Banjir di Garut, 16 orang tewas

JAKARTA, Indonesia – Banjir bandang menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Garut pada Selasa malam, 21 September 2016. Ketujuh kecamatan itu adalah Bayongbong, Garut Kota, Banyu Resmi, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul,  Karang Pawitan, dan Samarang.

Akibatnya 16 orang tewas, 8 orang masih dalam pencarian, dan tak kurang dari 1.000 jiwa diungsikan, salah satunya ke Korem 062 Tarumanegara, Kodim 0611 Garut, serta beberapa pos pengungsian lain. 

Saat ini Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat masih terus mencari korban hilang. Mereka juga telah mendirikan dapur umum untuk para pengungsi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya mengatakan penyebab banjir adalah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa, 20 September 2016. Akibatnya, debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik dengan cepat.

“Saat ini sebagian banjir sudah surut. Ini menunjukkan kondisi hulu DAS Cimanuk sudah rusak dan kritis,” demikian pernyataan tertulis dari Sutopo Purwo.

Sementara itu, pada waktu yang hampir bersamaan, terjadi longsor di Desa Cimareme, Dusun Ciherang,  Ciguling, Singkup, Cimareme,  Babakan Gunasari, serta Desa Ciherang Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang pada  pukul 22.00 Wib.

Longsor menyebabkan 3 orang tewas, 2 orang luka dan 1 orang masih dalam pencarian. 3 unit rumah rusak, 1 mushola hancur dan 200 rumah terdampak di Dusun Ciherang. Di Dusun Cimareme ada 2 unit rumah tertimbun, dan di Dusun Babakan Gunasari 100 jiwa dievakuasi.

Sutopo Purwo mengingatkan masyarakat untuk terus berhati-hati karena hujan akan terus terjadi hingga puncaknya pada Januari 2017. Intensitas hujan yang tinggi bisa menyebabkan banjir dan longsor. –Rappler.com