Pidato Kalla di Sidang Umum PBB: Mari akhiri penderitaan para pengungsi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pidato Kalla di Sidang Umum PBB: Mari akhiri penderitaan para pengungsi
Kalla meminta masyarakat internasional bekerjasama memastikan bahwa tragedi kemanusiaan tersebut dapat dicegah

 

JAKARTA, Indonesia — Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengajak kerjasama internasional untuk menangani masalah pengungsi yang menjadi krisis global saat ini. Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations General Assembly) di New York, Amerika Serikat, pada Senin, 19 September, waktu setempat (atau Selasa, 20 September WIB).

“Tantangan ini terlalu besar bagi setiap negara atau wilayah untuk menangani sendiri. Sebuah kerjasama internasional yang lebih baik dan lebih inklusif diperlukan,” kata Kalla, seperti dikutip dari situs wapresri.go.id.

Menurutnya, banyaknya konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia, menyebabkan masalah pengungsi menjadi krisis global. Dalam menanganinya tidak dapat dilakukan oleh satu negara. Untuk itu, diperlukan kerjasama internasional yang lebih baik dan inklusif.

Kalla mengatakan, saat ini banyak orang meninggalkan negara mereka untuk mengungsi, akibat dari konflik yang terjadi di negara mereka. Padahal dalam perjalanan, mereka harus menghadapi tantangan yang dapat mengancam jiwa mereka. Namun ia menyayangkan bahwa masih banyak masyarakat dunia yang tidak peduli dengan masalah ini.

“Konflik, perang, dan kerusuhan sosial, di banyak bagian dunia telah memaksa orang untuk meninggalkan rumah mereka, sementara masyarakat internasional berdiam diri melihat jumlah imigran yang tak terhitung jumlahnya tenggelam di Laut Mediterania,” katanya.

Oleh karena itu, Kalla meminta masyarakat internasional dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa tragedi kemanusiaan tersebut dapat dicegah dan tidak terjadi lagi di masa depan.

Menurut Kalla, meskipun tidak termasuk dalam Konvensi 1951, Indonesia tetap memberikan bantuan yang bersifat kemanusiaan kepada para imigran yang membutuhkan. Saat ini jumlah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia hampir mencapai jumlah 14.000 orang.

Dalam hal penanganannya, Indonesia bekerja sama dengan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengenai penyediaan fasilitas dan penampungan sementara, termasuk program repatriasi dan pemukiman kembali.

Terkait hal ini, ia menjelaskan, Indonesia telah memprakarsai Bali Process, yang merupakan pendekatan yang dilakukan secara holistik untuk mengatasi penyelundupan orang, perdagangan manusia, dan kejahatan lintas batas.

Mengakhiri pidatonya, Kalla berharap pertemuan yang dihadiri para kepala negara ini akan menghasilkan perbaikan nyata dalam penanganan pengungsi.

“Untuk mencegah lebih banyak lagi pengungsi yang kehilangan nyawa dalam perjalanan mereka, untuk melindungi mereka yang membutuhkan bantuan kemanusiaan, serta untuk mengakhiri penderitaan jutaan pengungsi yang berada di berbagai penampungan,” katanya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!