Liga Champions: Menanti Debut Leicester City

Dwi Agustiar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Liga Champions: Menanti Debut Leicester City

AFP

Setelah empat tahun berlalu, Claudio Ranieri kini kembali ke Liga Champions.

JAKARTA, Indonesia — Perjalanan Leicester City di ajang Liga Primer Inggris musim lalu bak dongeng. Memulai musim dengan status nyaris terdegradasi, mereka akhirnya sukses menyabet gelar pada akhir musim.

Catatan ajaib tersebut membuat klub berjulukkan The Foxes ini berhak mendapatkan satu tempat di babak utama Liga Champions Eropa.

Dan Kamis dinihari nanti, 15 September 2016, untuk pertama kalinya dalam sejarah, mereka akan tampil di pentas Liga Champions, panggung terbesar sepak bola Eropa.

“Kami tidak ingin ini menjadi penampilan pertama sekaligus terakhir kami di Liga Champions,” kata pemain gelandang Leicester City, Danny Drinkwater, seperti dikutip dari Four Four Two, Rabu 14 September 2015.

Meski sukses meraih gelar Liga Primer, masih banyak yang menyangsikan kemampuan mereka bersaing dengan klub-klub elit Eropa. Maklum, Liga Champions adalah kompetisi para juara Liga.

Di sana ada nama-nama besar seperti Barcelona, Real Madrid, Bayern Muenchen, Paris Saint Germain, Juventus, hingga Napoli. Dan kalau mau jujur, peluang Leicester meraih trofi di turnamen ini memang sangat kecil.

Apalagi performa mereka belakangan ini cukup mencemaskan. Dalam empat pekan pertama Liga Primer Inggris, Leicester telah menelan dua kekalahan. Bahkan, dari empat laga tersebut, mereka hanya sekali meraih kemenangan.

Kekalahan paling menyedihkan adalah saat mereka dicukur Liverpool dengan skor 1-4 pada akhir pekan lalu. Kekalahan memalukan ini sangat mungkin memukul kepercayaan diri para pemain.

Lebih menyedihkan lagi jika melihat produktivitas gol mereka. Selama empat pekan itu, Leicester hanya mencetak empat gol. Sementara gawang mereka sudah kebobolan hingga tujuh gol.

Namun Drinkwater tetap optimistis timnya akan tampil berbeda di Liga Champions. “Kami pernah diremehkan di Liga Primer dan kami membuktikan sebaliknya,” kata Drinkwater. “Kami akan melakukan hal yang sama di Liga Champions.”

Leicester akan memulai petualangan mereka di Liga Champions dengan melawan klub asal Belgia, Brugge, di Jan-Breydel-Stadion, Kamis 15 September pukul 01:45 wib.

Kedua tim belum pernah bertemu dalam laga kompetitif. Sehingga, bisa dibilang, masing-masing buta terhadap kekuatan lawannya. Meski begitu kekuatan Brugge bisa diintip dengan melihat track record mereka di Liga Champions.

Brugge sudah lima kali tampil di Liga Champions sejak debut mereka pada 2005/2006. Namun langkah mereka selalu terhenti di babak penyisihan grup. Dalam 15 pertandingan Liga Champions, Brugge hanya dua kali mencatatkan clean sheet alias tidak kebobolan.

Selain itu, catatan Brugge setiap kali melawan tim Inggris juga buruk. Dalam delapan pertemuan dengan tim Inggris di kompetisi Eropa, tak sekalipun Brugge mengantongi kemenangan.

Asam-garam Claudio Ranieri

Sehingga peluang Leicester mencuri tiga poin di laga ini cukup besar. Apalagi, pelatih mereka Claudio Ranieri, punya segudang pengalaman di Liga Champions.

Pelatih asal Italia ini pernah membawa Inter Milan, AS Roma, Juventus, hingga Chelsea ke Liga Champions. Secara total, ia telah memainkan 40 pertandingan Liga Champions dan memenangi 18 di antaranya.

Terakhir kali Ranieri tampil di Liga Champions saat ia mendampingi Inter Milan menekuk Marseille dengan skor 2-1 pada 13 Maret 2012. Kini, setelah empat tahun berlalu, Ranieri kembali ke Liga Champions.

“Kami telah menulis dongeng yang menakjubkan musim lalu (dengan memenangi Liga Primer Inggris). Kini saatnya menulis dongeng lain di Liga Champions,” kata Ranieri. –Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!