3 Hal yang perlu kamu ketahui soal impor daging kerbau

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

3 Hal yang perlu kamu ketahui soal impor daging kerbau
Daging impor kerbau akan mulai memasuki pasar-pasar tradisional di pekan ke-3 dan ke-4 di bulan Juli.

JAKARTA, Indonesia – Lebaran memang sudah lewat, tetapi harga daging sapi tidak juga mengalami penurunan. Bahkan, masih ada yang bertengger di atas Rp 100 ribu per kilogram. Oleh sebab itu pemerintah berencana mendatangkan 10 ribu ton daging kerbau dari India.

Daging tersebut akan mulai memasuki pasar Indonesia secara bertahap pada bulan Juli ini. Distribusi daging akan menyebar ke pasar-pasar tradisional mulai pekan ke-3 dan ke-4 di bulan Juli.

Berikut hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang impor daging kerbau ini:

1. Tekan lonjakan harga daging sapi
: Motivasi utama pemerintah untuk mengimpor daging kerbau yaitu karena tingginya harga daging sapi. Sejak Lebaran hingga saat ini, harga daging sapi masih stabil di atas Rp 100 ribu per kilogram.

“Menurut Peraturan Menteri Pertanian, daging kerbau ini akan dijual seharga Rp 60 ribu per kilogram,” ujar Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu.

Bulog memastikan daging kerbau yang masuk bebas penyakit mulut dan kuku, serta halal dikonsumsi.

2. Buka peluang baru
: Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong juga mendukung masuknya daging kerbau impor ini.

“Tujuannya membuka peluang baru untuk mengurangi dominasi pemasok tradisional. Ini sudah disiapkan beberapa bulan, kalau mau efisien kita harus diverifikasi pemasok daging,” ujar Thomas.

Langkah ini, katanya juga merupakan salah satu langkah dalam paket kebijakan yang bertujuan untuk mengubah negara dan zonasi pemasok daging. Tom, sapaan akrab Mendag, mengatakan Pemerintah Indonesia hendak menghentikan dominasi penyuplai daging yang selama ini datang dari Australia saja.

Dengan terbukanya kerja sama dengan India, maka Indonesia bisa membuka sumber peluang baru.

3. Diprotes peternak
Peternak yang tergabung dalam Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) memprotes kebijakan impor daging kerbau ini. Mereka mengatakan, masih ada ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) dari daging tersebut.

Ketua Umum PPSKI, Teguh Boediyana mengatakan impor daging kerbau dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) sangat berisiko. India pun sebenarnya tidak punya zona bebas PMK yang diakui oleh Badan Kesehatan Ternak Dunia (OIE).

Masuknya daging kerbau yang murah ini akan menghancurkan dinamika harga di pasar.

“Harganya yang murah sangat distortif, imbasnya nanti ke peternak rakyat. Kalau harga jatuh, kami (peternak) yang rugi. Jangan korbankan kepentingan peternak rakyat,” katanya. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!