Pemerintah Filipina belum bisa pastikan penyebab ledakan di Davao

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pemerintah Filipina belum bisa pastikan penyebab ledakan di Davao
Akibat ledakan di sebuah pasar malam di kota Davao sebanyak 14 orang tewas dan 72 orang lainnya terluka

JAKARTA, Indonesia – Sebuah ledakan terjadi di sebuah pasar malam di kota Davao pada Jumat malam, 2 September dan menewaskan sekitar 14 orang. Sementara, 72 orang lainnya terluka.

Juru bicara Kepresidenan, Martin Andanar, mengatakan ledakan dipicu sebuah alat peledak. Mereka belum memastikan bahwa yang meledak sebuah bom.

Begitu juga pihak yang bertanggung jawab terhadap ledakan itu. Spekulasi menyebut pelaku bisa jadi merupakan para bandar narkoba yang tidak menyukai kebijakan keras Presiden Rodrigo Duterte atau kelompok militan Islam.

“Ada banyak elemen yang marah terhadap presiden dan pemerintahan kami,” ujar Andanar kepada radio DZMM usai menyebut kemungkinan pelaku.

Kendati belum ada yang secara terbuka mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab, pemerintah tidak akan mengesampingkan berbagai kemungkinan. Namun, mereka juga tidak ingin berspekulasi dan menyimpulkan terlalu cepat mengenai pelaku.

Dalam pernyataan yang disampaikan dini hari tadi, Walikota Davao, Paolo Duterte memastikan sejauh ini 10 orang telah tewas di lokasi pasca terjadi ledakan. Ledakan terjadi di sebuah pasar di sepanjang Jalan Roxas Avenue sekitar pukul 22:20 waktu setempat.

Dua korban lainnya meninggal ketika dilarikan ke Rumah Sakit Southern Philippines Medical Center.

“Mari kita doakan bagi para korban atas kejadian menyedihkan ini, khususnya bagi korban tewas. Mari kita doakan mereka yang kini masih dirawat di beberapa rumah sakit dan berharap semoga mereka bisa segera pulih,” ujar Paolo.

Senada dengan jawaban pemerintah pusat, Paolo mengaku belum bisa memberikan jawaban pasti mengenai pelaku.

“Kami pun tengah mencari tahu apa yang sebenarnya meledak,” katanya lagi.

Sebelumnya, para saksi mata mengaku mendengar sebuah ledakan yang keras dan melihat adanya asap dari lokasi ledakan. Mobil ambulans kemudian dikirim ke lokasi dan korban dipindahkan dengan menggunakan tandu. Mereka dilarikan ke dua rumah sakit yakni San Pedro Hospital dan The Southern Philppines Medical untuk perawatan.

Direktur Polisi di kantor polisi regional 11, Kapten Manuel Gaerlan mengatakan kepolisian nasional Filipina telah memantau secara ketat semua titik keluar di kota Davao.

“Kami menyerukan kepada semua orang untuk tetap waspada setiap saat dan melaporkan kepada polisi jika ada orang atau paket yang mencurigakan,” kata Manuel.

Sementara, sebuah pernyataan dari kantor juru bicara kepresidenan turut memastikan publik belum diketahui penyebab ledakan.

“Karena belum diketahui apa penyebabnya, akan lebih bijak jika kita semua lebih berhati-hati,” ujar perwakilan kantor juru bicara kepresidenan dalam sebuah pernyataan.

KORBAN LUKA. Lebih dari puluhan orang yang menjadi korban ledakan di pasar malam di Davao dilarikan ke Rumah Sakit San Pedro City di kota Davao. Foto dari kontributor di Davao

Pusat kekerasan

Davao terletak di bagian selatan Provinsi Mindanao. Di provinsi ini pula kelompok ekstrimis militan selama puluhan tahun melakukan aksi pemberontakannya. Lebih dari 120 ribu orang tewas akibat aksi tersebut.

Selain kelompok ekstrimis militan berbasis agama, kelompok pemberontak komunis juga hadir di area pedesaan di sekitar Davao. Duterte dikenal publik berhasil membawa perdamaian dan ketertiban di kota Davao ketika menjabat sebagai Walikota. Tetapi, dia melakukan hal tersebut dengan kebijakan yang keras.

Davao juga kerap menjadi lokasi terjadinya tindak kekerasan dan teror. Sebagai contoh, pada tahun 2003 lalu, sebuah bom meledak di bandara Davao yang menewaskan lebih dari 20 orang. Kelompok ekstrimis militan yang kemudian disebut bertanggung jawab atas aksi itu.

Kendati kini Duterte tengah berupaya berdialog dan mencari titik tengah dengan dua kelompok pemberontak Muslim, namun tidak menghentikan tindak kekerasan di Davao. Belum lagi, kelompok Abu Sayyaf kini semakin menarik perhatian dunia internasional karena mulai menculik warga negara asing, termasuk dari Indonesia.

Akibatnya Duterte baru-baru ini mengeluarkan perintah tegas terhadap militer Filipina agar menghancurkan Abu Sayyaf. Hasilnya, dalam peperangan yang berlangsung sejak hari Senin kemarin di Pulau Jolo menyebabkan jatuhnya korban, baik dari pihak militer atau kelompok Abu Sayyaf. Sebanyak 15 pasukan diketahui tewas. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!