Sutan Harhara akhiri kebersamaan bersama Persela

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kerasnya persaingan di kompetisi Indonesia Soccer championship (ISC) A kembali memakan korban, Sutan Harhara menyatakan mundur dari kursi pelatih.

Sutan Harhara (kiri) saat masih menjabat pelatih Persela Lamongan. Foto: Akun Twitter resmi Persela Lamongan.

JAKARTA, Indonesia — Menit di Stadion Surajaya Lamongan sudah berhenti di angka 90. Injury time pun tinggal 28 detik lagi. Saat itu skor masih bertahan 2-1 untuk keunggulan Persela Lamongan.

Tepuk riuh penonton LA Mania —sebutan untuk suporter Persela— semakin menggema seiring kemenangan klub kesayangan mereka yang sudah ada di depan mata.

Tapi, wasit kemudian memberikan sepakan bebas untuk sang lawan, PSM Makassar, berjarak sekitar empat meter dari kotak penalti. Set-piece tersebut mampu dimanfaatkan oleh Luiz Ricardo yang melepaskan sentuhan terarah ke gawang kiper Choirul Huda. 

Gol itu membuat ribuan penonton Persela langsung terhenyak seakan tak percaya. Tim mereka kebobolan dengan cara yang mudah. Niat tim berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut tak kesampaian.

Baru tiga sentuhan, peluit panjang sudah ditiup oleh wasit, skor pun berakhir 2-2. 

Kejadian tak biasa kemudian terlihat usai kedua pemain dan pelatih bersalaman. Sutan Harhara, pelatih Persela, lantas berjalan ke tribun LA Mania, memberikan salam dan lambaian tangan yang lumayan lama. Itu tak biasa dilakukan olehnya di laga-laga Persela sebelumnya.  

Saat sesi jumpa pers, barulah terungkap arti gesture tak biasa dari Sutan. Eks Direktur Teknik Timnas Indonesia itu ternyata dengan tegas menyatakan pemunduran dirinya dari kursi pelatih Persela. 

“Saya berterima kasih kepada semuanya terutama supporter dan pemaian. Saya berpamitan, ini sudah 99 persen saya pamit pada mereka, dan saya sekarang masih berbicara kepada manajemen,” kata Sutan.

Para awak media langsung berbisik-bisik terkejut dengan sikap Sutan. 

Menurutnya, hasil imbang memang di luar ekspektasinya. Saat tertinggal 0-1 pada menit ke-34, kemudian bisa menyamakan via gol yang diciptakan oleh Gustavo Conceicao pada injury time babak pertama, Persela mampu mengembalikan kepercayaan diri.

Keyakinan bakal menang semakin menguat setelah Dendy Sulistyawan membuat Persela unggul 2-1 via titik putih pada menit ke-69. Namun, injury time babak kedua, giliran tuan rumah kecolongan.

“Kekhilafan itu bisa datang kapan saja. Kita bukan kalah. Kita nyerang-nyerang dan mereka juga begitu. Salahkan saya kalau kita tidak menang. Siapa bilang kita kalah, mereka semua sudah bermain maksimal, dan kalau dapat hasil ini salahkan saya saja,” paparnya. 

Apabila manajemen Laskar Joko Tingkir menerima mundurnya Sutan, maka Persela menjadi tim pertama yang dua kali ganti pelatih dalam  satu musim.

Sebelumnya, mereka sempat memecat Stefan Hansson pada Mei lalu. Pelatih asal Swedia itu gagal total dan membuat Persela terjerembab di dasar klasemen. 

Mundurnya Sutan semakin menambah “korban” ISC di kalangan pelatih. Sebelumnya, ada sembilan pelatih yang terdepak karena tak mampu memenuhi ekspektasi. 

Diawali dari Luciano Leandro (PSM), Stefan Hanson (Persela), Eduard Tjong (PS TNI), Dejan Antonic (Persib), Agustiono (Perseru), Subangkit (Mitra Kukar), Jafri Sastra (Persipura) namun kemudian membesut Mitra Kukar, Paulo Camargo (Persija), dan Liestiadi (Persegres).—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!