Apa kata mereka tentang tawaran pekerjaan untuk Jack Ma?

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Apa kata mereka tentang tawaran pekerjaan untuk Jack Ma?
Pemain e-commerce lokal mengatakan perlunya pemerintah segera mengeluarkan aturan terkait industri e-commerce.

JAKARTA, Indonesia — Ketika mengunjungi kantor Alibaba di sela-sela pertemuan negara G20 pada 4-5 September 2016 lalu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo secara resmi meminta Jack Ma untuk menjadi penasihat komite pengarah e-commerce di Tanah Air. 

Komite itu sendiri beranggotakan 10 menteri dan bertugas untuk menjalankan roadmap e-commerce yang dibuat oleh pemerintah Indonesia.

Berita ini sontak memunculkan kekhawatiran kalau Jack Ma akan bertindak dengan tidak objektif karena ia sendiri mempunyai bisnis e-commerce di Tanah Air dalam bentuk AliExpress dan Lazada

Bagaimana para pemain e-commerce lokal menanggapi hal ini?

idEA: Kami pastikan penunjukkan Jack Ma tidak kebablasan

Ketua Umum Indonesian E-Commerce Association (idEA) yang baru terpilih, Aulia E. Marinto, mengatakan kalau penunjukan Jack Ma tersebut murni inisiatif dari pemerintah.

“Kami justru mengetahui hal tersebut dari para teman-teman di media,” ujar Aulia, yang juga merupakan CEO dari e-commerce patungan Telkom dan eBay, yaitu blanja.

Meski demikian, Aulia mengaku tidak khawatir akan penunjukan Jack Ma tersebut. Ia beralasan kalau penasihat dari komite pengarah e-commerce tersebut nantinya tidak hanya diisi oleh Jack Ma, namun juga oleh tokoh-tokoh lain, termasuk yang berasal dari Indonesia.

“idEA akan mengawal proses pelaksanaan roadmap e-commerce tersebut, dan memastikan kalau peran Jack Ma dalam pembangunan e-commerce di Tanah Air tidak kebablasan,” ujar Aulia.

Ia justru berharap kalau kehadiran tokoh seperti Jack Ma bisa memberikan kontribusi ide agar industri e-commerce Indonesia bisa berkembang dengan baik. 

Terkait posisi Jack Ma yang kini merupakan pemilik Lazada, Aulia mengatakan kalau Lazada sendiri juga merupakan salah satu anggota idEA, dan selama ini seluruh anggota idEA selalu bersaing secara sehat.

“Harapan kami, pemerintah Indonesia bisa cepat mengeluarkan roadmap e-commerce ini, karena industri e-commerce tengah berkembang dengan sangat cepat.”

Perlu aturan yang memihak pemain lokal

Sementara itu, Andi S. Boediman, Managing Partner Ideosource yang merupakan investor dari Bhinneka, juga menegaskan perlunya pemerintah segera mengeluarkan aturan terkait industri e-commerce

Andi menjelaskan kalau pasar e-commerce Indonesia kini masih sangat terbuka bagi para pemain asing.

Menurut Andi, pemerintah Indonesia seharusnya tidak membuka mentah-mentah industri ini. Ia mencontohkan bagaimana Tiongkok mendorong persaingan industri internet di negaranya, namun secara bersamaan mereka juga menolak kehadiran Google dan Twitter hingga akhirnya bisa memberikan kesempatan bagi Baidu dan Sina Weibo untuk berkembang.

“Kita bisa melihat bagaimana Amazon hadir di India, dan kemudian ‘menghabisi’ para pemain lokal di sana,” tutur Andi.

Andi sendiri tidak memungkiri kalau Indonesia masih membutuhkan e-commerce asing dalam hal investasi maupun pertukaran ilmu. Namun ia juga berharap pemerintah Indonesia bisa membuat iklim usaha yang adil, seperti langkah beberapa negara Eropa yang kini mulai mengincar pajak dari para pemain internet besar seperti Google dan Facebook. —Rappler.com

Tulisan ini sebelumnya terbit di Tech in Asia

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!