Densus 88 tangkap 6 orang terduga teroris Katibah Nusantara di Batam

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Densus 88 tangkap 6 orang terduga teroris Katibah Nusantara di Batam
Gigih Rahmat Dewa diduga menampung aliran dana dari otak bom Thamrin, Bahrun Naim. Selain itu, keduanya pernah berencana meluncurkan roket ke Marina Bay Singapura

JAKARTA, Indonesia – (UPDATED) Anggota Detasemen Khusus 88 anti teror menangkap 6 orang terduga anggota teroris kelompok Katibah Gigih Rahmat (GR) di Kepulauan Batam pada Jumat, 5 Agustus. Penangkapan dilakukan sekitar pukul 06:45 hingga pukul 08:00 di beberapa tempat yang berbeda di Batam.

Menurut keterangan tertulis dari Kadiv Humas Mabes Polri, Boy Rafli Amar yang diterima oleh Rappler pada Jumat, 5 Agustus, kelompok ini dipimpin oleh Gigih Rahmat Dewa. Gigih juga ikut ditangkap oleh anggota Densus dalam penggrebekan hari ini.

“Selain Gigih, anggota Densus juga berhasil menangkap terduga teroris dengan inisial TS, ES, T, HGY dan MTS,” ujar Boy melalui keterangan tertulis. Lalu, apa peran Gigih dalam tindakan menebar teror? Menurut Boy, Gigih memiliki keterkaitan dengan Bahrun Naim, orang yang selama ini dituding sebagai otak di balik Bom Tharim pada bulan Januari lalu.

“GRD diduga menjadi penerima dan penyalur dana untuk kegiatan radikalisme. GRD dan Bahrun Naim juga pernah merencanakan untuk meluncurkan roket dari Batam dengan tujuan Marina Bay, Singapura,” kata Boy lagi.

Selain itu, GRD juga diduga menampung 2 orang Uighur yakni Ali dan Doni. Ali sempat dijemput oleh tersangka bom bunuh diri di Polres Solo, Nurrohman dari Batam menuju ke Bogor.

“Selanjutnya, Nurrohman mengantarkan Ali menuju ke kediaman Abu Musab di Bekasi. Dua orang Uighur dan Abu Musab berhasil ditangkap di Bekasi,” tutur Boy.

GRD, Boy melanjutkan, juga menjadi fasilitator keberangkatan warga Indonesia menuju ke Suriah melalui jalur Turki. GRD juga memiliki koneksi dengan WNI yang berada di Turki untuk membantu menyeberangkan calon jihadis ke negara pimpinan Bashar al-Ashad itu.

Katibah Nusantara sendiri merupakan bagian dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurut Tito Karnavian yang ketika itu masih menjadi Kapolda Metro Jaya, menyebut Katibah Nusantara dibentuk oleh Bahrun agar bisa menjadi pemimpin untuk kelompok ISIS di Asia Tengah.

“Bahrun memiliki saingan dari Filipina selatan,” ujar Tito kepada media.

Berdasarkan data dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Katibah Nusantara Lid Daulah Islamiyyah sudah berdiri sejak tahun 2014. Anggota kelompok ini berasal dari Indonesia dan Malaysia.

Belum temukan alat peledak

Usai ditangkap, anggota Densus 88 Antiteror bergerak cepat dengan melakukan pemeriksaan terhadap keenam terduga teroris yang ditangkap pagi tadi di Kepulauan Batam, Riau. Kepala biro penerangan masyarakat Divhumas Polri, Brigjen Agus Rianto mengatakan saat ini anggota Densus 88 masih dalam tahap pengumpulan barang bukti keenam terduga teroris yang ditangkap di Batam.

“Untuk (penangkapan) yang keenam ini, akan dilanjutkan dengan penggeledahan di lokasi-lokasi yang sudah diketahui penyidik, dalam hal ini Densus 88 dan Polda,” ujar Agus di kantor Mabes.

Dia mengatakan sejauh ini belum ditemukan barang bukti berupa senjata atau alat peledak dari keenam terduga teroris. Sementara, mengenai roket yang disebut akan diluncurkan oleh keenam terduga teroris, kata Agus masih terus ditelusuri.

Roket tersebut sebelumnya disebut akan digunakan untuk meledakan Marina Sand Bay di Singapura dan diluncurkan dari Batam.

“Untuk waktu mereka beroperasi terkait dengan data yang dimiliki dan rencana mereka ke Singapura. Mereka tentunya akan mencari peluang dan kesempatan untuk bisa melakukan serangan ke negara tetangga,” tutur Agus.

Polri juga akan menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran dana yang disebut mengalir dari Suriah untuk membiayai rencana serangan teror tersebut. Aliran dana juga diduga digunakan untuk memberangkatkan WNI ke Suriah dan bergabung dengan kelompok ISIS.

“Yang bersangkutan kami duga sebagai penerima dana. Salah satunya digunakan untuk menyiapkan akomodasi bagi mereka yang akan berangkat ke Suriah. Hal ini tentu membutuhkan pengalaman dan koordinasi dengan PPATK,” katanya. – Rappler.com

BACA 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!