8 pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan sebelum hamil

Dr. Anastasia Shinta

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

8 pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan sebelum hamil
Pemeriksaan kesehatan sebelum hamil sebaiknya dilakukan minimal 3 bulan sebelum kehamilan dimulai.

 

Terkadang wanita terlambat menyadari bahwa dirinya hamil. Padahal dalam periode awal kehamilan, organ-organ penting janin sudah mulai terbentuk. Kondisi kesehatan ibu, obat-obatan yang ibu konsumsi, maupun paparan lingkungan dapat memengaruhi perkembangan organ-organ tersebut. 

Kecacatan perkembangan janin seperti kelainan saraf, kelainan otak, kelainan jantung, ataupun kelainan mata dan telinga riskan terjadi dalam periode ini. Itulah sebabnya pemeriksaan kesehatan sebelum hamil sangat penting dilakukan.

Pemeriksaan kesehatan sebelum hamil sebaiknya dilakukan minimal 3 bulan sebelum kehamilan dimulai. Saran dan terapi yang diberikan dokter dari hasil pemeriksaan ini bersifat individual, tidak sama antara satu orang dan orang lainnya, karena setiap orang memiliki riwayat kesehatan, kondisi kesehatan, dan lingkungan yang berbeda. Anda perlu memberikan informasi yang lengkap supaya pemeriksaan ini optimal.

Secara umum, dokter akan memeriksa hal-hal berikut ini:

Status gizi dan nutrisi

Kelebihan berat badan saat hamil berkaitan dengan beberapa komplikasi kehamilan dan persalinan seperti tekanan darah tinggi, preeklampsia (keracunan kehamilan), bayi lahir prematur, bayi lahir terlalu besar (macrosomia), maupun kencing manis alias diabetes. 

Kekurangan berat badan saat hamil juga dapat meningkatkan risiko bayi terlahir prematur maupun berat badan bayi lahir rendah. Berat badan ideal perlu dicapai dan dipertahankan sebelum hamil untuk mengurangi risiko-risiko komplikasi tersebut. Pengaturan berat badan dapat dilakukan dengan mengatur pola makan dan berolahraga. 

Selain pemenuhan nutrisi dari makanan, saat merencanakan kehamilan, dokter akan memberikan suplemen tambahan asam folat dan zat besi. Asam folat bermanfaat untuk mencegah kegagalan perkembangan tulang belakang dan otak pada janin. Zat besi berfungsi dalam pembentukan sel darah merah yang akan mengantar oksigen ke janin.

Kondisi medis dan pengaturan obat-obat rutin yang dikonsumsi 

Beberapa penyakit seperti asma, hipertensi, kencing manis, tiroid, epilepsi mengharuskan penderita mengonsumsi obat secara rutin. Dokter perlu mengetahui kondisi medis Anda secara lengkap supaya dapat mengatur dosis obat yang aman untuk Anda dan bayi, atau bila perlu mengganti obat yang Anda minum dengan obat lain yang aman. Sebaiknya penyakit-penyakit tersebut sudah terkontrol sebelum Anda hamil.

Anda juga harus berhati-hati bila mengonsumsi obat-obatan maupun suplemen vitamin yang dijual bebas di apotek, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.

Penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual dapat membahayakan ibu, pasangan, dan janin. Screening penyakit menular seksual perlu dilakukan sebelum merencanakan kehamilan.

Penyakit infeksi lain dan status imunisasi

Infeksi yang terjadi saat hamil dapat berbahaya bagi ibu maupun janin. Deteksi dini infeksi dilakukan dengan pemeriksaaan laboratorium. Pencegahan infeksi sebelum kehamilan dapat dilakukan dengan vaksinasi. Vaksinasi yang perlu diberikan antara lain Hepatitis B, Varicella, Rubella (MMR), Influenza, dan Tetanus (DPT). 

Vaksin Hepatitis B, MMR, dan Varicella tidak boleh diberikan saat hamil. Pemberian vaksin Varicella boleh diberikan sampai minimal 1 bulan sebelum kehamilan. Pemberian vaksin MMR boleh diberikan sampai minimal 3 bulan sebelum kehamilan.

Riwayat penyakit  keluarga

Riwayat kesehatan keluarga kedua belah pihak suami dan istri perlu diketahui untuk mendeteksi adanya penyakit-penyakit kelainan genetik, cacat lahir, maupun  keterlambatan perkembangan intelektualitas. Jika ada kondisi demikian, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan ke dokter ahli genetik.

Gaya hidup: Alkohol dan obat terlarang

Konsumsi alkohol selama hamil meningkatkan risiko terjadinya fetal alcohol syndrome. Selain itu konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan perkembangan saraf pada bayi baru lahir. 

Gaya hidup: Merokok 

Merokok dapat menyebabkan masalah pada plasenta, meningkatkan risiko bayi terlahir prematur, dan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. 

Selain merokok aktif, paparan asap rokok (perokok pasif) juga harus dihindari. Ibu hamil yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dibanding ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok.

Kondisi lingkungan kerja dan tempat tinggal

Beberapa substansi di lingkungan kerja maupun tempat tinggal dapat membahayakan janin, seperti bahan-bahan kimia pestisida, obat serangga, merkuri, dan radiasi. Pelajari cara melindungi diri dari paparan-paparan tersebut.

Pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan membantu menyehatkan ibu dan bayi, melancarkan kehamilan dan persalinan. —Rappler.com

Sumber tulisan ini berasal dari HelloSehat.com, sebuah situs kesehatan yang menyediakan informasi terpercaya yang mudah diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!