Lagi, ratusan aktivis pro referendum ditangkap di Papua

Kanis Dursin

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lagi, ratusan aktivis pro referendum ditangkap di Papua

ANTARA FOTO

Kapolda Papua Paulus Waterpauw mengatakan para demonstran mendukung kemerdekaan sehingga kepolisian tidak izinkan mereka melakukan demo

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Ratusan aktivis dan simpatisan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) ditangkap ketika hendak melakukan demo di berbagai kota di Provinsi Papua pada Rabu, 13 Juli, beberapa saksi mata mengatakan.

“Jumlah yang ditangkap 218 orang,” kata Selestinus Boi Jupjo, seorang mahasiswa di Merauke, Papua kepada Rappler.

Penangkapan terjadi sekitar pukul 9:00 WIT, ketika aktivis dan simpatisan KNPB bersiap-siap untuk melakukan demo damai ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke.

 

“Para demonstran datang dari lima titik di Merauke dan berkumpul di Lingkaran Brawijaya sebelum ke kantor DPRD. Tetapi oleh aparat gabungan polisi dan tentara, mereka digiring ke Sekretariat KNPB di Jalan Bukul. Di sana mereka ditangkap dan diangkut ke Polres Merauke,” kata mantan wartawan itu.

Sementara itu, di Timika, puluhan aktivis KNPB diangkut ke kantor polisi Rabu pagi ketika mereka hendak melakukan demo damai mendukung pelaksanaan pertemuan tingkat tinggi negara-negara Melanesia.

“Mereka ditangkap sebelum melakukan demo dan dibawa ke kantor Polres Timika,” kata Pendeta Deky Pigome kepada Rappler.

Para aktivis, kata Deky, ditangkap di daerah Timika Indah ketika mereka berkumpul sebelum melakukan demo ke Kantor DPRD, yang letaknya sekitar satu kilometer dari Timika Indah.

Pada Selasa, 12 Juli, kata Deky, polisi menangkap 60an aktivis, termasuk Ketua KNPB Timika Yanto Arwekion dan sekretarisnya Sam Ukago, ketika mereka pulang dari desa-desa di sekitar Timika menyebarkan selebaran mengenai rencana aksi damai yang dijadwalkan pada Rabu, 13 Juni.

“Mereka dicegat di tengah jalan sekitar jam 5 sore,” kata Pendeta Deky. 

Menurut Deky, satu dari orang yang ditangkap pada Selasa adalah ibu hamil, dan satu lagi seorang ibu berumur 55 tahun. 

“Tujuh belas orang sudah dilepaskan pada Selasa malam, terdiri dari 15 perempuan, termasuk ibu hamil dan ibu yang berumur 55 tahun, dan dua laki-laki,” kata Deky.

“Yang lain masih ditahan,” kata Deky melalui telepon dari Timika.

Juga pada Selasa, seorang aktivis KNPB bernama Deserius Goo ditangkap polisi di Nabire. “Dego ditahan di sel Mapolres Nabire,” kata Pendeta Benny Giay dalam pesan singkatnya kepada Rappler Selasa malam.

Dego, demikian Deserius Goo biasa dipanggil, ditangkap pada saat hendak mencetak spanduk aksi demo damai mendukung ULMWP menjadi anggota penuh.

Dibubarkan, bukan ditangkap

Kepala Kepolisian Daerah Papua Paulus Waterpauw mengakui pihak kepolisian telah melakukan penangkapan terhadap aktivis dan simpatisan KNPB di beberapa kota di Papua.

“Tidak ditangkap tapi dibubarkan,” kata Paulus salam pesan singkatnya kepada Rappler pada Rabu malam.

“Mereka separatis…perjuangannya jelas mendukung kemerdekaan Papua…sehingga kami tidak izinkan turun di lapangan untuk apapun perjuangannya,” kata Paulus.

Dia juga mengatakan bahwa para demonstran telah pulang ke rumah masing-masing.

“Mereka tidak ditahan…sore tadi sudah dikeluarkan,” lanjut Paulus.

KNPB merupakan organisasi underbow dari Gerekan Kemerdekaan Papua Barat (United Liberation Movement for West Papua – ULMWP), organisasi politik dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), kelompok bersenjata yang memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat sejak penentuan pendapat rakyat (Pepera) pada Agustus 1969.

ULMWP sedang berusaha menjadi anggota penuh Melanesian Spearhead Group (MSG), organisasi antar pemerintah negara-negara Melanesia. Saat ini, ULMWP merupakan pengamat atau observer sejak 2015 lalu.

Para pemimpin MSG akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Honiara, Kepulauan Solomon pada Kamis, 14 Juli, dengan agenda, antara lain, membahas keanggotaan ULMWP.

Dua anggota penuh MSG – Kepulauan Solomon dan Vanuatu – telah menyatakan dukungan ULMWP menjadi angota penuh, sementara tiga lain – Fiji, Papua New Guinea, dan Front Pembebasan Nasional Kanak dan Sosialis dari Kaledonia Baru – belum mengambil sikap. Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!