Efek yang timbul jika mengonsumsi makanan kedaluwarsa

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Efek yang timbul jika mengonsumsi makanan kedaluwarsa
Jika kualitas makanan atau minuman sudah buruk, maka efeknya akan terlihat saat itu juga

JAKARTA, Indonesia – Maraknya kasus produsen makanan yang menggunakan bahan kedaluwarsa yang tengah beredar, mau tidak mau membuat masyarakat cemas dan lebih hati-hati dalam mengonsumsi makanan.

Namun pada umumnya, masyarakat tidak selalu cermat mengenal tanda-tanda makanan yang menggunakan bahan yang sudah kedaluwarsa. Apalagi jika produk makanannya tersedia di restoran dan rumah makan yang jelas-jelas tidak mencantumkan tanggak kedaluwarsa di produknya.

Lantas, sebenarnya seperti apa pengaruh konsumsi makanan kedaluwarsa terhadap seseorang dan seperti apa cara mengenali makanan yang sudah kedaluwarsa?. Pakar diet dan ahli fisiologi, dr. Grace Judio-Kahl dari klinik Lighthouse Indonesia menjawab pertanyaan tersebut.

Menurut Grace, yang terpenting adalah memahami dulu definisi tentang tanggal kedaluwarsa. “Biasanya tanggal ini berdasarkan jangka waktu yang ditetapkan oleh produsen sebagai antisipasi penurunan kualitas makanan atau minuman yang diproduksinya,” kata Grace saat dihubungi Rappler.

“Dalam menetapkan tanggal kedaluwarsa, suatu produsen biasanya sudah melakukan serangkaian tes, melihat dari perubahan fisik, bau dan dari jumlah bakteri yang tumbuh. Produsen akan mengambil tanggal atau menetapkan jangka waktu sebelum batas maksimal. Misalnya, jika ditemukan kualitas akan buruk sekali pada tahun kedua, maka mereka akan memilih tanggal kedaluwarsa pada tahun pertama saja sejak tanggal produksi.” 

Nah, jika kualitas makanan atau minuman sudah buruk, maka efeknya akan terlihat saat itu juga. Yang paling dikhawatirkan dari makanan kedaluwarsa adalah pertumbuhan bakteri.

“Bakteri dalam makanan kedaluwarsa bisa menimbulkan efek seperti keracunan makanan, yaitu diare, demam, kejang dan muntah,” jelas Grace lebih lanjut.

Menurut Grace lagi, persis di tanggal kedaluwarsa tersebut, sebenarnya kualitas produk masih dijamin oleh produsen. Tapi setelah tanggal tersebut, kualitas sudah tidak bisa dijamin lagi.

“Tanda-tandanya bisa berupa perubahan warna, kerenyahan berkurang atau makanan makin kering. Perhatikan perubahan-perubahan tersebut jika ingin mengecek makanan atau minuman yang akan dikonsumsi. Yang harus dicatat adalah, kalau sudah ada perubahan rasa biasanya sudah ada pertumbuhan bakteri. Ini yang bisa berefek pada kesehatan tubuh.”

Tapi sebenarnya tanggal kedaluwarsa juga bukan menjadi patokan pasti sebuah produk makanan atau minuman bisa dikonsumsi dan berbahaya bagi tubuh. “Bahkan satu bulan tujuh hari setelah tanggal kedaluwarsa pun, belum tentu bakteri akan tumbuh. Tapi memang yang paling prima adalah jika dikonsumsi sebelum tanggal itu,” kata Grace.

Jika sudah melewati tanggal kedaluwarsa, selain rasa dan kualitas berkurang, bakteri akan menggunakan protein dan karbohidrat sebagai makanannya. Ini yang menyebabkan timbul gas. Efek gas tersebut membuat kemasan makanan atau minuman jadi melembung atau bisa juga keluar buih, busa, dan perubahan rasa seperti alkohol.

Yang jelas, kata Grace, efek makanan kedaluwarsa akan terjadi pada saat itu juga. Gejalanya seperti keracunan makanan, mual, muntah, diare, kejang dan demam.

“Jika  tidak terjadi apa-apa di hari itu atau keesokan harinya, berarti kemungkinan makanan atau minumannya belum ada perkembangan bakteri dan masih aman dikonsumsi. Jika memang ada tanda-tanda seperti itu, penanganan medis bisa dilakukan saat itu juga. Tindakan bisa disesuaikan dengan gejala,” ungkapnya.-Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!