Feyenoord vs Manchester United: Setan Merah mencari pelampiasan

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Feyenoord vs Manchester United: Setan Merah mencari pelampiasan

Michael Steele

Tak pernah menang dalam 2 laga terakhir Europa League, United dalam situasi yang berat untuk bisa memenangi laga.

JAKARTA, Indonesia — Upaya Jose Mourinho untuk mengambalikan mental juara Manchester United mulai menampakkan hasil — setidaknya di level domestik.

Dalam empat laga, mereka meraih tiga kemenangan beruntun sebelum dihentikan Manchester City dengan skor 1-2. 

Hasil dalam 4 laga perdana tersebut memang tidak sempurna. Tapi juga tidak parah-parah amat. Kekalahan atas rival sekota tersebut juga tidak terlalu parah. Mereka terbukti mampu memberi perlawanan di babak kedua. 

Jika mentalitas mereka masih sama seperti musim lalu, bisa dibayangkan bakal seperti apa gawang mereka dibombardir pasukan Josep “Pep” Guardiola tersebut. Lagi pula, dengan laga baru berjalan 4 pekan, Mourinho masih bisa melakukan banyak pembenahan. 

(BACA: Hasil liga Inggris: City taklukkan MU di Old Trafford)

Apalagi, patut diingat bahwa kompetisi ini berformat liga. Tim tidak harus tak terkalahkan untuk menjuarainya. Ini kompetisi panjang. Satu tim bisa kalah dalam beberapa laga, tapi tetap bisa memenangi pertarungan jika mereka fokus dalam perburuan gelar juara dalam jangka panjang. 

Masalahnya, United tak hanya bertarung di level domestik. Mereka juga menargetkan pembenahan performa di level Eropa. Apalagi, sejak 25 Februari, Wayne Rooney dan kawan-kawan tak pernah menang di level Eropa. Setelah menang besar 5-0 atas Midtjylland, mereka keok 0-2 dan hanya bisa bermain seri 1-1 melawan rival abadi Liverpool di 16 besar. 

Karena itu, setelah United berada di jalur yang tepat di level domestik, saatnya Mourinho membenahi mentalitas pasukan di level Eropa. Dan ujian pertama itu tidak main-main. Mereka harus menghadapi jawara Piala KNVB musim lalu, Feyenoord, pada laga perdana grup A Europa League, Jumat, 16 September pukul 00:00 WIB di Rotterdam. 

Feyenoord di tangan Giovanni van Bronckhorst mulai menampakkan perubahan. Musim lalu manajer berdarah Maluku itu berhasil mengakhiri puasa gelar Feyenoord selama 8 tahun dengan meraih Piala KNVB.

Musim lalu pula, rival abadi Ajax Amsterdam ini kembali menjadi tiga besar Eredivisie. Perbaikan dari era Fred Rutten (2014-2015) yang hanya bisa sampai peringkat keempat plus nirgelar. 

Musim ini, polesan mantan pemain Barcelona itu juga terus membawa hasil positif. Dirk Kuyt dan kawan-kawan tampil sempurna di 5 laga. Total mereka menciptakan 15 gol dan hanya kebobolan 1 gol. Ini  berarti rata-rata mereka mencetak 3 gol di tiap laga. 

Agresivitas yang luar biasa tersebut harus ditaklukkan pasukan Mourinho. Apalagi, Feyenoord kini sudah berstatus sebagai pemuncak klasemen Eredivisie. 

Situasi semakin sulit bagi United karena di kubu tuan rumah ada musuh lama. Dia adalah Dirk Kuyt. Kuyt merupakan pemain loyal di Liverpool, musuh abadi United. Tak tanggung-tanggung, “jabatan” Kuyt di Feyenoord adalah kapten tim. 

“Saya bermain di Liverpool selama enam tahun. Karena itu, laga ini adalah salah satu laga terbesar saya musim ini,” kata Kuyt seperti dikutip Sports Mole.

Dengan laga terakhir menghasilkan kemenangan 3-1 atas ADO Den Haag dan meladeni United di kandang, Stadion Feijenoord, pasukan Van Bronckhorst dalam kondisi yang sempurna untuk menjamu United. 

Gaya permainan Feyenoord yang agresif dengan formasi 4-3-3 bakal menyulitkan United. Apalagi klub berjuluk De club aan de Maas tersebut bakal mengandalkan skuat muda.  

Memang, beberapa andalan Van Bronckhorst seperti Eljero Elia, Kenneth Vermeer, Miquel Nelom, dan Sven van Beek kemungkinan bakal absen. Tapi, line up United juga tidak meyakinkan.

Hasil buruk di laga terakhir melawan City membuat kepercayaan diri tim sedikit terganggu. Jadwal ketat di pekan-pekan Liga Primer selanjutnya harus diantisipasi Mourinho. Karena itu, para pemain utama yang tampil di laga melawan City bakal disimpan. Sebagai gantinya, para pemain muda bakal turun. 

Bek kanan Timothy Fosu-Mensah bakal mengisi posisi bek kanan yang biasa dihuni Antonio Valencia. Sedangkan Marcos Rojo akan menggantikan Luke Shaw yang cedera hamstring di sisi seberang sayap. 

Ujung tombak kemungkinan tak bakal diis lagi oleh bomber Zlatan Ibrahimovic. Striker Swedia itu harus disimpan demi kebugaran di laga-laga Liga Primer. Posisinya akan diisi striker belia Marcus Rashford. 

Mourinho tidak terlalu khawatir dengan skuat belia dalam laga melawan Feyenoord. Menurut dia, itu adalah bagian dari sistem yang dia bangun, yakni memberi kesempatan yang sama kepada para pemain. 

Tujuannya, mereka bisa menampilkan performa terbaiknya. Dengan demikian, “kompetisi” di level internal pun terbangun. 

“Dengan bertahun-tahun pengalaman saya sebagai manajer, saya hanya tahu satu cara untuk memilih pemain: bermain baiklah dan kamu akan diberi kesempatan,” kata Mourinho seperti dikutip situs resmi United

“Beberapa pemain muda sudah mampu menghadapi kompetisi seperti ini. Saat mereka tampil di lapangan, mereka tak ingin mengecewakan,” imbuhnya.

Dengan situasi tersebut, banyak yang memprediksi laga akan berakhir seri. Sebagai dua tim yang—di atas kertas—paling favorit di grup A, hasil seri bakal menguntungkan kedua kubu. United butuh menjaga fisik di level domestik sedangkan Feyenoord hanya perlu menjaga kansnya tetap terbuka. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!