Turunkan bendera Merah Putih, aktivis tolak reklamasi Bali jadi tersangka

Bobby Andalan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Turunkan bendera Merah Putih, aktivis tolak reklamasi Bali jadi tersangka
I Gusti Putu Dharma Wijaya jadi ditangkap karena menurunkan bendera Merah Putih

‎BALI, Indonesia — Seorang demonstran yang menolak reklamasi di Bali ditetapkan sebagai tersangka, pada Rabu, 7 September, malam.

I Gusti Putu Dharma Wijaya, salah seorang demonstran tolak reklamasi, ditetapkan sebagai tersangka akibat aksinya saat berdemonstrasi. Ia menurunkan bendera Merah Putih ketika berdemonstrasi di depan gedung DPRD Bali pada 25 Agustus lalu.

Dharma lantas menaikkan bendera Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI).

(BACA: Mengkritik reklamasi lewat tayangan indah Kala Benoa)

Warga Banjar Peken, Desa Adat Sumerta, itu ditangkap oleh Polda Bali di tempatnya bekerja pada Rabu malam, sekitar pukul 21:00 WITA.

Ia langsung ditetapkan sebagai tersangka. 

‎”Yang bersangkutan ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal 24 a juncto pasal 66 UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan,” kata kuasa hukum ForBALI, I Made Suardana, di Markas Polda Bali, Rabu malam.

Setelah menjalani pemeriksaan semalam, Dharma dibebaskan pada Kamis dini hari, 8 September. Kendati demikian, proses hukum tetap berjalan.

Ditangkap malam hari

Suardana mempertanyakan penangkapan dan penetapan tersangka terhadap Dharma. Ia membandingkan aksi Dharma dengan supporter sepakbola. 

“Bagaimana dengan supporter sepak bola yang mengikatkan bendera di lehernya?” kata Suardana.

Ia juga mengatakan pasal yang dijeratkan kepada Dharma itu tidak tepat. Sebab, pasal itu mengisyaratkan adanya kebencian terlebih dahulu terhadap aksi penurunan Sang Saka Merah Putih. 

“Kalau niat itu ada, baru bisa dijerat,” ujar Suardana. Menurutnya, saat penurunan bendera, sama sekali bendera kebangsaan Indonesia itu tidak diganti dengan bendera lain. 

“Tidak diganti. Merah Putih tetap berkibar. Di bawah bendera Merah Putih baru bendera ForBALI,” kata Suardana.

‎Suardana juga menyayangkan penangkapan terhadap Dharma yang menurutnya di luar prosedur.

“Tiba-tiba malam-malam diambil [ditangkap]. Masih ada cara yang lebih sehat, lebih santun. Kalau begini jelas dia ketakutan, ini teror,” kata Suardana. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!