Latin America

‘ICAD 2016’: Merayakan kreativitas seni dan desain Indonesia

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘ICAD 2016’: Merayakan kreativitas seni dan desain Indonesia
Mengusung tema ‘Seven Scenes’, menyajikan tujuh proyek kolaborasi karya seniman dan desainer

JAKARTA, Indonesia – Untuk yang ketujuh kalinya, gelaran Indonesia Contemporary Art & Design (ICAD) kembali diadakan tahun ini.

Diselenggarakan oleh Yayasan Design+Art Indonesia bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Artura Insanindo, Mesa hotel and Resort serta Grand Kemang Hotel, ICAD tahun ini akan berlangsung dari 7 Oktober – 7 Desember.

Berbeda dengan penyelenggaraan ICAD tahun-tahun sebelumnya, ICAD 2016 digelar lebih besar dan luas. Melibatkan banyak seniman yang berkolaborasi sebagai kelompok-kelompok yang menyajikan karya terbaiknya.

Hotel Grand Kemang yang berlokasi di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, dipilih kembali sebagai lokasi penyelenggaraan ICAD tahun ini.

Mural karya kolaborasi seniman Eko Nugroho dan Gardu House yang bertajuk 'Menyusun Serpihan Pelangi' menggunakan material akrilik. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.com.

Mengusung tema Seven Scenes, ICAD 2016 menampilkan tujuh proyek kolaborasi dari berbagai genre seni.

Agung Kurniawan (seni rupa), Budi Pradono (arsitektur), Eko Nugroho (seni rupa), Hermawan Tanzil (desain grafis), Oscar Lawalata (desain tekstil), Tita Salina (urban play) dan Tromarama (videografi) adalah jajaran seniman yang berpartisipasi di ICAD 2016.

Lewat karya yang bertajuk 'Kemang RT/RW', Hermawan Tanzil berkolaborasi dengan sebelas seniman muda yang mencoba mengisahkan cerita-cerita kecil masyarakat di seputaran Kemang. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.com.

Seven Scenes sendiri diinisiasi oleh tujuh seniman yang berkolaborasi dengan seniman atau desainer muda dalam usaha mereka untuk mengintepretasikan pesan kehidupan sehari-hari di wilayah Kemang.

“Kami memilih tujuh ‘pendekar’ yang kami berikan keleluasaan untuk mengeksplor proyek mereka dengan berkolaborasi dengan seniman atau desainer muda. Inilah yang menghasilkan Seven Scenes,” ujar Hafiz Rancajale, Kurator ICAD 2016.

Karya hasil kolaborasi Agung Kurniawan dan Prihatmoko Moki ini bertajuk 'Kimchil Series' yang diolah dari bahan besi las dan cat minyak. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.com.

Selain tujuh proyek kolaborasi, ICAD 2016 juga menampilkan instalasi fashion kontemporer yang melibatkan karya dari empat seniman dan desainer yakni Anton Ismael (fotografer), Felicia Budi (fashion), Marishka Soekarna (seni rupa) dan Tommy Ambiyo (fashion).

Karya Agung Kurniawan lainnya yang berjudul 'The Soap Project', hasil kolaborasi dengan Kinanti Soap yang menampilkan ukiran wajah-wajah orang-orang yang 'dilenyapkan negara' seperti Munir, Trubus, Marsinah, Widji Thukul dan Udin. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.com.

Tak hanya menampilkan pameran karya para desainer dan seniman, ICAD 206 juga menggelar sejumlah aktivitas pendukung lainnya seperti konvensi tentang desain, seni, kriya dan film. Aktivitas ini akan mengundang sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri.

Lokasi lain yang masih berada di area Kemang seperti Kinosaurus dan CoffeeWar juga dipilih sebagai venue aktivitas pendukung lainnya seperti pemutaran film restorasi dan diskusi film serta bedah buku.

Karena mengambil lokasi utama di hotel, maka ICAD pun bisa disebut sebagai pameran seni yang buka 24 jam karena mengikuti jam operasional hotel. “Kapan pun pengunjung mau datang, silahkan menikmati banyak karya di area Grand Kemang,” tambah Hafiz.

Seniman Budi Pradono menggambarakan fenomena ekspansi urban yang tak hanya menciptakan euforia tapi juga ketakutan. Berkolaborasi dengan Farhan Siki, karya instalasi kayu dan maket studi ini diberi judul 'Kampung Vertikal'. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.com.

Diana Nazir, Direktur Festival, menyebutkan bahwa seperti tahun sebelumnya, ICAD tahun ini memiliki misi untuk menjadikan seni dan desain lebih dekat dan relevan dengan masyarakat.

“Semoga ICAD Seven Scenes dapat menginspirasi publik untuk membaca ruang dan kota sebagai suatu gagasan, di mana seni dan desain dapat menjadi medium untuk mengekspresikan gagasan tersebut,” kata Diana.-Rappler.com.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!