PON Jabar 2016: Jalan pintas meraih emas

Alif Gusti Mahardika

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

PON Jabar 2016: Jalan pintas meraih emas
10 atlet masih terganjal persoalan mutasi dua pekan sebelum PON Jabar 2016 dimulai.

JAKARTA, Indonesia – Hanya dua pekan sebelum perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar 2016 digelar, nasib Glenn Victor Sutanto belum juga jelas.

Atlet renang peraih medali emas Sea Games 2013 itu terkatung-katung lantaran namanya belum terdaftar secara resmi dalam kontingen Jawa Timur.

Ia tersandung masalah domisili. Glenn sebelumnya tercatat sebagai atlet Jawa Barat. Ia bahkan pernah membela Jawa Barat pada PON 2012.

Namun Glenn memutuskan hengkang ke Jawa Timur. Jawa Barat yang merasa dikhinati kemudian melayangkan protes.

Protes inilah yang membuat Glen terkatung-katung. Untungnya, tiga hari sebelum PON 2016 dibuka, kepastian itu datang: ia bisa membela Jawa Timur.

Ketua Bidang Pertandingan PON 2016, Yudha M Saputra, mengatakan Glenn hanya satu dari 10 atlet yang tersandung kasus domisili dua pekan sebelum PON Jabar 2016 dimulai.

“Dari data yang diberikan tim keabsahan, kurang dari 10 atlet belum selesai,” kata Yudha M Saputra pada akhir Agustus lalu. 

Atlet lain yang tersandung kasus ini antara lain Ressa Kania Dewi (renang putri), Hermawanto (biliar), Imam Tauhid (karate), dan Toni Mamiri (panjat tebing).

Ressa seberuntung Glenn. Perenang yang semula membela Jawa Barat ini akhirnya bisa pindah ke Jawa Timur beberapa hari sebelum PON dimulai.

Bahkan dia telah mempersembahkan medali emas dari nomor 200 meter gaya ganti perseorangan pada cabang renang prestasi, Rabu, 14 September 2016.

Ini menjadi persembahan emas pertama buat Jawa Timur. Selain itu, Ressa juga menyumbang satu medali perak dari nomor 400 meter gaya bebas putri.

Imam Tauhid, Herowanto, dan Toni Mamiri pun kini sudah bisa bernafas lega karena sudah bisa membela Jawa Barat pada PON kali ini.

Imam Tauhid dan Toni Mamiri sempat dipersoalan oleh Jawa Tengah sementara Herowanto akhirnya dilepas oleh Sumatera Selatan untuk membela Jawa Barat.

“Jadi akan saya persembahkan yang terbaik untuk Jawa Barat,” kata Imam seperti dikutip dari laman resmi PON Jabar 2016.

Kenapa para atlet pindah

Setiap provinsi sudah pasti ingin menggondol medali emas sebanyak-banyaknya. Untuk itu mereka membutuhkan atlet-atlet bertalenta besar.

Namun menciptakan atlet-atlet berkualitas bukan perkara gampang. Diperlukan pembinaan yang telaten dan karenanya sangat memakan waktu.

Karena itu banyak daerah yang tak sabar kemudian mengambil jalan pintas dengan membajak atlet daerah lain. Cara ini lebih praktis, tapi butuh modal besar.

Jawa Timur, misalnya, menyiapkan bonus sebesar Rp 500 juta kepada atlet angkat besi peraih medali perak di Olimpiade Rio 2016: Eko Yuli Irawan. Eko pada PON sebelumnya membela Kalimantan Timur.

“Atlet bawa nama baik daerahnya jadi perlu diapresiasi,” kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada Kamis, 8 September 2016.

Mutasi atlet halal

Perpindahan atlet dari satu daerah ke daerah lain sejatinya bukan sesuatu yang haram. Sebab Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) telah membuat aturannya.

Surat Keputusan (SK) KONI Pusat Nomor 56 Tahun 2010 Pasal 12 mengatur hal ini. SK tersebut menyatakan mutasi atlet dari satu daerah ke daerah sah jika dilakukan selambat-lambatnya 2 tahun sebelum PON digelar –Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!