Manchester United vs Leicester City: Saatnya kembali ke jalur juara

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Manchester United vs Leicester City: Saatnya kembali ke jalur juara

Michael Steele

United harus segera menghentikan tren negatif di Liga Primer.

JAKARTA, Indonesia — Masa recovery Manchester United dari kekalahan biasanya cukup cepat. Satu kekalahan saja sudah bisa melejitkan mereka kembali ke jalur juara. Terutama di era Sir Alex Ferguson.

Seperti yang biasa dia katakan. “Tim memang kalah hari ini. Tapi kami akan kembali lebih kuat lagi,” katanya dalam beberapa kesempatan.

Namun, musim ini, sejak keok 1-2 oleh Manchester City, mereka melalui masa-masa pemulihan yang cukup panjang. Di Liga Primer, United harus menelan pil pahit kekalahan dari klub kecil Watford 1-3. 

Di ajang Europa League, atau tepat satu laga setelah melawan City, pasukan Jose Mourinho itu juga dihajar klub Belanda Feyenoord Rotterdam 0-1. 

Memang, masa pemulihan itu mulai terlihat di ajang Piala Liga. Wayne Rooney dan kawan-kawan menang 3-1 atas Northampton Town FC. Namun, klub asal East Midlands tidak berada di level United. Mereka hanya tim gurem yang berkiprah di League One alias dua kasta di bawah Liga Primer. 

Karena itu, ujian sesungguhnya tetap di kasta tertinggi sepak bola Inggris tersebut. Tak tanggung-tanggung, kali ini yang akan menjadi ganjalan mereka adalah sang juara bertahan Leicester City. Tim berjuluk The Foxes itu akan bertamu ke kandang United, Old Trafford, Sabtu, 24 September pukul 18.30 WIB.

Semangat Leicester tidak hanya menjaga konsistensi mereka yang dalam lima laga Liga Primer roller coaster. Hanya menang dua kali, dua kali kalah, dan sisanya seri. Tapi juga semangat balas dendam kekalahan di laga pembuka musim 2016/2017.

Di ajang Community Shield, pasukan Claudio Ranieri itu dibekuk 1-2. 

“Jika kamu tampil di stadion besar seperti ini (Old Trafford), kamu selalu ingin memberikan penampilan terbaikmu,” kata Ranieri seperti dikutip BBC

Apalagi, tim yang dikuasai korporasi asal Thailand tersebut mulai menemukan kembali performanya. Setelah kalah menyakitkan 1-4 dari Liverpool, mereka bangkit dengan menang besar 3-0 atas Burnley. 

Bintang baru publik King Power Stadium juga sudah lahir. Dia adalah Islam Slimani. Pemain 28 tahun asal Aljazair tersebut terbukti mampu mengemban beban mencetak gol selain Jamie Vardy dan Riyad Mahrez. Dalam laga melawan Burnley, pemain yang direkrut dari klub Portugal Sporting itu memborong 2 gol. Slimani menjadi solusi di tengah mandulnya striker kedua Leonardo Ulloa. 

Jika Slimani tak bisa diandalkan dalam laga melawan United nanti, Ranieri bisa memainkan Shinji Okazaki. Striker Jepang tersebut dalam kondisi yang bagus setelah memborong 2 gol dalam laga melawan Chelsea di Piala Liga. 

Masalahnya, lini belakang Leicester sedang bermasalah. Mereka kebobolan 11 gol dalam 7 laga di semua ajang. Padahal, salah satu kekuatan mereka saat menjuarai Liga Primer musim lalu adalah angka kebobolan yang tak terlalu besar. Mereka mencatatkan statistik sebagai tim paling sedikit kebobolan kedua dengan 36 gol. 

Salah satu penyebabnya adalah tidak ada lagi raja intersep N’Golo Kante. Pemain Perancis itu hijrah ke Chelsea musim ini. Kehadiran Nampalys Mendy belum mampu menggantikan peran Kante. Bahkan, dalam laga melawan United nanti, Mendy kemungkinan tak bisa turun karena cedera saat latihan. 

Selain itu, penyebab lain adalah absennya kiper-kiper utama Kasper Schmeichel. Putra legenda United Peter Schmeichel tersebut beberapa kali dibekap cedera. Dia absen karena cedera hernia pada 27 Agustus hingga 9 September lalu. Kemudian, dia kembali absen pada 15-24 September. 

Dalam laga melawan United, posisinya kemungkinan akan diisi Ron-Robert Zieler. 

Tak ada kekalahan kedua di Old Trafford

Dengan situasi tersebut, Manchester United seharusnya bisa memanfaatkannya. Apalagi, berdasarkan statistik, United tak pernah kalah 2 kali dalam 3 laga kandang di awal musim. Setelah keok melawan City di kandang sendiri, inilah saat bagi tim berjuluk Setan Merah itu untuk membalasnya. 

Namun, Mourinho tampaknya harus menemukan formula anyar untuk mengembalikan performa tim. Sebab, terbukti skema yang dia jalankan menemui banyak kendala. Hal itu terlihat saat United miskin kreasi melawan tim yang bertahan total seperti Watford. 

Paul Pogba juga terlihat tak nyaman dengan terus-menerus di posisi gelandang jangkar. Padahal, sebelum datang ke Old Trafford, dia beberapa kali mengatakan posisi nyaman bagi dirinya adalah sebagai gelandang kiri dalam format 4-3-3 atau winger kiri dalam format 4-2-3-1. 

Kreativitas permainan juga harus dipikirkan manajer asal Portugal tersebut. Wayne Rooney yang dipasang sebagai gelandang serang kerap tak membuat banyak perbedaan. Mantan striker yang kini jadi sentra permainan itu bingung saat semua ruang serangan tertutup.

Solusinya adalah mendorong para pemain kreatif seperti Pogba dan Marcus Rashford bergerak bebas. Terutama Rashford yang dalam dua laga terakhir selalu mencetak gol. Dalam format 4-3-3, trio lini depan bisa diisi Henrikh Mkhitaryan, Zlatan Ibrahimovic, dan Rashford di kiri. 

Jika sisi kreativitas tak dibenahi, Leicester yang gemar bermain bertahan bisa menjadi Watford kedua bagi United. Itulah yang juga diwaspadai Mourinho. 

“Cara mereka bertahan sangat terang dan jelas. Organisasi serangan mereka juga sederhana. Tapi, sangat sulit diantisipasi,” kata Mourinho seperti dikutip BBC

“Kami bakal sangat kesulitan mencetak gol ke gawang mereka,” ujar Mourinho menambahkan.—Rappler.com

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!