US basketball

Perencanaan arus mudik yang kurang detail

Eka Sari Lorena

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Perencanaan arus mudik yang kurang detail
Boleh jadi perencanaan mudik tidak melibatkan perempuan padahal mereka lebih peka soal di mana cari makan, di mana harus buang air kecil dengan proper

Pada Jumat, 1 Juli, lalu, Eka Lorena Sari Soerbakti berangkat menuju Solo, Jawa Tengah dengan bus. Di dinding Facebooknya, mantan ketua umum DPP Organda ini mengungkapkan beberapa alasan mengapa dia memilih naik bus daripada pesawat. Setiba di Solo, CEO Lorena Group, yang berkecimpung dalam bisnis transportasi darat dan penerbangan, ini menuangkan pengalamannya dalam tulisan berikut ini. 

Hari Rabu, 6 Juli 2016 besok, kita akan bersama-sama merayakan Hari Idulfitri. Saya berharap anda semua dapat dan sudah berkumpul bersama keluarga. Semoga anda sudah merdeka dari kemacetan parah di Brebes dan Tegal.

Puluhan jam memang kali ini dihamburkan oleh pemudik yang melintasi jalur utara Pantai Jawa. Puluhan jam! Ini bukan main-main. Entah berapa nilai pemborosan yang ditimbulkan akibat rencana mudik, yang menurut saya kurang detail.

Mengapa saya bisa bilang kurang detail? Karena saya merasakan sendiri kemacetan itu. Pada Jumat (1 Juli – Red) lalu, saya berangkat dari Jakarta dan baru tiba hari Minggu di Kota Solo. Saya menempuh Jakarta-Solo selama 34 jam! Dalam kondisi normal, waktu selama itu hampir dapat menempuh Jakarta-Solo bolak-balik tiga kali!

Ada teman yang bilang saya gila. “Ngapain Bu, naik mobil saat arus mudik? Gak naik pesawat?” Justru itu. Justru di saat ini, saya juga ingin merasakan arus mudik agar memahami lebih perjalanan M. Saya tidak ingin hanya mendengar laporan dari awak bus Lorena atau Bus Wagon ESL Express atas kejadian ini. Saya tidak ingin hanya enak-enakan di Jakarta ketika mereka bekerja keras.

Selain macet, kejadian pertama yang saya alami adalah VW Transporter saya tiba-tiba pecah ban menjelang Pejagan. Saya tidak mengerti kualitas jalan tol di negeri ini sampai-sampai VW Transporter saya pecah ban. Untung saja mobil Eropa, berat bobotnya (cukup besar), kalau tidak mungkin mobil itu sudah terbalik karena pecah ban di sisi kiri depan.

Kejadian kedua adalah kami sempat 20 jam tidak makan nasi. Tentu saja, di mobil ada banyak persediaan cemilan. Tapi buat orang Indonesia seperti saya, tidak makan nasi jelas sesuatu banget. Hahaha. Saya kehabisan duit buat beli nasi? Jelas tidak, tetapi bagaimana mau makan kalau restoran penuh semua. Penuh bludak sampai ke tepi jalan.

Kejadian ketiga adalah saya nahan pipis sampai hampir pingsan. Fasilitas untuk buang air kecil di jalan tol sebegitu terbatas. Padahal, kami macet berjam-jam untuk hanya keluar jalan tol. Kalau Anda laki-laki, tentu mudah pipis di mana saja, bagaimana dengan kami para perempuan? Mikir dong.

Ini yang saya katakan perencanaan mudik kurang detail. Lha, konser musik saja ada toilet portable kok. Ini arus mudik dengan jumlah pemudik jutaan orang kok tidak dipersiapkan dengan lebih matang?

Apa juga tidak ada yang mampu menghitung kebutuhan BBM pemudik terkait jumlah SPBU. Untung saja, VW Transporter saya tidak terlalu boros BBM. Untung saja tangki bensinnnya besar. Kalau tidak, bisa pusing saya karena SPBU begitu penuh. Masuk SPBU saja tidak bisa, lho.

Hal lain, saya lihat orang Indonesia itu ya ampun kok tidak ingin jaga Kebersihan yaaa. Macet total malah buang sampah. Apa sih susahnya membuang sampah di kantong plastik dan nanti dibuang di tujuan? Saya lihat sampah di jalan tol menjelang “Brexit” begitu banyak. Dan mereka, naik mobil semua. Saya asumsikan mereka berpendidikan semua. Gila ya?!

Eh tiba-tiba sopir saya mau buang sampah juga. Langsung saya berteriak refleks, Paak, jangan buang sampah sembarangan….Tiba-tiba, tanduk seolah keluar dari kepala saya. Ups.

Well, guys. Boleh jadi perencanaan mudik kali ini tidak melibatkan perempuan ya? Mungkin lho, perempuan kan jelas lebih peka soal di mana cari makan, di mana harus buang air kecil dengan proper. Dan ingat, masih ada waktu untuk menyiapkan arus balik yang mungkin butuh perhatian serius.

Jadi, buat yang menyiapkan arus balik, bolehlah istirahat sejenak tapi jangan lama-lama. Evaluasi dan segera berbuat. Jasa Marga kan saya dengar labanya besar ya bisa dong sewa toilet portabel. Bisa dong sediakan tempat sampah darurat di bahu-bahu jalan.

Pemerintah Daerah, apa tidak bisa juga sediakan tempat sampah di pantura atau toilet portable yang biasa digunakan buat konser? Bisa dong dilakukan, ya terkecuali bila mereka memang tidak punya semangat melayani rakyat. Mohon maaf lahir batin bila ada yang tertohok dengan catatan saya. Ini fakta lho, saya mudik juga, Pak hehe… – Rappler.com. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!