Lima kejutan dalam PON Jabar 2016

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lima kejutan dalam PON Jabar 2016
Beberapa kejutan tak menyenangkan terjadi dalam perhelatan PON Jabar 2016

BANDUNG, Indonesia – Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat telah berlangsung selama sepekan lebih.

Dibuka dengan pesta kembang api yang memukau di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Sabtu, 17 September 2016, hajatan bernilai Rp 2,3 triliun ini ternyata menyimpan sejumlah “kejutan”.

Berikut lima kejutan tersebut:

1. Boikot dan Walkout di Pertandingan Cabor Judo

Aksi walkout (WO) Kontingen Judo DKI Jakarta mewarnai hari terakhir pertandingan Cabang Olahraga (cabor) Judo di Gelanggang Olahraga (GOR) Saparua Jalan Ambon Kota Bandung, Senin 19 September 2016.

Aksi WO atlet putra Kontingen DKI Jakarta ini terjadi saat hendak menghadapi Kontingen Banten. Langkah serupa juga dilakukan atlet putri Kontingen DKI Jakarta. Para atlet dan pelatih meninggalkan arena sebelum pertandingan melawan Kontingen Jambi dimulai.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap panitia pelaksana (panpel), wasit, serta juri yang dianggap memihak tuan rumah dalam pertandingan sebelumnya.

Dua hari sebelumnya, aksi boikot pertandingan Judo juga dilakukan Kontingen Jawa Timur. Alasannya pun serupa, yakni keberpihakan panpel, wasit, dan juri terhadap tuan rumah.

“Ada keputusan wasit yang cenderung memenangkan tuan rumah. Kalah dan menang itu hal yang biasa dalam pertandingan tapi kemenangan itu harus diperoleh dalam sportivitas,” kata Humas Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Jawa Timur, Ismuyo.

Ismuyo telah melayangkan surat protes kepada panpel. Surat tertanggal 17 September 2016 itu ditandatangani pula oleh lima kontingen lainnya, yakni DI Yogyakarta, Sumatera Utara, Banten, Bali, dan Lampung.

Menanggapi aksi boikot dan WO, Panitia Pelaksana Pertandingan Judo, Hendri mengatakan, hal itu akan menjadi masukan. “Pandangan orang bisa beda-beda, tapi kalau Jatim mengatakan itu keberpihakan, yah kita terima sebagai bahan koreksi dan evaluasi, itu saja,” ujar Hendri.

2. Atlet Gantole Hilang

Rizalul Pathani, atlet cabang olahraga (cabor) Gantole di PON XIX/2016 Jabar, hilang terseret angin kencang saat bertanding di nomor pertandingan Gantole Lintas Alam Jarak Terbatas Babak III di Gunung Lingga Batu Dua Kabupaten Sumedang, Minggu, 18 September 2016.

Rizal mulai melayang pada pukul 14.30 wib. Tiga puluh menit kemudian, Rizalul mengabarkan dari udara bahwa dia mengeluarkan parasut cadangan. Namun setelah itu, hilang kontak.

Polisi dan Badan SAR Nasional (Basarnas) melakukan pencarian dengan menerjunkan tiga tim. Tim pertama, mencari di area Cibugel dan sekitarnya. Tim kedua, mencari di area Limbangan dan sekitarnya. Sedangkan, Tim ketiga, mencari di area Nagreg dan sekitarnya.

Setelah dua jam hilang, Rizalul akhirnya ditemukan selamat di semak-semak pesawahan yang masuk ke wilayah Desa Bangbayang Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Ia ditemukan seorang warga setempat bernama Dadang pada pukul 17.00 wib.

“Kondisinya sehat, selanjutnya dibawa oleh tim sesama atlet untuk dilakukan pengecekan kesehatan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol. Yusri Yunus, saat dihubungi Rappler.

3. Bentrok Supporter Bola

Bentrok antar supporter terjadi saat pertandingan lanjutan cabang olahraga (Cabor) Sepak Bola antara kesebelasan DKI Jakarta dan Jawa Barat. Petugas pengamanan sempat menghentikan pertandingan untuk meredakan kerusuhan yang terjadi.

Kericuhan terjadi saat memasuki istirahat babak pertama pertandingan lanjutan Grup A di PON XIX/2016 Jabar yang berlangsung di Stadion Pakansari Kabupaten Bogor. Diawali saling ejek antara kedua supporter, berlanjut dengan aksi serang di bangku penonton stadion.

Beberapa penonton yang terjebak di tengah bentrokan, lari berhamburan keluar stadion. Seorang supporter perempuan terlihat jatuh pingsan. Satuan Brimob langsung menembakkan gas air mata ke tengah kerumunan. Sementara sejumlah supporter yang dianggap provokator ditangkap.

Menanggapi peristiwa tersebut, Ketua Umum PB PON XIX/2016 Jabar, Ahmad Heryawan, mengatakan peristiwa itu gambaran dari hubungan para supporter kedua kubu yang tidak harmonis.

“Mungkin ini gambaran Persib dan Persija atau bobotoh (Viking) dengan Jakmania. Mungkin situasi bobotoh dengan Jakmania terbawa ke situ. Tapi kan sudah diantisipasi,” kata Gubernur Jawa Barat itu.

4. Penolakan Wild Card Tuan Rumah di Cabor Berkuda

Sembilan kontingen Cabang Olahraga (Cabor) Berkuda pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jabar menolak aturan “Wild Card” bagi joki dan kuda tuan rumah.

Kesembilan kontingen itu adalah Jawa Timur, Riau, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan DKI Jakarta.

Aturan Wild Card itu tertuang dalam Technical Hand Book (THB) Cabor Berkuda Pacuan Khusus pada Sistem Pertandingan angka 8 huruf a yang berbunyi, “Tuan rumah mendapat 2 (dua) Wild Card yang otomatis lolos ke final setiap kelasnya.

Dengan aturan itu, tuan rumah bisa menempatkan 10 ekor kudanya di final tanpa melalui babak penyisihan. Aturan ini ditolak karena mekanisme penerbitan THB tidak sesuai dengan aturan.

“Harusnya THB dibahas bersama dengan seluruh Pengprov (Pengurus Provinsi) PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia) dan selanjutnya diputuskan melalui Rakernas (Rapat Kerja Nasional),” kata Tubagus Deni Sunardi, Tim Advokasi KONI DKI Jakarta,.

Tim Advokasi kontingen DKI Jakarta bersama kontingen dari provinsi lain akan menggugat permasalahan Wild Card ini ke Dewan Hakim PB PON, jika perlu sampai ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI).

“Karena aturan ini sangat mencederai nilai-nilai sportifitas,” begitu bunyi surat pernyataan yang ditandatangani 9 perwakilan kontingen cabor berkuda.

Menanggapi protes tersebut, Ketua Umum PB PON XIX/2016, Ahmad Heryawan, menyatakan protes yang disampaikan 9 kontingen cabor berkuda terlalu dini. Pasalnya, technical meeting untuk menentukan sistem pertandingan belum dibahas dan disepakati.

“Wild Card itu baru tertulis di Technical Hand Book. Itu dibuat dua tahun lalu dan gak ada yang protes. Baru protesnya sekarang. Dan protesnya kecepatan. Segala urusan itu akan diselesaikan di technical meeting. Technical meetingnya baru besok (Selasa 20 September 2016),” kata Ahmad Heryawan, Senin 19 September.

5. Ricuh Supporter Polo Air dan Petugas Pengamanan

Pertandingan semi final cabang olahraga polo air antara Kontingen Jawa Barat melawan Sumatera Selatan terjadi di Pusat Olahraga Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin 19 September 2016, diwarnai kericuhan antar pemain.

Keributan kemudian merembet ke tribun penonton yang diawali pukulan yang diduga oknum aparat kepada atlet Kontingen DKI Jakarta yang sedang menyaksikan pertandingan.

Dalam video yang diunggah ke Youtube, terjadi adu pukul antara penonton dan aparat berseragam. Video itu mengundang kecaman dari netizen dan membuat #PONJabarKacau menjadi trending topic di media social.

Atas kejadian tersebut, Ketua Kontingen Jawa Barat Mayjen TNI Hadi Prasojo meminta maaf. Panglima Kodam III Siliwangi itu juga menyatakan telah memberikan teguran terhadap aparat yang terlibat.

“Minta maaf kalau ada anggota saya ada (tindakan) yang kurang berkenan di masyarakat,” katanya saat jumpa pers di Markas Kodam III Siliwangi Kota Bandung, Selasa 20 September 2016.

Hadi sekaligus menjelaskan kronologis yang terjadi. Menurutnya, aparat yang mengenakan seragam tersebut adalah petugas pengamanan yang sedang berjaga di lokasi pertandingan itu.

Kericuhan terjadi, lanjut Hadi, karena ada supporter yang melempar botol minum dan mengenai aparat. Aparat bersangkutan sudah mengingatkan namun tidak digubris supporter tersebut yang akhirnya memancing emosi petugas.

Untuk mengantisipasi hal itu kembali terjadi, Hadi telah memerintahkan seluruh petugas pengamanan dari TNI agar tidak mudah terpancing emosinya.

“Jadi kita mengharapkan dan sudah diperintahkan supaya aparat yang bertugas di venue tidak terpancing emosi di lapangan,” ujarnya. –Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!