PH collegiate sports

Cerita atlet Indonesia yang kenakan pakaian adat di Olimpiade Rio

Jennifer Sidharta

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cerita atlet Indonesia yang kenakan pakaian adat di Olimpiade Rio

ANTARA FOTO

Yessy Yosaputra mengaku bangga sebagai orang Indonesia yang memakai pakaian adat


JAKARTA, Indonesia – Yessy Venisia Yosaputra mengikuti upacara pembukaan Olimpiade Rio 2016 dalam pakaian adat Lampung, lengkap dengan penutup kepala berbentuk Siger.

“Itu berat banget bajunya,” cerita Yessy sambil tertawa, menambahkan pakaian adatnya itu susah dan ribet saat dipakai. 

Namun, ketika nama Indonesia dipanggil saat Parade Bangsa-Bangsa di pembukaan Olimpiade Rio 2016, perjuangannya terbayarkan. 

“Wah… gila, worth it banget nih, udah cape-cape pakai baju begini, [atlet negara lain] bilang bajunya wah banget gitu, ternyata,” kata atlet asal Bandung itu kepada Rappler ketika kembali ke Indonesia. 

“Semua orang, semua atlet-atlet dari negara lain pada minta foto.”

Walau berasal dari Bandung, Yessy mengenakan pakaian adat Lampung atas pilihan Ketua Delegasi Indonesia untuk Olimpiade, Raja Sapta Oktohari. 

“Katanya melambangkan kesatria pejuang. Ceritanya, kan, kita mau berjuang di Olimpiade, makanya dipilih deh baju adat Lampung,” ucapnya.

Selain upacara pembukaan, saat berlomba juga menjadi pengalaman berkesan bagi Yessy.

“Pas lomba, pas berenang bareng atlet negara lain yang hebat-hebat,” tutur perempuan yang 27 Agustus lalu berulangtahun ke-22 ini. 

“Bisa bawa nama Indonesia,” kenangnya bangga.

Beda atlet renang Indonesia dari negara lain

Yessy Yosaputra, atlet renang Indonesia yang berlaga di Olimpiade Rio, pada Agustus lalu. Foto oleh Rappler

Di Olimpiade Rio 2016, selain berlomba di samping perenang-perenang dunia, Yessy juga memperhatikan bagaimana mereka menyiapkan diri jelang perlombaan.

“Perenang-perenang dari negara lain, perenang-perenang dunia itu mereka tuh ngapain aja kalau sebelum berlomba. Aku lihat dari mereka, mencontoh gitu. Banyak hal yang aku lihat dari mereka bisa aku perbaiki juga,” ucap Yessy.

Membandingkan Indonesia dengan negara lain, menurut Yessy, atlet renang Indonesia kurang dari segi persiapan dan pembinaan. 

“Kalau negara lain mereka pembinaannya memang udah persiapan banget untuk Olimpiade sedangkan kita kan di akhir-akhir [menjelang] Olimpiade,” kata adik dari perenang Hans Yosaputra ini. 

(BACA: Dua atlet ‘wildcard’ renang Indonesia di Olimpiade berniat buktikan kemampuan)

Yessy juga mengamati dan mempelajari teknis renang dari para atlet di Olimpiade pertamanya tersebut, di mana ia bertanding di nomor 200 meter gaya punggung putri.

“Aku ngelihat mereka, banyak hal yang bisa aku pelajari dari mereka berenangnya gimana,” ujarnya.

Olimpiade 2020, PON, dan SEA Games

Yessy, yang kini mempersiapkan diri mengikuti PON bulan ini di Jawa Barat dan SEA Games tahun depan di Malaysia, berharap bisa mengikuti Olimpiade Tokyo 2020.

Ia juga menargetkan diri setidaknya mencapai semifinal di Olimpiade Jepang itu. 

“Kalau kemarin, kan, ibaratnya peserta git, peringkat juga masih di belakang, belum bagus lah. Kalau nanti, sih, pengennya ikut lagi perbaiki peringkat, kalau bisa jadi masuk 16 besar,” harapnya.

Indonesia harus bangga 

Menurut Yessy, masyarakat Indonesia harus sangat bangga pada negaranya sendiri karena Indonesia punya banyak hal yang di luar dugaan. 

Ia mencontohkan baju daerah. “Negara lain aja ngelihat baju daerah, tuh, seperti, ‘Wah, gila bajunya bagus banget’. Sedangkan kita orang Indonesia mikirnya, ‘Apa sih, kok dia pakai baju kaya gitu?’,” cetusnya. 

Yessy juga menyatakan, orang Indonesia sepertinya tidak merasa bangga akan baju adat, padahal orang luar negeri senang dan kagum melihat pakaian adat Indonesia. 

Sebagai atlet, Yessy berharap masyarakat lebih banyak mendukung dan mendoakan perjuangan atlet-atlet Indonesia. 

Ia juga mengatakan bahwa atlet-atlet Indonesia yang bertanding di Olimpiade Rio lalu, ketika kalah banyak mendapat komentar negatif seperti itu. 

“Jangan kalau atletnya kalah malah diomongin, ‘Ngapain Indonesia pergi kalau cuma buat kalah’. Sebenarnya yang penting kan mereka doain, dukung kalau kita pergi,” kata Yessy. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!