Indonesia

Stop perburuan harimau Sumatera!

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Stop perburuan harimau Sumatera!
Dari 3.900 ekor harimau Sumatera, Indonesia menjadi rumah dari hanya 371 ekor. Ancaman dari sindikat perburuan hewan hingga perambahan hutan masih terus membayangi predator tertinggi ini

JAKARTA, Indonesia – World Wild Fund (WWF) Indonesia merayakan Hari Harimau Sedunia yang jatuh pada 29 Juli 2016 kemarin. Mereka turut menggandeng sejumlah selebriti Indonesia yang turut berdonasi bagi kelangsungan hidup hewan loreng-loreng ini.

“Harimau Indonesia itu ada dari Jawa, Bali, dan Sumatera. Jawa dan Bali sudah punah, tinggal yang Sumatera,” kata model dan aktirs Nadine Chandrawinata di Senayan City, Jakarta, pada Jumat, 29 Juli. Ia sendiri pernah berkunjung langsung ke habitat harimau di Sumatera, dan merasa tergerak untuk mencegah kehancuran lebih lanjut.

Dari 3.900 ekor harimau Sumatera yang tersisa di seluruh dunia, hanya 371 ekor yang masih ada di Indonesia.

Manusia, kata Nadine, memang merupakan penghancur alam terbesar. Namun, banyak yang bisa dilakukan untuk mengubah hal tersebut.

Chicco Jerikho, aktor A Copy of my Mind yang turut hadir, mengatakan salah satu cara yang ia lakukan adalah mengurangi penggunaan kertas tisu. “Dengan mengurangi pemakaian kertas, kita ikut mencegah penebangan pohon yang jadi rumah harimau itu sendiri,” kata Chicco.

Edukasi menyeluruh

LELANG UNTUK HARIMAU. Sejumlah selebriti memamerkan patung harimau dari kertas yang akan dijual untuk penggalangan dana konservasi harimau Sumatera. Foto oleh Ursula Florene/Rappler

Sementara, Winky Wiryawan menceritakan soal kawan-kawannya yang kebanyakan pemburu binatang liar. Salah satu hewan favorit mereka termasuk harimau.

“Karena ada persepsi yang salah. Kalau misalkan ada harimau menerkam manusia, yang disalahkan binatangnya. Jadi kawan-kawan saya mikir tidak apa-apa bunuh harimau karena mereka juga bunuh manusia,” kata pria yang kerap disapa DJ Winky ini.

Padahal, harimau tidak akan turun dan berinteraksi dengan manusia kalau tidak terpaksa. Saat ini, hutan tempat mereka tinggal telah banyak yang beralih fungsi menjadi kebun sawit ataupun lahan warga. Hewan yang kesulitan mendapat makanan ini akhirnya turun ke pemukiman.

Masyarakat, lanjut Winky, luput melihat fakta tersebut dan langsung menyalahkan harimau. Padahal, sebagai predator tertinggi, sangat penting untuk menjaga habitat harimau tetap lestari.

“Jadi perlu ada edukasi menyeluruh tentang pesan yang sesungguhnya, jaga lingkungan,” kata suami dari Asmara Siswandari alias Kenes ini. Ia turut mengajak istrinya untuk bergabung dengan gerakan ini.

Ancaman dari hukum dan perburuan

Wildlife Ecologist WWF Sunarto mengatakan ada tren yang berbeda dalam ancaman terhadap harimau saat ini. “Dulu saya bisa bilang perambahan hutan sebagai ancaman terbesar. Tapi sekarang perburuan,” kata dia.

Saat ini, ada 8 kawasan konservasi dan taman nasional yang menjadi habitat harimau Sumatera. Beberapa di antaranya, menurut Sunarto, ada dalam kondisi terancam.

Salah satunya berlokasi di Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi. Ia menemukan perburuan meningkat di sana. “Perambahan dan perburuan semakin tinggi, tahun ke tahun sweeping jerat semakin meningkat, ada ratusan sekali operasi. Ini mengindikasi ancaman semakin tinggi,” kata dia.

Hal serupa juga ia temukan di Riau. Daerah seperti Kampar, Senepis, dan Kerumutan masih terancam tanpa status perlindungan. “Banyak juga harimau yang ada di luar kawasan lindung,” kata dia.

Kesulitan perlindungan harimau juga datang dari masalah hukum. Sunarto menilai, masih belum ada dasar yang kuat di Indonesia untuk menjerat sindikat perdagangan hewan ilegal.

“Sekarang kan modusnya macam-macam, dari dagang di toko sampai jualan online. Itu ada hukumnya tidak?” kata dia. Para pemburu dan pedagang, kata dia, juga sangat lihai mengakali aparat.

Bila sudah tertangkap, mereka tidak akan mengulang lagi modus yang sama dan mengembangkan cara yang tak terduga. Sunarto mencontohkan seperti kasus penyelundupan burung kakaktua jambul kuning lewat botol air mineral. Saat ini, ia mendengar sudah ada modus baru lagi yakni lewat semangka.

Belum lagi tantangan dari jaringan internasional yang memiliki hukum berbeda. Thailand, dan beberapa negara lain masih membolehkan perdagangan bagian tubuh hewan. Karena itu, tak jarang pemburu justru datang dari negara tetangga.

“Saya dengar di Aceh sudah banyak orang Vietnam yang datang untuk berburu harimau,” kata dia.

Revisi Undang-Undang

Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rasio Ridho Sani mengatakan pemerintah tengah berupaya memperkuat hukum di Indonesia.

Salah satunya adalah dengan merevisi UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. “Kami berupaya meningkatkan hukuman maksimal dan minimal,” kata dia.

Roy, sapaan Rasio, mengatakan selama ini para pedagang dan pemburu ilegal yang tertangkap hanya dihukum 1-2 tahun. Ia hendak meningkatkannya jadi minimal 5 tahun dengan denda paling rendah Rp 100 juta.

Selain itu, ia juga mengupayakan adanya peningkatan personel polisi hutan. Saat ini, hanya ada 8 ribu personel yang bertugas menjaga 120 juta hektare hutan konservasi Indonesia.

“Minimal 3 kali lipatnya lah. Sudah kami ajukan ke KemenPAN/RB,” kata dia. KLHK juga tengah memanfaatkan penggunaan pesawat nirawak (drone) dengan jarak tempuh 200 kilo meter untuk memaksimalkan pengawasan hutan.– Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!