Philippine basketball

Bebas bea safeguard 23%, ekspor baja ke Vietnam terbuka lebar

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bebas bea safeguard 23%, ekspor baja ke Vietnam terbuka lebar
Ekspor produk baja Indonesia ke Vietnam meningkat pesat sejak tahun 2015

JAKARTA, Indonesia – Kabar gembira bagi pengusaha Indonesia yang mengekspor baja ke Vietnam.  

Pemerintah Negeri Paman Ho itu mengumumkan keputusan akhir penyelidikan tarif tindakan pengamanan (safeguard) atas produk impor baja semi jadi dan jadi (certain semi-finished and finished products of alloy and non-alloy steel)  ke Vietnam.

Isinya?

Pemerintah Vietnam mengecualikan Indonesia dari pengenaan bea masuk safeguard sebesar 23,3 persen.

Beleid ini diberlakukan secara bertahap selama empat tahun, terhitung sejak 22 Maret 2016 hingga 22 Maret 2020

Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan bekerja keras melakukan sanggahan selama penyelidikan safeguard,” kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Dody Edward dalam keterangan pers tertulis pada Rabu, 24 Agustus.

 

Keputusan ini ditetapkan pada 28 Juli 2016 lalu dan diumumkan secara resmi oleh perwakilan Vietnam di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Berdasarkan volume impor Vietnam, produk certain semi-finished and finished products of alloy and non-alloy steel dari Indonesia tergolong dapat diabaikan, atau nilainya di bawah 3 persen dari total volume impor Vietnam.  Itu sebabnya ekspor baja jenis tersebut dari Indonesia harus dikecualikan, sebagaimana ditentukan oleh pasal 9.1 Agreement on Safeguard yang diatur dalam kerangka WTO.

Penyelidikan safeguard terhadap produk impor certain semi-finished and finished products of alloy and non-alloy steel ke Vietnam ini dimulai pada 25 Desember 2015 atas permohonan industri domestik baja Vietnam.

Pemerintah negeri anggota ASEAN itu menyatakan tindakan safeguard dilakukan karena meningkatnya impor produk certain semi-finished and finished products of alloy and non-alloy steel ke Vietnam.  Hal itu disebabkan oleh krisis ekonomi dan overcapacity di Republik Rakyat Tiongkok. 

Industri baja domestik  Vietnam rugi besar. Kerugian tersebut tercermin dari turunnya pangsa pasar produk domestik, penurunan produktivitas, penurunan jumlah tenaga kerja, serta peningkatan cadangan industri domestik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik  yang diolah oleh kementerian perdagangan, nilai ekspor produk certain semi-finished and finished products of alloy and non-alloy steel Indonesia ke Vietnam  pada 2015 mencapai nilai $216 ribu dengan  volume sebesar 133 ton. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai nilai $42 ribu atau sebesar 16 ton – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!