SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Indonesia mengirim 7 atlet untuk cabang olahraga angkat besi di Olimpiade Rio 2016. Mereka adalah:
- Triyatno
- Ketut Ariana
- Dewi Syafitri
- Muhammad Hasbi
- Deni
- Eko Yuli Irawan
- Sri Wahyuni
Setidaknya 3 atlet Indonesia diharapkan membawa pulang medali mengingat pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya di Olimpiade.
(BACA: Atlet-atlet Indonesia di Olimpiade Rio yang tak boleh kamu lewatkan)
Eko Yuli Irawan sebelumnya memenangkan medali perunggu untuk angkat beban kelas 56 kg di Olimpiade Beijing 2008, serta medali perunggu untuk kelas 62 kg di Olimpiade London 2012.
Triyatno meraih medali perunggu untuk kelas 62 kg pada Olimpiade Beijing 2008. Empat tahun kemudian di London, ia meraih medali perak untuk kategori 69 kg.
Sedangkan Sri Wahyuni, meski baru pertama akan berlaga di Olimpiade pada tahun ini, ia berada di peringkat 14 sedunia kategori atlet perempuan senior kelas 48 kg.
BACA profil lengkap ketujuh atlet angkat besi Indonesia di sini.
Rabu, 10 Agustus: Deni berada di posisi 5 di final Grup B kelas 77 kilogram
Satu-satunya atlet angkat besi Indonesia di kelas 77 kilogram, Deni, berada di peringkat ke-5 dari 6 lifter dalam babak final Grup B pada Rabu, 10 Agustus.
Deni membukukan total angkatan 323 kilogram, hasil dari 146 kg Snatch dan 177 kg Clean & Jerk.
Ini adalah kali pertama Deni berkompetisi di kelas 77 kg. Ia hanya memiliki berat 69,38 kilogram, lebih ringan daripada lawan-lawannya di kelas tersebut.
Rabu, 10 Agustus: Berada di posisi 10, Triyatno tak raih medali
Peraih medali perak di London 2012, Triyatno, gagal mengulang kesuksesannya setelah berada di peringkat ke-10 dari 21 lifter dalam pertandingan angkat besi kelas 69 kg.
Total angkatan atlet asal Lampung ini adalah 317 kg (142 kg Snatch dan 175 kg Clean & Jerk), ia tidak mampu mengangkat Clean & Jerk seberat 182 kg dalam kesempatan kedua dan ketiga.
Berat tersebut lebih sedikit dari yang berhasil diangkatnya pada Olimpiade empat tahun lalu. Pada saat itu ia berhasil meraih medali perak dengan total angkatan 333.
Triyatno baru saja sembuh dari cedera lututnya, namun memiliki target untuk mengangkat beban dengan total 340 kg. Sayang, di Olimpiade kali ini ia harus puas dengan total angkat 317 kg.
Rabu, 10 Agustus: I Ketut Ariana tak berhasil bawa medali di kelas 69 kg
Atlet angkat besi Indonesia di kelas 69 putra, I Ketut Ariana, belum berhasil membawa pulang medali dari kelas 69.
Ia gagal mengangkat beban 145 kg Snatch dalam tiga percobaan dan membuatnya tidak bisa menyelesaikan pertandingan (DNF).
Selasa, 9 Agustus: Eko Yuli Irawan dapat medali perak di kelas 62 kg putra
Indonesia kembali mendapat perak melalui atlet Eko Yuli Irawan di kelas 62 kg putra. Eko berhasil mengangkat total beban 312 kg (142 Snatch, 170 kg Clean & Jerk).
Ia tak mampu mengangkat beban 146 kg pada attempt ke-2 dan 3 Snatch. Begitu pula pada attempt ke-2 dan 3 Clean & Jerk, ketika beban angkatan 176 kg dan 179 kg tampak terlalu berat untuknya.
Atlet Kolombia, Oscar Albeiro Figueroa Mosquera, mendapat emas dengan total angkatan 318 kg (142 Snatch, 176 Clean & Jerk). Medali perunggu diambil oleh atlet Kazakhstan, Farhad Kharki, dengan total angkatan 305 kg.
Eko sebelumnya mendapat medali perunggu 2 kali di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012.
Sementara itu, atlet Indonesia lainnya yang bertanding di kelas yang sama, Muhammad Hasbi, finish di peringkat 7 dari 9 lifter dengan total angkatan 290 kg (130 kg Snatch, 160 kg Clean & Jerk).
Senin, 8 Agustus: Dewi Safitri urung bawa medali di kelas 53 kg putri
Atlet angkat besi Indonesia di kelas 53 kg putri, Dewi Safitri, finish di urutan ke-7 gabungan grup A dan grup B, dengan total angkatan 185 kg.
Pada dua angkatan awal, Dewi gagal namun berhasil pada kesempatan terakhir 80 kg Snatch.
Dewi memulai Clean & Jerk-nya dengan 105 kg namun ia gagal pada angkatan pertamanya. Ia berhasil mengangkat 105 kg pada angkatan kedua, namun gagal mengangkat 108 kg pada angkatan ketiga.
Total angkatan Dewi adalah 185 kg (80 kg Snatch dan 105 kg Clean & Jerk). Dengan demikian, Dewi gagal mendapat medali.
Ia terpaut jauh dengan para peraih medali. Medali emas diraih oleh Shu-Ching Hsu dari Taipei dengan total angkatan 212 kg.
Atlet Filipina Hidilyn Diaz mendapat medali perak dengan total angkatan 200 kg. Dan Jin Hee-Yoon dari Korea Selatan merebut perunggu dengan total 199 kg.
Minggu, 7 Agustus: Sri Wahyuni beri perak pertama untuk Indonesia
Indonesia meraih medali perak pertama di Olimpiade Rio 2016. Atlet angkat besi, Sri Wahyuni, mempersembahkan medali perak di kelas 48 kg putri.
Total angkatan Sri adalah 192 kg (85 kg Snatch dan 107 kg Clean & Jerk).
Angkatan lifter 21 tahun itu masih lebih ringan 8 kg dari angkatan atlet Thailand, Sopita Tanasan, yang sejumlah 200 kg (92 kg Snatch dan 108 kg Clean & Jerk). Tanasan pun meraih medali emas.
Sedangkan atlet asal Jepang, Hiromi Miyake, membukukan total angkatan 188 kg (81 kg Snatch dan 107 Clean & Jerk).
#Weightlifting Results: Women’s -48kg #Olympics#THA #INA #JPN pic.twitter.com/EgNRfYYp99
— Olympics (@Olympics) August 7, 2016
Wahyuni, yang berat badannya lebih ringan dari Tanasan, mencoba angkatan Clean & Jerk terakhir 115 kg untuk bisa meraih emas, namun gagal sehingga harus puas dengan medali perak.
“Sri Wahyuni memang banyak kemajuan khususnya setelah kita berlatih di Afrika Selatan bulan lalu,” kata manajer tim angkat besi Indonesia, Alamsyah Wijaya.
(BACA selengkapnya: Atlet angkat besi Sri Wahyuni beri perak pertama untuk Indonesia)
—Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.