Berita hari ini: Sabtu, 30 Juli 2016

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berita hari ini: Sabtu, 30 Juli 2016

ANTARA FOTO

Pantau terus laman ini untuk memperbarui berita pilihan redaksi Rappler pada Sabtu, 30 Juli 2016

Sapardi Djoko Damono terbaring di rumah sakit

Sastrawan Sapardi Djoko Damono tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta, sejak Kamis, 28 Juli 2016.

Laman Facebook ILUNI UI menyebutkan, hingga saat ini penggubah puisi Hujan Bulan Juni itu belum juga pulih kesehatannya.

 

Sapardi juga membenarkan kabar ini lewat akun Twitter-nya. Ia mengucapkan terimakasih bagi para penggemar yang mendoakan kesehatannya.

Matur nuwun,” cuitnya.

Gerindra resmi usung Sandiaga Uno di Pilkada 2017

Partai Gerindra akhirnya memutuskan untuk mengusung Sandiaga Uno sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2017. Keputusan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Pouyono mengatakan keputusan itu diumumkan Prabowo saat rakornas Gerindra di Lembah Hambalang, Desa Bojong Koneng, Jawa Barat, pada Jumat kemarin.

“Itu dinyatakan langsung oleh Pak Prabowo dalam rakornas dan memang belum diumumkan secara resmi ke publik,” kata Arief.

Lalu, apa pertimbangan Gerindra memilih Sandiaga? Pertama, kata Arief karena Sjafrie Sjamsoeddin memutuskan mundur dari pencalonan.

Kedua, karena Sandiaga merupakan kader sendiri dan diprediksi bisa mengalahkan calon petahan Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama.

“Kami yakin kok, Sandiaga akan kalahkan Ahok dengan mudah,” tuturnya. Selengkapnya di Liputan 6.

BNN tantang Haris Azhar buktikan kesaksian Freddy Budiman

BUKTIKAN KESAKSIAN. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) meminta Koordinator KontraS, Haris Azhar untuk membuktikan kesaksian terpidana mati Freddy Budiman yang menyebut adanya oknum BNN terima suap. Foto oleh Muhammad Adimaja/ANTARA

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso turut menanggapi artikel berjudul “Cerita Busuk dari seorang Bandit” yang ditulis oleh Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar. Dalam artikel yang ditulis berdasarkan pertemuannya dengan Freddy tahun 2014 lalu, Haris menyebut pria asal Surabaya itu pernah memberi upeti bagi personil BNN sebesar Rp 450 miliar. Sementara, upeti bagi personil polisi sebesar Rp 90 miliar.

“Kami meminta yang mengatasnamakan Haris Azhar selaku penulis berita tersebut dapat membuktikan yang diungkapkan oleh Freddy Budiman dalam kesaksiannya,” ujar Budi melalui keterangan tertulis.

Budi mengaku mendukung aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas kebenaran berita tersebut.

“Jika terbukti, ada oknum BNN yang membantu Freddy Budiman dalam melancarkan bisnis narkotika-nya, maka BNN akan memberikan sanksi yang tegas dan keras sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” tutur Budi. Selengkapnya baca di CNN Indonesia.

Pesan terakhir Freddy Budiman bagi anak-anaknya: Rajin salat dan jauhi narkoba

JAUHI NARKOBA. Terpidana mati Freddy Budiman menitipkan pesan khusus bagi anak-anaknya sebelum dieksekusi. Isi pesan itu yakni menjauhi narkoba dan rajin salat. Foto oleh Idhad Zakaria/ANTARA

Salah satu terpidana mati Freddy Budiman sempat menitipkan pesan khusus kepada anak-anaknya sebelum dieksekusi. Menurut Koordinator Kerohanian Islam Lembaga Pemasyarakatan Se-Nusakambangan, K.H Hasan Makarim mengatakan Freddy berpesan agar anak-anaknya rajin salat dan menjauhi narkoba.

Hasan menyebut Freddy tampak segar sebelum dieksekusi.

“Dia mengaku sudah siap dieksekusi. Dia bilang alhamdulilah karena sebentar lagi akan bertemu Allah SWT,” ujar Hasan menirukan kalimat Freddy.

Pria yang terlibat dalam proses impor 1,1 juta pil ekstasi dari Tiongkok itu, juga sungkem kepada ibunya sambil meminta ampun karena selama ini sudah merepotkan. Selengkapnya baca di ANTARA.

Indonesia wRap: Jumat, 29 Juli 2016

Dari eksekusi mati 4 terpidana kasus narkoba hingga Hillary Clinton resmi jadi capres Partai Demokrat

Kejaksaan Agung tetap melakukan eksekusi mati terhadap terpidana kasus narkotika. Namun, jumlah terpidana yang dieksekusi 4 orang dan bukan 14 seperti yang seperti rencana semula.

Keempat terpidana yang dieksekusi antara lain Freddy Budiman, Gajetan Acena Seck Osmane, Michael Titus, dan Humphery Jefferson. Eksekusi mati dilakukan pada Jumat dini hari sekitar pukul 00:45.

Apa alasan Kejaksaan Agung mengeksekusi 4 terpidana itu?

Sementara, mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton resmi menerima pencapresan dari Partai Demokrat. Dia menjadi kandidat perempuan pertama dalam sejarah AS yang bersaing untuk memperebutkan posisi orang nomor satu di Negeri Paman Sam.

Apa yang disampaikannya dalam Kongres Partai Demokrat di Philadelphia pada Kamis kemarin? Simak rangkuman video Indonesia wRap.

– Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!