Kepala Staf AU AS: Tidak ada halangan bagi kaum perempuan bekerja di bidang militer

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kepala Staf AU AS: Tidak ada halangan bagi kaum perempuan bekerja di bidang militer
Sebanyak 20 persen dari 660 ribu personil Angkatan Udara Amerika Serikat berasal dari kaum perempuan

JAKARTA, Indonesia – Pekerjaan di bidang militer biasanya didominasi oleh kaum pria. Namun, bagi Deborah Roche Lee James kalimat itu tidak sepenuhnya tepat.

Dia yakin di era millennium seperti saat ini tidak ada yang bisa menghalangi kaum perempuan untuk berkarir di sektor apa pun, termasuk bidang militer. Itu juga yang terjadi dalam hidup Lee James.

Tak pernah bercita-cita untuk bekerja di Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Lee James justru dipercaya menjadi Kepala Staf Angkatan Udara ke-23 Amerika Serikat. Sebagai Kasau, perempuan berusia 58 tahun itu memiliki tanggung jawab untuk memimpin sekitar 660 ribu personil AU Negeri Paman Sam yang berada di dalam negeri dan tengah ditugaskan ke berbagai negara.

“Saya juga bertanggung jawab untuk mengatur latihan dan melengkapi para personil AU dengan modernisasi teknologi. Kami juga memiliki anggaran besar yang harus diawasi,” ujar Lee James ketika ditemui Rappler dalam pertemuan terbatas di Menteng pada Senin, 29 Agustus.

Secara blak-blakan, Lee James berkisah sejak awal lulus kuliah dia hanya ingin berkarir sebagai diplomat di Departemen Luar Negeri. Tetapi, takdir mengatakan hal lain, mimpi itu pupus ketika dia tidak diterima.

“Saya ingat saya merasa frustasi dan menangis selama 5 hari di kamar tidur. Tetapi, saya memiliki mimpi lain yaitu tetap makan dan bertahan hidup. Jadi, saya harus bekerja dan mulai mengajukan lamaran ke departemen lain,” kata perempuan lulusan Universitas Columbia, New York itu yang menyebut dia akhirnya diterima di Dephan.

Walau tidak memiliki pengalaman di bidang militer dan datang dari kalangan sipil, tidak membuatnya berkecil hati. Lee James sukses berkarir hingga akhirnya diangkat menjadi asisten Menhan yang menangani pengembangan personil militer.

Sebagai seorang perempuan dan memegang posisi yang strategis membuat Lee James bisa membuat kebijakan yang lebih ramah bagi sesama kaumnya. Terlebih 20 persen dari personil AU merupakan perempuan.

Maka tak heran jika dia berupaya untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana semua orang dapat berkembang.

“Untuk membuat orang-orang hebat ini bertahan maka saya harus memiliki satu tujuan memastikan 3P tercapai dengan baik. 3P yang dimaksud yaitu policy, process dan people,” katanya.

Namun, perubahan yang cukup drastis dia lakukan dalam kaitannya dengan kebijakan di AU AS. Setidaknya ada 3 kebijakan baru yang sudah diberlakukan Lee James selama 2,5 tahun menjabat.

“Pertama, kami menambah porsi cuti ketika hamil dan pasca melahirkan. Cuti hamil kami tingkatkan dua kali, kami juga memberikan cuti bagi ayah,” ujar Lee James.

Sementara, cuti pasca melahirkan yang semula 6 bulan, kemudian diperpanjang hingga satu tahun.

“Kedua, kami memberlakukan kebijakan jeda karir. Di masa ini, para personil AU bisa mengambil cuti untuk berkeluarga, kembali ke bangku kuliah, lalu mereka bisa kembali ke posisi mereka tanpa takut kehilangan peluang untuk dipromosikan,” tuturnya.

Perubahan ketiga yakni tidak ada proses masa percobaan bagi kaum perempuan. Artinya, selama kaum perempuan bisa memenuhi standar yang ditentukan untuk mendapatkan pekerjaan itu, maka mereka memiliki peluang yang sama seperti laki-laki.

“Dengan ini, kami bisa membuka sekitar 4.000 pekerjaan baru bagi perempuan dan sekitar 220 ribu pekerjaan baru dalam berbagai posisi di bidang militer,” tutur dia.

Lee James menjelaskan, dengan adanya kebijakan itu, diharapkan para personil AU khususnya kaum perempuan tidak lagi diharuskan memilih antara karir dan keluarga. Langkah selanjutnya tinggal menerapkan kebijakan itu secara konsisten.

Dorong lebih banyak keterlibatan perempuan

Di kesempatan yang sama, Lee James mengatakan sudah ada kemajuan yang siginifikan bagi kaum perempuan untuk dapat mencapai jabatan ke tingkat yang paling tinggi sebagai Presiden. Tetapi, yang menjadi tanda tanya bagi dirinya yaitu apakah kesempatan serupa terbuka bagi perempuan lainnya.

“Di Amerika pun juga ada sosok perempuan yang berhasil mencapai karir paling tinggi. Saya pun meyakini bisa mencapai hal tersebut, maka saya ada di posisi ini. Tujuan saya yakni apakah kita bisa mendorong agar lebih banyak perempuan bisa menuju ke posisi itu,” tuturnya.

Namun, dia mengingatkan sebagai kaum perempuan harus siap dengan kehidupan yang kadang tidak selalu berjalan mulus. Dia menyebutnya hidup itu bagai garis zig zag.

“Tidak apa-apa jika Anda melalui situasi yang buruk, Anda bisa belajar, berkembang, bangkit kembali dan berusaha, kemudian menjalani kehidupan yang lebih hebat,” katanya.

Bahas Laut China Selatan

Indonesia menjadi negara terakhir yang dikunjungi oleh Lee James. Sebelumnya, dia menyambangi Singapura, India dan Filipina.

Walau hanya berkunjung selama 1 hari, dia telah bertemu dengan beragam kelompok perempuan inspiratif, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Kepala Staf TNI AU. Salah satu isu yang dibahas dengan kedua petinggi militer tersebut yakni soal konflik di Laut China Selatan.

“Ternyata Indonesia dan AS memiliki pandangan yang sama dengan memegang 3 prinsip utama yaitu kebebasan navigasi di laut dan udara, penegakan hukum dan penyelesaian damai dalam konflik di Laut China Selatan. Saya mengucapkan selamat kepada Menhan karena Indonesia berhasil memegang 3 prinsip utama tadi,” katanya.

Isu serupa juga dia angkat ketika berkunjung ke Filipina. Konflik LCS ini, diyakini Lee James juga akan dibahas oleh para pemimpin ASEAN ketika digelar KTT pada awal September. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!