiatif serangan. Apalagi mendominasi pertandingan.

Polandia lebih suka menunggu bola dan menyerang balik dengan cepat melalui sayap. Karena itu, tak heran jika rata-rata penguasaan bola mereka hanya 45 persen.

Penyerang sayap pun lebih banyak berkesempatan mencetak gol. Hingga saat ini, top scorer Polandia masih dikuasai Jakub Blaszczykowski yang lebih banyak beroperasi di sisi lebar lapangan dengan 2 gol.

Satu gol lagi menjadi milik Arkadiusz Milik. Pemain Ajax Amsterdam tersebut juga lebih banyak beroperasi di lini kedua karena Lewy—sebutan Lewandowski—lebih berperan sebagai ujung tombak.

Dengan data-data tersebut, Portugal bakal sangat kesulitan menembus gawang Fabianski. Apalagi, dalam empat laga sebelumnya, hasil yang diraih Portugal tak lebih buruk daripada Polandia.

Mereka tak pernah menang dalam waktu normal. Hanya bisa bermain seri.

Jika bukan karena gol Ricardo Quaresma di babak tambahan, Seleccao das Quinas tak mungkin bisa lolos ke perempat final.

Kinerja barisan pertahanan mereka juga buruk jika dibandingkan Polandia. Mereka sudah kebobolan 5 gol. Santos juga terlalu memaksakan bek gaek Ricardo Carvalho untuk bermain. Pemain 38 tahun itu beberapa kali lambat dalam menutup tembakan lawan.

Karena itu, menghadapi Portugal, Polandia memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk lolos. “Kami sadar kekuatan kami. Rasanya kami bisa terus melaju,” kata Nawalka, pelatih Polandia seperti dikutip UEFA.com.

Nawalka siap menginstruksikan para pemainnya untuk meredam trisula Nani-Ronaldo-Quaresma. “Portugal adalah tim yang sangat menyerang. Mereka berbahaya saat menguasai bola. Tapi, kami akan mengendalikan permainan dengan karakter kami,” katanya.

Di kubu lawan, Santos mengakui bahwa karakter Polandia berbeda dibanding lawan-lawan yang pernah dia hadapi. Di edisi Euro 2012, dia pernah menghadapi tim tersebut waktu dirinya masih menangani Yunani.

“Tapi Polandia 2012 dan sekarang berbeda,” katanya.

Polandia, kata Santos, bermain sangat strategis. Ketika sudah mampu merebut bola, mereka bisa menyerang dengan cepat. “Tak ada tim favorit dalam laga ini. Pertandingan akan seimbang tapi kami yang akan lolos,” kata Santos. –Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!