5 hal yang perlu kamu tahu tentang Kepala BNPT Suhardi Alius

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal yang perlu kamu tahu tentang Kepala BNPT Suhardi Alius
Suhardi terpilih sebagai Kepala BNPT berkat rekomendasi Tito Karnavian yang disampaikan kepada Presiden Jokowi

JAKARTA, Indonesia – Setelah ditinggal Jenderal Polisi Tito Karnavian, posisi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan diisi oleh Komjen Pol Suhardi Alius. Pemilihan Suhardi sebagai Kepala BNPT dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Rencananya, Suhardi dilantik pada hari ini bersama dengan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) oleh presiden di Istana Negara.

Berikut hal-hal yang kamu perlu tahu tentang Suhardi:

Berawal dari Bandung

Pria kelahiran 10 Mei tahun 1962 itu mengawali karirnya di Bandung. Setelah lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1985, Suhardi berkarir sebagai Pamapta Polres Bandung di tahun yang sama.

Tahun berikutnya, ia dipromosikan menjadi Wakil Kepala Satuan Sabhara Polres Bandung. Suhardi dipercaya menjadi Kepala Polsek Cimahi pada tahun 1987.

Setelah itu, ia ditarik dari Bandung dan dimutasi ke Tapanuli Selatan menjadi Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodal Ops) di sana.

Ia baru menginjak ibu kota pada tahun 1995, sebagai Guru Muda Pusat Pendidikan dan Pelatihan Resintel di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.

Setelah itu, Suhardi terus berganti jabatan setiap tahunnya hingga mendapatkan pangkat Komisaris Besar Polisi tahun 2004 saat menjadi Kapolres Metro Jakarta Barat.

Kiprah di Jakarta

Suhardi kemudian ditarik ke Markas Besar Kepolisian (Mabes Polri) pada tahun 2010 sebagai Direktur Tindak Pidana Tertentu. Namun, ia hanya sempat mencicipi Mabes selama setahun, sebelum dimutasi menjadi Wakil Kepolda Metro Jaya.

Tak lama, ia ditarik kembali ke pusat sebagai Kepala Divisi Humas Polri selama setahun sebelum menjadi Kapolda Jawa Barat dan Kabareskrim Polri di tahun yang sama. Baru dua tahun menjabat sebagai Kabareskrim Polri, Suhadi dimutasi ke Lemhanas.

Bentrok dengan Budi Gunawan

Kepindahan Suhardi ke Lemhanas disebut-sebut lantaran ada persinggungan dengan calon Kapolri pada awal 2015 lalu, yakni Budi Gunawan.

Suhardi merupakan orang yang membocorkan informasi kecurangan yang dilakukan Budi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Akhirnya, KPK menetapkan Budi sebagai tersangka kasus dugaan kepemilikan rekening tidak wajar.

Posisi Suhardi sendiri akhirnya digantikan oleh Inspektur Jenderal Budi Waseso, yang sebelumnya menjabat Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim). Sementara posisi Kapolri akhirnya dipegang oleh Jenderal Polisi Badrodin Haiti, sebelum digantikan Tito.

Calon Kapolri?

Sebenarnya, nama Suhardi termasuk dalam daftar calon Kapolri pada awal 2015 lalu. Namun, ia sudah keburu ‘dibersihkan’ karena dituding berkhianat.

Meski demikian, Edi Hasibuan yang saat itu masih menjabat anggota Kompolnas, membantah hal tersebut. Edi mengatakan nama Suhardi tersingkir lantaran ia masih terlalu muda.

Kami fokus cari calon Kapolri dari angkatan tahun 1982-1984. Kalau Suhardi angkatan 1985,” kata dia.

Rekomendasi Tito

Salah satu alasan Presiden Joko Widodo memilih Suhardi tak lepas dari rekomendasi Tito untuk merekomendasikan namanya. Mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional, Edi Hasibuan mengatakan Tito-lah yang menunjuk pemimpin baru bagi lembaga yang menangani teroris itu. “Ini usulan Kapolri dan Presiden menyetujui,” ujarnya setelah bertemu Kapolri.

Menurut dia, memang diperlukan kerja sama yang baik antara dua lembaga ini dalam penanganan terorisme. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!