A Week of ‘Celebrating Life’, menghentikan kejahatan tanpa menghilangkan kehidupan

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

A Week of ‘Celebrating Life’, menghentikan kejahatan tanpa menghilangkan kehidupan
Acara ini akan berlangsung selama empat hari, mulai Rabu, 7 September hingga Sabtu, 10 September di Plaza Indonesia

JAKARTA, Indonesia — Negara-negara di ASEAN sedang berusaha untuk mengatasi masalah perdagangan gelap narkotika. Beratnya hukuman terhadap pelaku perdagangan narkotika di Indonesia ditunjukkan lewat beberapa eksekusi hukuman mati yang dilakukan pada setidaknya 18 orang dalam 18 bulan terakhir masa kepemimpinan Jokowi.

Sementara, menurut Koalisi untuk Penghapusan Hukuman Mati di ASEAN (CADPA), hukuman mati terbukti belum mampu menurunkan angka kejahatan narkotika.

“Hukuman mati telah terbukti tidak menurunkan angka kejahatan narkotika,” tutur Ketua The Association for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST) sekaligus penasehat CADPA, Marzuki Darusman, dalam acara konferensi pers di Plaza Indonesia, Rabu, 7 September.

Oleh karena itu, CADPA yang terdiri dari Human Rights Watch Group (HRWG), FIHRRST, Habibie Center dan LBH Masyarakat, menyelenggarakan rangkaian acara yang bertajuk A Week of ‘Celebrating Life’. 

Dengan tema “menghentikan kejahatan tanpa menghilangkan kehidupan”, CADPA ingin memberikan kesempatan bagi publik untuk lebih memahami tentang hukuman mati.

“Kami ingin mengajak melalui media foto serta pameran untuk melihat sisi real dari hukuman mati,” tutur Program Manager ASEAN HRWG sekaligus perwakilan CADPA, Daniel Awigra.

Menurut penuturan Direktur LBH Masyarakat Ricky Gunawan, acara ini juga bertujuan untuk mengubah opini publik yang setuju dengan hukuman mati, karena banyak yang tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya saat eksekusi dilakukan.

“Ketika di sel isolasi saya melihat sendiri Zulfikar Ali (salah satu terpidana hukuman mati) duduk di kursi roda dengan tabung oksigen, ini kan tidak pernah disampaikan ke publik,” tutur Ricky menceritakan pengalamannya saat mendampingi para terpidana hukuman mati.

“Wajah seperti ini yang mau kita tunjukkan ke publik dengan harapan berpikir ulang terhadap posisinya mengenai hukuman mati.”

Direktur The Habibie Center Rahimah Abdulrahim juga menuturkan hal yang serupa. Menurutnya, masih banyak yang masyarakat salah paham tentang gerakan anti hukuman mati.

“Masih banyak di luar yang masih menganggap bahwa kami tidak peduli dengan pemberantasan kejahatan narkotika. Ini justru yang perlu ditekankan, marilah kita cari cara lain,” tuturnya.

Selain seminar, acara ini juga menampilkan pameran fotografi dari fotografer asal Jepang yang berbasis di New York, Toshi Kazama. Kazama memiliki rangkaian foto bertajuk Juveniles of Death Row: Documentary Exploration yang menampilkan realita dari hukuman mati pada anak di beberapa negara.

I met so many executioners, everybody asking me. Toshi, please tell this to the whole world so that we don’t have to kill anybody. No one is happy killing a human being (Saya telah bertemu dengan banyak petugas eksekusi mati dan mereka semua berkata pada saya: ‘Toshi, tolong beritahukan ini kepada dunia agar kami tidak perlu membunuh lagi’. Tidak ada manusia yang senang membunuh manusia lainnya),” ujar Kazama.

Acara ini tidak hanya diselenggarakan di Indonesia. Sebelum di Jakarta, CADPA telah menyelenggarakan pameran ini sebanyak dua kali, di Timor Leste dan Kamboja. Setelah Jakarta, acara juga akan diselenggarakan di beberapa negara ASEAN lainnya.

A Week of ‘Celebrating Life’ akan berlangsung selama empat hari, mulai Rabu, 7 September hingga Sabtu, 10 September di Plaza Indonesia.

Berikut jadwal lengkapnya:

 —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!