5 hal tentang Gloria Natapradja Hamel yang perlu kamu tahu

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal tentang Gloria Natapradja Hamel yang perlu kamu tahu

ANTARA FOTO

Nama Gloria disoroti publik karena digugurkan menjadi anggota Paskibraka di menit terakhir. Gloria dianggap bukan WNI karena mengantongi paspor Prancis

JAKARTA, Indonesia – Nama Gloria Natapradja Hamel menjadi buah bibir masyarakat lantaran dilarang ikut sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) saat upacara peringatan 17 Agustus di Istana Negara. Gloria dinyatakan gugur karena diketahui memiliki paspor Prancis dan dianggap bukan WNI.

Berikut hal-hal yang perlu kamu tahu soal Gloria:

Gagal di menit terakhir

Gloria sudah mengikuti pelatihan Paskibraka selama satu bulan dan ditempatkan di Tim Arjuna. Seharusnya, ia menjadi bagian para pembawa bendera yang bertugas pukul 10 pagi pada tanggal 17 Agustus 2016.

Namun, pada detik-detik terakhir harapannya pupus. Kementerian Hukum dan HAM mengeluarkan surat yang menyebut Gloria adalah warga Prancis karena memegang paspor dari negara tersebut.

Dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan, jelas disebutkan seseorang kehilangan status WNI apabila dia punya paspor dari negara lain.

Pilih menjadi WNI

Gloria terlihat sempat menangis ketika dikabari batal menjadi anggota Paskibraka. Siswi SMA Islam Dian Didaktika itu kemudian menulis surat kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Di dalam surat yang disertai dengan materai Rp 6 ribu itu, Gloria secara tegas menyatakan dia mencintai Indonesia, bahkan siap untuk memilih menjadi WNI.

“Bahwa saya tidak pernah memilih kewarganegaraan Prancis karena darah dan nafas saya untuk Indonesia tercinta,” tulis Gloria.

Dia juga menegaskan sejak dia lahir dan menempuh pendidikan, semuanya dilakukan di Indonesia. Oleh sebab itu, dia mengatakan tetap memilih Indonesia sebagai Tanah Airnya.

Bertemu Jokowi

Meski tak ikut bertugas, Gloria tetap datang ke Istana Negara sebagai undangan pada Rabu, 17 Agustus 2016. Di saat teman-temannya bertugas mengibarkan bendera, Gloria hanya bisa memandang mereka melalui layar televisi.

Tiba-tiba, ia dipanggil untuk bertemu dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Wisma Negara usai upacara.

Rupanya, Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin supaya Gloria tetap masuk sebagai bagian dari Tim Bima yang akan membawa bendera pusaka turun pukul 17.00.

“Iya, sore ini aku ikut penurunan,” kata Gloria saat ditemui di Wisma Negara yang ditemui dengan wajah sumringah dan perasaan lega.

Remaja berusia 16 tahun itu kemudian mengucapakan terima kasih karena telah diizinkan kembali bertugas bersama rekan-rekannya di tim Bima. Ia mengaku siap untuk mengikuti upacara penurunan bendera sore nanti.

Selain berbicara mengenai keikutsertaannya sebagai anggota Paskibraka, Jokowi juga sempat menyebut Gloria sudah jadi sosok yang terkenal dan ramai dibincangkan di televisi. Jokowi juga menyemangati Gloria agar sukses saat bertugas pada Rabu sore.

Pribadi baik

Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi menyempatkan diri datang ke ruang Paskibraka. Di situ, ia memuji penampilan Tim Arjuna pagi ini, sekaligus menyemangati Tim Bima yang akan bertugas pada sore harinya.

Ia juga menjelaskan alasan mengapa Gloria akhirnya diizinkan bergabung sore ini. “Karena melihat pernyataannya, sikapnya, sekaligus komitmennya bahwa tidak ada keraguan sedikitpun di dirinya. (Gloria) cinta tanah air dan bangsa, sehingga jadi motivasi kita semua,” ujar Imam.

Dia juga kagum saat bertemu di Kemenpora sebab Gloria tidak menyalahkan pihak manapun. Malah, dia berterima kasih karena pemerintah berlaku sesuai hukum. Karakternya inilah yang membuat ia akhirnya diizinkan untuk kembali terlibat.

Pengurusan status

Imam kemudian melanjutkan tentang masalah status kewarganegaraan Gloria. Setelah ini, ia mengatakan pemerintah akan mengurus semuanya. Bahkan tak menutup kemungkinan naturalisasi sebagai WNI.

“Tapi itu bukan ranah saya,” kata dia.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan persoalan Gloria harus disikapi secara jernih.

“Pemerintah memang akhirnya mengambil jalan soft, untuk kasus Gloria, dia bisa diikutkan karena masih 16 tahun,” kata dia.

Namun, ia tak mendetailkan apakah pemerintah akan meninjau kembali aturan tersebut. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!