PSSI sepelekan legalitas Alfred Riedl

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

PSSI sepelekan legalitas Alfred Riedl
Jangankan klub, PSSI sebagai induk organisasi klub-klub sepak bola juga abai terhadap legalitas pelatih asing.

JAKARTA, Indonesia — Buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya. Pepatah itu tepat menggambarkan kondisi sepak bola Indonesia. Sanksi yang diberikan, ternyata belum membuat mereka melek aturan dan taat pada regulasi negeri ini.

Mental yang buruk itu terlihat saat PSSI ternyata juga belum mengurus dokumen kerja pelatih-pelatih asing. Kondisi yang juga terjadi pada klub-klub anggota PSSI di Indonesia Soccer Championship A.

Belum redup teriakan banyakanya pelatih dan pemain asing yang tak mengurus dokumen sebagai tenaga kerja asing, terungkap akhirnya bahwa pelatih Timnas Alfred Riedl statusnya masih pekerja ilegal.

Selama melatih di Indonesia dia ternyata terbukti belum legal secara hukum. 

Ini bukan tanpa bukti. Pasalnya, selama melatih sejak Juni lalu, PSSI ternyata belum menguruskan dokumen Riedl sebagai pelatih asing yang legal. Karena itu, meski Riedl sudah dua bulan lebih melatih skuat Garuda, Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA)-nya ternyata tak pernah ada. 

Kasus ini terbongkar setelah surat dari PSSI didapatkan oleh awak media. Induk sepak bola di tanah air tersebut ternyata memohon rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk mengurus IMTA pelatih asal Austria tersebut.

Parahnya, PSSI memang kurang cermat dalam mengurus aturan sehingga ‎asisten pelatih Wolfgang Pikal dan asisten pelatih lainnya, Hans Peter Schaller, juga belum memiliki IMTA. Karena itulah, ketiganya dimohonkan rekomendasi, untuk mengurus IMTA via BOPI.

Kondisi ini disesalkan oleh Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali. Dia mengaku kecewa dengan kondisi ini karena ternyata PSSI, sebagai induk organisasi sepak bola, memberikan contoh yang tak baik.

“Sangat disesalkan, PSSI selaku induk organisasi sepak bola Indonesia yang dalam Statuta-nya dijelaskan tunduk dan patuh terhadap Undang Undang Negara justru melakukan pelanggaran.  Bagaimana anggotanya (klub) mau taat aturan bila induknya justru melanggar hukum negara. Ini kelalaian yang sangat menyedihkan,” dia menegaskan.

Saat dikonfirmasi, PSSI justru memilih tak menjawab panjang lebar. Seperti kecolongan, mereka tak mau menjelaskan kenapa mengurus dokumen lambat, dan apa yang menjadi alasan dokumen penting sebagai bukti bagian dari warga negara yang baik ternyata tak dilengkapi.

“Ya itu, saya bilang sudah diurus dan dokumennya sudah kami masukkan ke Imigrasi untuk diurus, sedang dalam proses,” kata Sekjen Azwan Karim saat dihubungi pada Kamis malam.

Saat ditanya ulang kapan diurusnya, nada suara Azwan semakin meninggi. “Sudah kami urus kok, saya lupa masukinnya kapan, yang jelas sudah diurus,” ucapnya.

Saat kembali ditanya penyebab lambatnya pengurusan, Azwan langsung memberikan ucapan terakhir sebelum mengakhiri pembicaraan. “Intinya sudah diurus,” dia menandaskan.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!