Pasca Olimpiade Rio, dominasi Tiongkok di bulu tangkis terancam

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pasca Olimpiade Rio, dominasi Tiongkok di bulu tangkis terancam

EPA

Tiongkok hanya dapat 2 medali emas di cabang bulu tangkis Olimpiade Rio 2016. Mereka dapat 5 emas di Olimpiade London 2012

JAKARTA, Indonesia — Salah satu negara unggulan dalam cabang olahraga bulu tangkis, Tiongkok, menyelesaikan Olimpiade Rio 2016 dengan mengecewakan. Negara yang telah lama mendominasi dalam bulu tangkis tersebut hanya meraih 2 medali emas.

Tiongkok pada Olimpiade London 2012 sebelumnya meraih 5 medali emas di cabang olahraga bulu tangkis. Namun kali ini, hasilnya tidak sebaik demikian.

Seluruh atlet putri wakil Tiongkok, serta bintang mereka di kategori putra, Lin Dan, pulang dengan tangan kosong.

Hal tersebut berperan besar dalam kemunduran peringkat Tiongkok, yang kini berada di bawah Britania Raya. Ini merupakan kali pertama Tiongkok keluar dari peringkat dua teratas sejak Olimpiade Sydney 2000.

Pada Olimpiade Rio 2016, kategori tunggal putri bulu tangkis pertama kalinya memiliki pemenang non-Tiongkok, yakni Carolina Marin, wakil Spanyol, setelah 20 tahun sebelumnya medali emas selalu berhasil direbut wakil Tiongkok.

(BACA: Daftar lengkap peraih medali bulu tangkis di Olimpiade Rio 2016)

Li Xuerui yang merupakan wakil tunggal putri Tiongkok dikalahkan Marin di babak semi final. Dan kejadian tersebut, disebut Marin, sebagai momen “yang menghancurkan dunia orang Asia”.

Xuerui kemudian menyatakan bahwa hal tersebut membuat Tiongkok sulit untuk melanjutkan dominasi mereka di cabang olahraga tersebut.

“Tim kami kuat dan kami telah mengerahkan yang terbaik dalam bertanding, namun kini begitu kompetitif,” ujar Xuerui.

“Zaman sekarang, tantangannya lebih kompetitif secara mendunia. Semua tim menunjukkan kekuatan mereka,” ujar wanita usia 25 tahun tersebut.

Ke depannya, bisa jadi negara-negara Eropa-lah yang akan menguasai tunggal putri bulutangkis, mengingat umur Marin yang masih 23 tahun.

Tiongkok juga pada Olimpiade Rio 2016, untuk pertama kalinya kalah pada kategori ganda putri semenjak cabang olahraga bulu tangkis diselenggarakan di Olimpiade Barcelona 1992. Wakil mereka, Tang Yuanting dan Yu Yang kalah di babak semi final oleh wakil Jepang, Misaki Matsumoto dan Ayaka Takahashi.

Duo Jepang tersebut kemudian menang di babak final atas Denmark, dan mengakui bahwa menghancurkan dominasi Tiongkok merupakan tujuan mereka.

Awal pekan ini, pasangan ganda campuran Tiongkok juga kalah oleh Indonesia di babak semi final.

Tiongkok yang telah kehilangan tiga kesempatan meraih medali emas, akhirnya berhasil meraih podium dan medali emas lewat kemenangan pasangan Fu Haifeng dan Zhang Nan di ganda putra.

Tangis haru Chen Long saat raih medali emas Olimpiade Rio. Foto oleh Esteban Biba/EPA

Wakil tunggal putra Tiongkok, Chen Long, berhasil pula meraih medali emas kedua untuk Tiongkok di bulutangkis Olimpiade Rio 2016. Chen menang di babak final atas wakil Malaysia, Lee Chong Wei.

Meski demikian, kekalahan Lin Dan yang dinilai terlalu cepat, yakni pada babak semi final tunggal putra, menjadi ancaman terbesar bagi dominasi Tiongkok.

Peraih dua medali emas Olimpiade dan lima kali juara dunia yang dijuluki “Super Dan” tersebut dikalahkan oleh Lee Chong Wei.

Lin Dan telah menggeluti bulu tangkis profesional setidaknya 10 tahun, dan ia memutuskan bahwa Olimpiade Rio 2016 adalah yang terakhir untuknya.

Sedangkan Chen Long yang kini berusia 27 tahun, telah kalah tiga gim dari atlet Denmark, Viktor Axelsen. Axelsen yang kini berusia 22 tahun difavoritkan sebagai peraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Dan dengan Zhao, yang akan berusia 30 tahun juga diperkirakan akan segera pensiun. Serta mengingat Fu yang kini berusia 32 tahun, Tiongkok membutuhkan generasi pemain muda yang baru, jika ingin tetap memegang medali emas di Olimpiade. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!