Indonesia

Mengenal balap sepeda BMX di Olimpiade Rio 2016

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengenal balap sepeda BMX di Olimpiade Rio 2016
Tony Syarifudin menjadi satu-satunya atlet balap sepeda BMX yang mewakili Indonesia di Olimpiade Rio 2016

JAKARTA, Indonesia — Balap sepeda tentunya bukanlah cabang olahraga yang asing di gelaran Olimpiade. Pasalnya, cabang olahraga tersebut telah menjadi bagian dari kejuaraan sejagad itu sejak pertama diselenggarakan, yakni pada 1896.

Di lain sisi, BMX (bicycle motocross) identik dengan anak muda dan aksi gaya bebas, atau bahkan olahraga ekstrem.

Pada kenyataannya, BMX telah menjadi bagian dari cabang olahraga balap sepeda di Olimpiade sejak 2008.

Namun Indonesia baru pertama kali mengirimkan wakilnya ke Olimpiade pada tahun ini. Ia adalah Tony Syarifudin, atlet balap sepeda BMX laki-laki di Olimpiade Rio 2016. 

Tony akan bertanding pada Rabu, 17 Agustus, dini hari WIB.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang balap sepeda BMX di Olimpiade:

Mengenal wakil Indonesia

Tony merupakan atlet balap sepeda BMX pertama Indonesia yang lolos ke Olimpiade. Ia memetik buah manis tersebut setelah sebelumnya mendapat beasiswa dari Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) untuk berlatih di Swiss pada 2010 hingga 2013.

Selain itu, Tony juga telah mengikuti beberapa kejuaraan seperti Kejuaraan Banyuwangi Internasional BMX 2016, Kejuaraan BMX kategori C1 di Thailand dan Jepang, dan Kejuaraan Dunia 2016 di Kolombia.

Tony terpilih untuk mewakili Indonesia menggantikan Brasil yang menggunakan alokasi tuan rumah. Situasinya, Brasil berada di posisi 12 UCI, dan Indonesia menempati peringkat teratas untuk negara yang belum memiliki kuota.

(BACA: Toni Syarifudin, perintis atlet BMX Indonesia di ajang Olimpiade)

Hal unik lainnya adalah sepeda yang Tony gunakan untuk berlaga di Olimpiade Rio 2016.

Ia menggunakan sepeda buatan Tanah Air, yakni merek Thrill. Menurutnya, sepeda tersebut tak kalah dengan sepeda lainnya, dan memiliki standar dunia. 

Bukan gaya bebas

Dalam Olimpiade, kejuaraan balap sepeda BMX bukanlah tentang aksi gila, namun yang dinilai adalah kecepatan.

Balapan dimulai dengan 8 peserta yang beranjak dari tempat yang melandai setinggi delapan meter, menuju trek sepanjang 300 hingga 400 meter dengan berbagai tanjakan, turunan, dan lompatan.

Empat peserta yang tercepat yang sampai garis akhir akan melaju ke babak selanjutnya.

Di Olimpiade Rio 2016, terdapat 32 atlet laki-laki, yang akan dibagi ke dalam 4 grup. Sedangkan untuk perempuan, terdapat 16 atlet yang terbagi menjadi dua grup.

Perbedaan ‘senjata’

Meski terlihat mirip, sepeda BMX memiliki perbedaan dari sepeda lainnya. 

Sepeda BMX memiliki daya tahan yang lebih terhadap guncangan dan lompatan. Ukurannya pun lebih kecil dari sepeda gunung.

Namun, sepeda BMX biasa juga berbeda dengan sepeda balap BMX. Sepeda balap BMX hanya memiliki satu gir dan satu rem, agar mampu dimaksimalkan kecepatannya.

Ukurannya pun lebih besar dari sepeda BMX biasa. Hal tersebut membuat sepeda balap BMX lebih tahan akan rintangan di trek. 

Peraih medali di balap sepeda BMX sebelumnya

Maris Strombergs (kiri) mendapat medali emas di kelas balap sepeda BMX pada Olimpiade London 2012, 10 Agustus. Foto oleh EPA

Maris Strombergs, pembalap sepeda BMX wakil Latvia, menjadi peraih medali emas untuk kategori laki-laki dalam dua Olimpiade terakhir, di Beijing 2008 dan London 2012. Tahun ini, ia pun kembali ikut serta dalam kejuaraan.

Sedangkan untuk kategori perempuan, Anne-Caroline Chausson, sebagai wakil Perancis, meraih medali emas pada Olimpiade Beijing 2008.

Sedangkan pada Olimpiade London 2012, Mariana Pajon berhasil meraih medali emas dalam debutnya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!