Mahasiswa Papua meninggal dalam kecelakaan tunggal usai orientasi di Salatiga

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mahasiswa Papua meninggal dalam kecelakaan tunggal usai orientasi di Salatiga
Melius pernah menempuh pendidikan di Berlin dalam program pertukaran pelajar SMA

SEMARANG, Indonesia – Diduga karena kelelahan usai mengikuti kegiatan pembekalan mahasiswa baru, E. Melius Aim, 19, seorang mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana asal Papua, mengalami kecelakaan tunggal dan meninggal di tempat pada Rabu dini hari, 24 Agustus.

Kepala Biro Hubungan Luar dan Promosi Universitas Satya Wacana, Lina Sinatra Wijaya, mengatakan Melius awalnya mengikuti inagurasi untuk mengenalkan kampus Satya Wacana kepada para mahasiswa yang baru masuk tahun 2016 ini.

Namun, kata Lina, Melius tak kunjung pulang usai inagurasi. Dia memilih bermain futsal bersama teman-temannya di dekat kampus.

“Nah, habis main futsal itulah, mungkin karena capek atau faktor lainnya dia pulang sama teman-temanya, lalu motor yang dikendarainya menabrak bangunan di tikungan Jalan Tusen,” ungkap Lina, saat dihubungi Rappler pada Jumat, 26 Agustus.

Usai kejadian, kata Lina, Melius langsung ditangani oleh Polresta Salatiga. Sejauh ini, ia belum temukan unsur-unsur kejahatan lain termasuk penggunaan minuman keras (miras) saat berkendara sendirian di jalan raya.

“Kita enggak tahu apakah itu ada pengaruh miras atau tidak,” kata Lina.

Ia menyatakan secara rinci bahwa Melius merupakan mahasiswa anyar Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang baru pulang dari Berlin Jerman, setelah menempuh pertukaran pelajar setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Dia pernah menempuh pendidikan di sana (Berlin), lalu pulang dan ndaftar kuliah di UKSW. Tapi ketika kejadian, itu murni kecelakaan tunggal,” katanya menegaskan.

Sebelumnya beredar informasi bahwa Melius merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Jurusan Hubungan International.

 

Ia mengatakan, jenazah Melius langsung dibawa ke Timika begitu dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis di rumah sakit setempat. Ia sendiri sempat membantu pemulangan jenazah Melius melalui Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang. “Kita bantu kepulangan jenazah ke Timika,” tegaanya.

Pihak kampus kini tengah berduka cita atas meninggalnya Melius. Jenazah korban kini dalam perjalanan diterbangkan ke tanah kelahirannya.

Kronologis kejadian

Sementara itu, Kasatlantas Polresta Salatiga AKP Edi Sutrisno usai melakukan olah tempat kejadian perkara, memastikan korban meninggal dunia karena mengalami kecelakaan tunggal. Lokasi kejadiannya berada tepat di tikungan Jalan Tusen, dekat pusat kota Salatiga.

“Kronologisnya, korban saat kejadian naik motor sendiri dengan kecepatan tinggi. Kemudian, sesampainya di belokan Tusen dia menabrak pagar rumah warga. Korban meninggal ditempat dengan luka serius pada bagian kepala karena dia ternyata tidak pakai helm,” ujarnya.

Aparat kepolisian, kata Edi, telah bertemu dengan keluarga korban di kantor polisi. “Setelah dijelaskan duduk perkaranya, orangtuanya memahami kejadian yang menimpa anaknya,” kata Edi.

Ia juga menambahkan jenazah korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk disemayamkan. Setelah itu, jenazah korban dipulangkan ke Papua. “Itu memang murni unsur kecelakaan tunggal,” tuturnya.

Kapolres Salatiga Ajun Komisaris Besar, Yudho Hermanto, mengatakan telah menuntaskan penyelidikan atas kematian mahasiswa Papua tersebut. Semua personelnya telah memproses kematian korban, termasuk memeriksa luka-luka yang menyebabkan korban tewas.

“Pada bagian kepalanya ada luka serius dan itu yang membuatnya meninggal,” katanya. – Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!